Kawin cerai, kawin lagi cerai lagi dan terus berlanjut. Ini yang terjadi pada Budi (41), bukan nama sebenarnya. Seperti apa kisahnya? Mari disimak.
Untuk sebagian orang keinginan dalam hidup adalah menemukan pasangan yang tepat lalu menikah sekali hingga maut memisahkan. Melewati berbagai rintangan bersama teman hidup dan berjuang bersama menjadi impian. Tapi tidak dengan Budi yang menikah dengan Butet (35) nama disamarkan. Keduanya menikah murni karena keinginan sendiri. Tapi pernikahan ini tidak mulus karena perbedaan agama yang ditentang orangtua, terutama dari pihak perempuan.
Pada awal pernikahan, perbedaan itu diacuhkan mereka berdua, hasil pernikahan Budi dengan Butet adalah dua anak. Anak pertama laki-laki, Ricky, nama disamarkan. Dan anak kedua adalah perempuan, yakni Dewi, nama disamarkan. Namun lama-kelamaan perbedaan itu membuat retak rumah tangga kedua orang yang tinggal di salah satu kecamatan di Kabupaten Serang ini.
Akhirnya Budi dan Butet berpisah. Kehidupan pernikahan mereka hanya bertahan lima tahun. Setelah berpisah, Butet pergi ke Batam sedangkan kedua anak mereka diasuh di rumah ibu Budi. Budi yang hanya bekerja sebagai supir angkot kerap kali pulang malam dan mabuk-mabukan. Dia tidak peduli dengan kedua anaknya.
Selang satu tahun Budi menikah lagi dengan Sri (30), nama disamarkan. Kali ini tidak ada perbedaan mencolok. Orangtua dari pihak perempuan juga menyetujui pernikahan Budi dan Sri. Walau tidak ada perbedaan itu, pernikahan kedua untuk Budi ini hanya semur Jagung. Pernikahan Budi dan Sri bertahan kurang lebih dua tahun. Penyebabnya karena Budi yang tak pernah memberikan uang bulanan, dan kerjanya hanya mabuk-mabukan juga main perempuan. Pernikahan ini menghasilkan satu anak. Anak dan istrinya ini pulang kembali ke rumah orangtua perempuan.
“Saya nggak tahan sama kelakuannya itu yang sering mabuk dan main perempuan. Dia nggak pernah menghargai saya sebagai istrinya. Mending saya berpisah daripada dikhianati terus menerus,” curhat Sri.
Tidak berapa lama setelah bercerai dengan istri keduanya, Budi kembali menikah dengan Siti (29), nama disamarkan. Pernikahan ini merupakan pernikahan ketiga untuk Budi, tapi bagi Siti ini pernikahan pertama kalinya. Seperti biasa, di awal hari pernikahan Budi bertingkah sangat baik, dia tidak lagi mabuk-mabukan. Kerjanya pun giat. Siti yang sudah tahu kelakuan Budi sebelumnya dan melihat Budi berubah drastis setelah menikah merasa sangat senang. Siti merasa perubahan Budi ini akan terus bertahan selamanya.
“Sepertinya dia benar-benar akan berubah seterusnya, karena dia terlihat tulus sekali,” curhat Siti dengan senyum yang mengembang.
Bagai air di daun talas, pendirian Budi gampang sekali berubah. Namun kelemahan Budi adalah perempuan. Jatuh lagi di lubang yang sama, Budi kembali mabuk-mabukan dan main perempuan. Siti sangat terkejut dengan sikap Budi yang kembali seperti dulu sebelum menikah. Dia sangat kecewa karena dia pikir perubahan Budi akan bertahan selamanya.
“Saya pikir dia akan berubah, padahal dia sudah berjanji akan berubah, saya benar-benar kecewa. Saya malu sama orang tua saya,” lanjut Siti sambil terisak-isak.
Semakin lama kelakuan Budi semakin menjadi-jadi. Bahkan dia sering tidak pulang hingga beberapa hari. Akhirnya karena tidak tahan dengan kelakuan Budi, Siti lebih memilih untuk berpisah dengan Budi.
“Saya nggak tahan lagi, lebih baik berpisah dengan dia daripada saya tersiksa terus. Lagi pula orangtua saya setuju kalau saya berpisah dengan Budi,” tutur Siti.
Pernikahan Siti dan Budi ini pun hanya seumur jagung. Pernikahannya hanya bertahan selama tiga tahun. Setelah bercerai Budi pulang ke rumah orangtuanya. Di sana dia fokus mengurusi anaknya yang sudah lama terlantar. Tapi benih kebencian sudah tumbuh di dalam hati anak-anaknya. Alhasil anaknya sering sekali melawan Budi dan tidak menghiraukan perkataan Budi.
Tapi itu tidak membuat Budi sadar, dia kembali berkelana dan menemukan perempuan lain lagi. Budi kembali menikah dengan Mae (32), nama disamarkan. Tapi seperti biasa Budi kembali berulah, pernikahannya kali ini tidak menghasilkan anak karena Mae tidak bisa mengandung. Akhirnya setelah dua tahun menikah mereka berpisah.
Selang dua tahun setelah perceraian dengan istrinya yang keempat, Budi kembali menikah lagi dan lagi. Kali ini perempuannya berasal dari tanah Sumatra seperti istrinya yang pertama, Maria (33), nama disamarkan. Maria merupakan wanita tegas tapi berhati lembut. Dia sangat sabar mengahdapi Budi selama berpacaran. Maria sangat sayang kepada Budi, dia bahkan rela mengubah kepercayaannya agar bisa menikah dengan Budi. Maria telah melawan perintah orangtuanya.
“Saya benar-benar sudah jatuh hati kepada Budi. Saya tahu kok kelakuan Budi sebelumnya, yang membuat saya semakin sayang karena dia berani mengakui segalanya termasuk tentang perceraian dia. Dia juga mengakui kalau pernikahan merupakan pernikahan yang kelima untuk dia,” ujar Maria.
Pernikahan Maria dan Budi ini mnghasilkan dua anak perempuan. Dan pernikahan ini telah berjalan tiga tahun dan masih bertahan hingga sekarang.
“Untuk sekarang ini saya masih bisa menghadapi kelakuan Budi yang terkadang membuat saya mendidih. Kalau untuk kelanjutannya kita lihat saja nanti, tapi saya akan terus berjuang agar pernikahan ini akan bertahan sampai kita mati nanti dan juga agar Budi bisa berubah,” tutup Maria.
Hmmm, seharusnya Budi merasa beruntung ya, karena banyak wanita yang mau menerimanya menjadi suami. Semoga saja ini pernikahan yang terakhir ya Bud. (Hellen-Zetizen/Radar Banten)