Tanto Gunawan (47), buruh penambal perahu nelayan asal Kampung Bayah Tugu, Desa Bayah Barat, Kecamatan Bayah, kesulitan memenuhi kebutuhan seragam sekolah anaknya. Penghasilannya yang tidak menentu membuatnya terpaksa harus memohon bantuan dengan menyambangi rumah warga meminta bantuan seragam bekas untuk anaknya sekolah.
MASTUR – Lebak
Setelah bercerai dengan Suheti, kehidupan Tanto dan empat anaknya cukup memprihatinkan. Tiga tahun lalu, dia bersama anak-anaknya Bagas Panca Wijaya (16), Teti Nurhayati (9), Putri Nurhayati (7), dan Peronika Adista (3), tinggal di tenda. Kondisi tersebut membuat masyarakat berempati. Akhirnya, relawan bersama masyarakat setempat bahu membahu membangunkan rumah buruh penambal perahu tersebut.
Rumah yang terletak di dekat jembatan Bayah ini menjadi tempat berteduh dan berlindung Tanto bersama anak-anaknya. Pekerjaannya sebagai buruh penambal perahu tidak bisa memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Untuk itu, ketika pemerintah membuat kebijakan pertemuan tatap muka (PTM) di sekolah, Tanto kebingungan untuk menyediakan seragam sekolah bagi anak-anaknya.
Dia kemudian inisiatif keliling kampung menyambangi warga yang dikenalnya. Dia memohon seragam bekas yang sudah tidak digunakan. Namun, pemilik rumah yang didatanginya menyampaikan bahwa seragam bekas tersebut sudah tidak ada. Karena itu, Tanto pulang ke rumah dengan tangan hampa dan kondisi putus asa.
Uang yang dimilikinya Rp100 ribu tidak mungkin dibelanjakan untuk membeli seragam sekolah Bagas Panca Wijaya yang masuk SMK 1 Bayah dan dua adiknya yang kini duduk di SDN 1 Bayah. Uang tersebut akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Biasanya, uang Rp100 ribu digunakan untuk makan oleh Tanto dan empat anaknya selama dua atau tiga hari.
“Tidak setiap hari saya kerja menambal perahu yang bocor. Karena itu, jika enggak ada perahu yang rusak, saya diminta untuk menjadi penunggu perahu nelayan dengan upah Rp10 ribu sampai Rp20 ribu,” kata Tanto kepada Radar Banten, kemarin.
Walaupun usahanya memohon bantuan seragam sekolah kepada masyarakat tidak berhasil, Tanto tetap menyemangati anak-anaknya agar tetap semangat belajar. Dia yakin, dengan belajar yang tekun anak-anaknya akan mampu menggapai cita-citanya.
“Bagas punya cita-cita menjadi fotografer. Karena itu, dirinya masuk ke SMK dan mengambil jurusan multimedia,” ujarnya.
Relawan dari Respek Peduli Lebak, Ima Humairo mengatakan, keluarga Tanto membutuhkan uluran tangan dari masyarakat. Kondisi Tanto sebagai buruh penambal perahu cukup memprihatinkan. Namun, anak-anaknya tidak pernah mengeluh. Untuk itu, dia inisiatif membuat postingan di media sosial tentang kondisi keluarga kecil tersebut.
“Alhamdulilah, responsnya cukup besar. Sekarang, bantuan seragam sekolah dan bantuan sembako mengalir kepada keluarga tersebut,” katanya.
Selama ini, Ima dan relawan lainnya selalu memberikan bantuan terhadap masyarakat yang hidup dalam kesulitan. Beberapa tahun lalu, Ima pun membantu Tanto membeli lahan dan membangun rumah untuk tempat tinggal laki-laki paruh baya itu bersama anak-anaknya.
“Iya, dulu juga kita bantu Pak Tanto membangunkan rumah untuk tempat tinggalnya. Karena kondisinya memang membutuhkan,” jelasnya.
Terpisah, Kepala Dinas Pendidikan (Dindik) Kabupaten Lebak, Wawan Ruswandi mengatakan, Ibu Bupati Lebak langsung merespons kondisi warganya yang kesulitan memenuhi kebutuhan seragam sekolah. Untuk itu, pemerintah daerah langsung memberikan bantuan sembako dan seragam sekolah kepada anak-anak Tanto Gunawan. Bahkan, Dindik sendiri akan mengupayakan dua anak Tanto mendapatkan Kartu Indonesia Pintar (KIP).
“Iya, saya sudah turun langsung ke Bayah untuk menyerahkan bantuan seragam sekolah dan sedikit bekal buat Pak Tanto serta anak-anaknya. Saya minta kepada mereka untuk tidak khawatir soal biaya sekolah, karena pemerintah pasti akan bantu,” ungkapnya.
Mantan Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Lebak juga mengapresiasi relawan yang telah membantu keluarga Tanto. Dia berharap, ke depan tidak ada lagi warga yang kesulitan seragam sekolah atau mengakses pendidikan di Lebak.
“Pemkab memiliki komitmen dalam pemenuhan anak-anak usia sekolah mendapatkan pendidikan yang layak dan berkualitas. Untuk itu, saya minta kepada sekolah melaporkan kondisi siswanya dan jika ada yang tidak memiliki seragam sekolah maka harus segera diupayakan,” tegasnya. (*)