Oleh : Taufik Hidayatullah, Alumni Universitas Islam Negeri Mataram Lombok Nusa Tenggara Barat
Tulisan ini berangkat dari fenomena sosial yang terjadi, miris di hati, terucap maupun tidak, jasa kedua orang tua begitu besar bagi diri kita. Terkadang kita mampu membayar jasa pembantu yang mengurus kita dikala usia kita sudah beranjak dewasa.
Namun sebaliknya kita terkadang tidak mampu membayar jasa kedua orang tua kita, terutama seorang ibu yang dahulu tertatih-tatih mengurus kita dikala balita. Terlebih jika usia senja sudah menghampiri kedua orang tua kita. Terutamanya seorang ibu yang sudah melahirkan, menyusui serta mendidik kita hingga lembar kesuksesan berhasil diraih berkat usaha serta doanya.
Problem sosial di atas, agaknya patut menjadi bahan renungan kita semua. Janganlah samai kacang lupa pada kulitnya. Meminjam ungkapan Ustad Abdul Shomad, ’’Tak ada gunanya harta dan gelar yang kita punya, sia-sialah semuanya jika orang tua kita telah tiada. Maka, selagi ada, tutur beliau bahagiakan dia, peluk dia, bawalah ke tempat yang dia sukai, telponlah dia, karena sampai masanya, tutur beliau, handphone-nya berbunyi, tidak ada yang mengangkat, setelah kedua orang tuamu telah tiada, barulah kalian merasakan tidak ada gunanya hidup ini’’.
Berangkat dari kisah di atas, sudah selayaknya umat Islam khususnya. Yaitu membumikan pesan serta kesan yang terkandung di dalam kitab suci Al Qur’an. Yang mengajarkan bagaimana sebenarnya panduan hidup didalamnya mengenai kewajiban untuk memberikan perhatian serta mengurus orang tua dikala keduanya berusia senja. Setidaknya penulis mencoba menelisik melalui firman Allah SWT surah al-Isra ayat 23-24. Yang mana setidaknya ada lima hal yang mesti direalisasikan dalam kehidupan sehari hari sebagai bentuk rasa syukur atas nikmat yang diperoleh sang anak dari kedua orang tuanya, sebagai berikut: