Penilaian tahap pertama Lomba Kampung Bersih dan Aman (LKBA) Kabupaten Serang selesai. Sebanyak 120 juri yang tergabung dalam 40 tim mendatangi 1.511 RW di 326 Desa di Kabupaten Serang. Dari hasil evaluasi penilaian tim juri, perlu peningkatan koordinasi antara Camat dan Kepala Desa (Kades).
Haidar – Serang
Hari pertama penilaian dilaksanakan pada Rabu 4 November 2020. Sebagian besar warga di wilayah Serang Barat seperti Kecamatan Gunungsari dan Kecamatan Baros tampak sudah mempersiapkan penataan dengan matang. Kedatangan tim juri disambut oleh grup rebana ibu-ibu di setiap RW lengkap dengan pakaian yang seragam.
Hari kedua dan seterusnya, tim juri semakin dibuat terpukau oleh semangat dan partisipasi warga yang tinggi. Setiap kampung yang dikunjungi, selalu memberi kesan berbeda-beda, mulai dari disambut dengan rebana, pencak silat, debus, hingga penampilan seni tari tradisional.
Bukan hanya penyambutan, LKBA tahun ini, para tim juri banyak peningkatan hasil penataan warga yang cukup signifikan. Baik dari segi kebersihan, penghijauan, kelengkapan syarat administrasi, kekompakan pemuda, serta kelengkapan alat keamanan di pos ronda, hampir semua sudah terpenuhi.
Seperti yang diungkapkan salah satu juri dari TNI-AD Serma Karmo. Sebagian besar warga antusias dan menyambut baik lomba kebersihan dan keamanan ini. “Empat hari penilaian, kalau dari saya pribadi, sebagian besar RW yang saya datangi ikut lomba, partisipasi warga sangat besar,” kata Karmo kepada Radar Banten melalui sambungan telepon seluler, Rabu (11/11)
Kendati demikian, Karmo mengakui, masih ada RW yang belum siap dinilai. Bahkan ada pula warga yang hanya menata lingkungan di satu RT, padahal lomba ini lomba antar RW dan seluruh RW wajib ikut serta dalam ajang lomba kebersihan dan keamanan ini. “Alasannya berbagai macam, ada yang terkendala biaya, ada yang ingin fokus satu lokasi,” ungkapnya.
Hal senada diungkapkan juri dari Radar Banten M Widodo. Menurutnya, masih ada kesalahpahaman yang terjadi antara Camat dan Kades. Seperti yang terjadi di salah satu kecamatan di wilayah Serang Utara, lomba yang seharusnya diikuti seluruh desa, tapi karena salah informasi, di kecamatan itu hanya empat desa yang diikutkan LKBA. Selain itu, ada pula Kades yang hanya mengikutkan lomba satu RT, bukan RW, atau hanya memprioritaskan penataan di satu RT saja. “Alasannya tidak ada dana, padahal kan, lomba ini bertujuan untuk meningkatkan kepedulian warga terhadap kampungnya,” kata Widodo.
Jika seperti itu, tambah Widodo, Kades dan perangkat desa, belum bisa mengajak warga swadaya. LKBA membangkitkan gotong royong, agar warga kembali punya kesadaran untuk membersihkan lingkungan, membuat pagar dan pengecatan. Semua itu merupakan upaya menumbuhkan partisipasi masyarakat. “Karena ada banyak kok RW yang menata kampung tanpa mengandalkan dana dari pemerintah desa, semua murni swadaya warga,” ungkapnya.
Namun, Widodo mengaku, partisipasi warga pada LKBA 2020 ini jauh lebih tinggi dari tahun sebelumnya yang hanya 35 persen, tapi tahun ini meningkat menjadi 40 persen. “Sudah banyak RW-RW yang jauh lebih bagus daripada tahun kemarin, persiapan lebih maksimal,” akunya.
Seperti Kecamatan Kopo yang tahun kemarin dapat bendera hitam, tahun ini bertekad bebas dari bendera hitam dengan motivasi tinggi. Namun Widodo mengimbau, semangat warga jangan hanya karena alasan asal juara atau tidak, namun harus benar-benar membangun partisipasi warga yang didorong oleh kades dan camat.
Sementara itu, Dirbinmas Polda Banten Kombes Pol Riki Yanuarfi menambahkan, sebanyak 20 personel Ditbinmas Polda Banten dan Satbinmas Polres Serang berperan serta menjadi dewan juri penilaian LKBA tahap I. “Untuk itu saya mengimbau kepada RT dan RW yang belum memenuhi kriteria agar segera berbenah, masih ada kesempatan,” kata Riki Yanuarfi.
Seperti diketahui, Lomba Kampung Bersih dan Aman tingkat Kabupaten Serang ini digagas oleh Radar Banten bersama Pemkab Serang, Polda Banten dan Korem 064/Maulana Yusuf untuk mewujudkan Kabupaten Serang aman dan bersih.
“LKBA ini menjadi sarana edukasi bagi masyarakat untuk menerapkan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dalam kehidupan sehari-hari,” terangnya.
LKBA, kata Riki, akan menjadi cikal bakal Kampung Tangguh Nusantara Kalimaya, karena nantinya pemenang LKBA, wilayahnya akan ditunjuk sebagai Kampung Tangguh Nusantara Kalimaya. “Dan untuk di wilayah hukum Polda Banten terdapat 102 Kampung Tangguh Nusantara Kalimaya yang tersebar di enam kabupaten/kota,” tutup Riki Yanuarfi. (*)