CINTA itu memang indah. Tetapi, rasa sayang ternyata lebih indah. Setidaknya itulah yang terjadi pada rumah tangga Cepi (40), nama samaran, yang sempat menjalani hidup berpoligami.
Cepi terpaksa menduakan istrinya karena tidak didasari cinta, melainkan dijodohkan orangtua. Tapi, apa yang terjadi? Kedatangan istri keduanya yang jauh lebih muda, sebut saja Esih (35) bukannya memberikan solusi, malah makin memperburuk keadaaan. Sikap Esih yang telah lama dipacari Cepi, ternyata tak sesuai harapan. Setelah berumah tangga, Esih banyak merajuk sehingga membuat ekonomi Cepi makin terpuruk.
“Saya baru sadar, kalau rasa sayang itu lebih berharga daripada cinta. Makanya, saya tinggalkan istri muda dan terima apa adanya istri yang tua,” kata Cepi.
Sebelum menikah dengan Kokom, 15 tahun lalu, Cepi sempat merajut kasih dengan Esih. Bahkan, keduanya berniat melanjutkan kisah asmaranya hingga ke jenjang pernikahan. Namun, betapa kagetnya Cepi ketika mendapat kabar dari orangtuanya bahwa dia sudah dijodohkan dengan wanita yang usianya lebih tua.
Wanita itu adalah Kokom (42), nama samaran, anak dari rekan kerja orangtua Cepi. Karena Cepi tidak mau menyakiti perasaan orangtua, ia pun akhirnya menyetujui perjodohan itu. Padahal, dari pertama kali bertemu dengan Kokom, Cepi yang dikenal playboy tak punya rasa sama sekali. Lantaran wajah Kokom biasa saja dan kuper alias kurang pergaulan.
Dari segi fisik maupun karakter Kokom tidak memenuhi kriteria Cepi. Beda dengan Esih, selain cantik, bodi Esih juga menarik. Kalau jalan lenggak-lenggok sana-sini.
Lain dengan sikap Kokom ketika bertemu dengan Cepi, Kokom langsung merasa klik dan meminta agar pernikahan dipercepat. Wajar lah, wajah Cepi lumayan ganteng. Belum lagi, Cepi juga dikenal multitalenta. Dia mampu memainkan semua jenis alat musik, jago menggambar, seorang seniman dan juga mahir dalam hal elektronik serta ahli mekanik. Pokoknya komplit.
“Waktu itu, saya enggak bisa menolak permintaan orangtua. Saya coba jelaskan sama Esih. Awalnya Esih enggak terima, tapi lama-lama mengerti juga meskipun terlihat kecewa,” terangnya. Ya pasti kecewa Bang, ditinggal kawin.
Sejak itu, Cepi lose contact dengan Esih. Cepi pun terpaksa menikahi Kokom yang belum lama dikenalnya. Pernikahan dilangsungkan dengan meriah. Namun, Cepi tidak begitu menikmati. Pikiran Cepi hampa karena terus memikirkan Esih yang tidak menghadiri pernikahannya. Ketidakbahagiaan sempat ditunjukkan Cepi saat malam pertama. Cepi tidak bergairah ketika melayani syahwat Kokom yang baru saja menjadi istri sahnya. Kokom menyadari hal itu. Makanya, adegan di ranjang lebih banyak gerakan Kokom ketimbang Cepi. Namun, Kokom yang sudah terlanjur sayang, tak mempedulikan sikap Cepi yang dingin waktu itu.
“Tiap hubungan, saya ingatnya Esih saja. Kasihan sebenarnya sama Kokom. Tapi, bagaimana lagi, saya cintanya sama Esih,” tegasnya.
Rumah tangga mereka awalnya terasa biasa saja. Cepi juga mulai menikmati kehidupan barunya. Terlebih, ketika Cepi dikaruniai anak perempuan yang lahir dari rahim Kokom. Semua rasa sayang Cepi tumpah ruah kepada anaknya.
Sejak itu, kehidupan Cepi dengan anak istrinya semakin maju. Dari yang awalnya mengontrak rumah, Cepi yang bekerja sebagai wirausaha di Serang ini beranjak memiliki rumah sendiri meskipun sederhana.
Petaka tiba ketika Kokom melahirkan anak kedua. Cepi kecewa, karena anak yang lahir dari rahim Kokom memiliki kelainan. “Saya sempat syok Mas lihat kondisi anak saya enggak normal. Jadi, agak sedikit benci sama istri,” katanya.
Bertepatan dengan itu, Cepi yang dihantui rasa gundah setelah mengetahui bahwa anak keduanya berkebutuhan khusus, tak sengaja bertemu kembali dengan Esih. Pria kekar dengan dua anak ini, merasa cinta lama bersemi kembali. Esih yang selama ini ada dalam pikirannya muncul kembali.
Merasa keduanya masih memiliki kecocokan satu sama lain dan masih dihinggapi rasa cinta, mereka sepakat menjalin hubungan terlarang. Sempat bertahan selama enam bulan pada status wanita simpanan, Esih mendesak Cepi untuk menikahinya dan siap menyandang status istri kedua.
“Saya sempat dilema. Tapi, saya enggak bisa bohong sama perasaan saya sendiri kalau saya masih cinta sama Esih. Makanya, saya beranikan diri ngomong sama istri kalau saya mau kawin lagi,” jelasnya.
Mendengar hal itu, Kokom bukannya marah, justru merelakan Cepi menikah lagi. Jawaban Kokom pun cukup bijaksana sebagai seorang istri untuk menutupi kesedihannya dipoligami. Pernyataan Kokom sempat membuat Cepi tertegun dan tak bisa berkata-kata.
“Katanya ‘buat Kokom, apapun yang terjadi yang penting Mas Cepi bahagia dan tak menyesal pernah memilihnya sebagai istri’. Saya menangis mendengar ucapan seperti itu dari istri ,” ungkapnya. Oh so sweet.
Sejak itu, Cepi lebih banyak tinggal di rumah istri muda sehingga sering cekcok dengan Kokom. Meski demikian, Cepi masih memiliki tanggung jawab besar. Sebulan sekali pas waktunya gajian, dirinya selalu mengunjungi Kokom dan rutin menafkahi kedua anaknya.
Namun, apa yang terjadi dengan pernikahan keduanya. Ternyata, menikahi Esih tak seindah yang dipikirkan. Esih banyak maunya. Minta ini itu, keinginannya harus selalu dituruti. Seperti minta dibelikan motor, baju mahal, perawatan, dan sebagainya.
Cepi awalnya mampu menghidupi Esih. Tetapi lama-lama, Cepi tekor juga akibat istri mudanya terus merajuk tak henti yang membuat otak Cepi pusing tujuh keliling. Cepi jadi banyak melakukan pinjaman hingga terlilit utang karena terlalu memanjakan Esih yang banyak tuntutan tidak begitu penting.
“Kalau enggak dituruti, marahnya Esih enggak karuan. Berani bentak-bentak suami, makanya saya berpikir lebih baik istri yang tua lebih sabar,” ucapnya.
Sampai akhirnya, Cepi memutuskan untuk menceraikan Esih yang dinilai sebagai penyebab utama kemorosotan kariernya. Cepi pun menyesali telah menduakan istrinya dan meminta rujuk kembali.
Kini, Cepi mulai belajar menyayangi Kokom dan merawat dengan baik kedua anaknya. Kehidupan Cepi dari sisi pekerjaan pun mulai normal kembali. Syukur deh. Mudah-mudahan, Mbak Kokom yang terbaik buat Mas Cepi. Amin. (Nizar S/Radar Banten)