SERANG – Koalisi gemuk delapan partai pengusung pasangan calon walikota dan wakil walikota Serang Vera Nurlaela-Nurhasan tidak efektif. Mesin politik partai pengusung dinilai tidak berjalan sebagaimana mestinya.
Pengamat politik Leo Agustino mengatakan, partai koalisi Vera-Nurhasan memang bekerja tapi tidak serius. Hal itu dikarenakan mereka menganggap nama Vera Nurlaela adalah brand yang tidak perlu lagi dipromosikan besar-besaran. Sebab, Vera adalah istri Walikota Serang Tb Haerul Jaman. Sehingga partai koalisi pendukung tidak optimal ‘menjual’ Vera.
“Selain itu saling lempar tanggung jawab menjadi masalah dalam internal koalisi Vera-Nurhasan yang mengakibatkan ke delapan partai pendukung saling menunjuk satu dengan lainnya,” ujar Leo kepada Radar Banten, Kamis (28/9).
Vera-Nurhasan diusung delapan partai yang berhasil mengumpulkan 33 kursi dari total 45 kursi di DPRD Kota Serang. Mereka adalah Partai Golkar yang memiliki tujuh kursi, PDIP enam, Gerindra lima, Demokrat lima, PKB empat, NasDem empat, serta PKPI dan PBB masing-masing satu kursi.
Hal berbeda dengan partai koalisi pengusung pasangan Syafrudin-Subadri Usuludin. Kata Leo, mesin koalisi empat partai ini (PPP, Hanura, PAN, dan PKS) berjalan cukup baik. “Mesin partai yang mengusung paslon nomor tiga efektif,” tuturnya.
Meski demikian, kata Leo, ada faktor lain yang membuat suara Syafrudin-Subadri melejit. Pertama, adanya kesadaran politik yang tinggi dari pemilih mengenai pembangunan secara keseluruhan di Kota Serang. “Rakyat ingin berubah. Ini karena paslon nomor satu (Vera-Nurhasan-red) diidentikkan dengan petahana yang dirasa oleh pemilih kurang membawa perubahan berarti bagi Kota Serang,” ujarnya.
Kedua, lanjut Leo, komposisi yang pas yang disodorkan Syafrudin-Subadri berhasil merebut hati pemilih. Komposisi birokrat dan politikus dianggap mewakili keperluan warga untuk perubahan. Di satu sisi, Kota Serang membutuhkan birokrat dan sisi lain perlu politikus yang bisa mengomunikasikan ide dan gagasan besar mengenai perubahan Kota Serang ke depan.
Ketiga, elektabilitas calon wakil walikota Subadri Usuludin yang sedari awal sudah tinggi sehingga pilkada kemarin menegaskan elektabilitasnya di Kota Serang. “Kita tahu Pak Badri memiliki elektabilitas yang sangat tinggi pada Pemilu 2014 dan kembali terbukti pada 27 Juni kemarin,” ujarnya.
Terakhir, tambah Leo, tidak bisa dinapikan kampanye bersahaja, jaringan relawan termasuk ikatan kekeluargaan dan pesantren turut mendongkrak suara Syafrudin-Subadri.
Terkait melejitnya perolehan suara calon independen, Leo mengatakan, bukan hanya di Kota Serang, tetapi di beberapa daerah lain juga cukup mencuri perhatian. “Salah satu penyebabnya adalah tidak adanya transaksi politik antara dirinya dengan partai sehingga membuat pemilih merasa calon independen tidak punya beban apa pun,” ujar Leo, Kamis (28/6).
Kata dia, hal itu berbeda dengan pasangan calon yang diusung parpol yang diasumsikan melakukan distribusi sumber daya sehingga pada akhirnya akan mencederai demokrasi. “Saya kira ini pulalah yang menjadi alasan mengapa paslon nomor dua (Samsul-Rohman) terdongkrak suaranya,” terang Leo. Selain itu, jaringan kekeluargaan dan kekerabatan menjadi faktor penentu lain.
Sekretaris DPD Partai Golkar Provinsi Banten Bahrul Ulum mengatakan, ada standar operasional pemenangan yang tidak berjalan di koalisi pengusung Vera-Nurhasan. “Menurut saya secara pribadi pasti ada SOP (standar operasional-red) dan sistem yang tidak berjalan atau dijalankan dengan benar sesuai dengan tahapan tim,” katanya.
Terkait dengan hasil pilkada, Bahrul mengatakan, menunggu hasil pleno KPU Kota Serang secara resmi. Ia beralasan, hasil hitung cepat yang dilakukan lembaga survei belum meyakinkan atas hasil real count KPU. “Saya berharap semua menghargai proses yang ada, baik proses yang dilakukan lembaga survei melalui quick count, tapi itu hanya media hitung cepat dan selama masih ada selisih pada ambang batas margin off error maka masih belum meyakinkan atas hasil secara real count,” katanya.
Kemungkinan mengambil langkah gugatan terhadap hasil Pilkada Kota Serang, Ulum mengaku, belum menerima laporan dari tim pemenangan di tingkat DPD Kota Serang. “Belum dapat laporan dari tim di tingkat Kota Serang,” katanya.
Terpisah, Ketua DPW PKB Banten Ahmad Fauzi mengatakan, meski calon yang didukung kalah namun tetap mengapresiasi pelaksanaan Pilkada Kota Serang yang berjalan kondusif. “Soal hasil, mesti masih sementara dan kalaupun KPU memenangkan Syafrudin-Subadri tentu ini realitas politik dan demokrasi. Kami ucapkan selamat,” katanya.
Ia berharap, Syafrudin-Subadri bisa mengakomodasi visi misi pasangan calon lain yang sesuai dengan visinya. Sebab, semua paslon punya tujuan membangun kemajuan Kota Serang sebagai ibukota.
Terkait komunikasi antar parpol pendukung Vera-Nurhasan, Fauzi mengatakan, semua diserahkan penuh kepada DPC PKB Kota Serang. Pihaknya tidak ikut detail dalam jalinan komunikasi yang dilakukan parpol pengusung. “Tapi saya kira, Bu Vera dan tim sudah kerja keras dan maksimal. Tapi itulah pilihan mayoritas masyarakat, tentu kami harus menerima,” ujarnya. (Rostinah-Fauzan D-Supriyono/RBG)