JAKARTA – Guru dan tenaga kesehatan masih menjadi prioritas penerimaan calon aparatur sipil negara (ASN) 2019. Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN-RB) sudah menyebar surat usulan kebutuhan ASN kepada instansi seluruh Indonesia sejak 17 Mei lalu. Peraturan juga sedang digodok sebagai dasar penyelenggaraan.
Lowongan calon ASN tahun ini mencapai 254.173 kursi. Jumlah tersebut untuk memenuhi kebutuhan pemerintah pusat sebanyak 62.324 kursi dan sisanya disebar ke instansi daerah. Berapa kuota untuk guru dan tenaga kesehatan? Kepala Biro Hukum, Komunikasi, dan Informasi Publik Kemen PAN-RB Mudzkir belum mengetahui detailnya.”Saat ini masih menampung usulan,” ucapnya kemarin.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy mengaku masih melakukan koordinasi dengan Kemen PAN-RB soal kebutuhan formasi guru. Sebab, pada calon ASN tahun lalu pihaknya mengajukan 155 ribu kursi, tapi hanya 90 ribu orang yang masuk. Praktis, masih ada 65 ribu kursi yang belum terpenuhi. ”Nah, apakah kuota guru akan ditambah lagi atau hanya menghabisan slot sisanya ini yang sedang kami diskusikan,” terang Muhadjir.
Soalnya, menteri 62 tahun itu juga mempertimbangkan angka pensiun guru yang mencapai 400 ribu orang pada 2020 mendatang. Makanya, Kemendikbud sedang menyingkronkan jumlah guru yang purna tugas dan berapa yang akan direkrut. ”Makanya sekarang harus betul-betul klop,” ujarnya.
Sementara itu Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) Mohamad Nasir memandang bahwa sarjana keguruan sudah cukup banyak. Dia juga menilai bahwa jurusan perguruan jangan sampai menjadi pilihan terakhir bagi calon mahasiswa baru. Untuk itu dia bakal menerapkan sistem kuota mahasiswa baru jurusan atau program keguruan.
Selain itu untuk menjaga kualitas calon guru, Nasir juga mengatakan akan mengevaluasi seleksi program pendidikan profesi guru (PPG). Menurut dia dalam seleksi program PPG ke depan akan memasukkan penilaian minat dan bakat. Sehingga bisa dipastikan calon guru peserta program PPG benar-benar memiliki minat dan bakat menjadi guru.
”Nanti yang akan mendapatkan sertifikat guru adalah mereka yang masuk PPG,” jelasnya. Menurut Nasir meningkatkan kaualitas guru memang harus dari hulunya. Yakni saat para calon guru menempuh kuliah di kampus lembaga pendidikan tenaga kependidikan (LPTK).
Dari aspek kurikulum kuliah calon guru, Nasir juga bakal melakukan modifikasi. Di antaranya dengan memperbanyak muatan kuliah untuk ilmu murninya. Contohnya program pendidikan guru matematika, maka perkuliahan ilmu tentang matematikanya diperbanyak. Selain itu Nasir tetap membuka kesempatan bagi sarjana di luar program keguruan untuk bisa mendaftar program PPG dan berkesempatan menjadi guru.
”Khususnya untuk guru produktif di SMK,” katanya. Menurut Nasir lulusan politeknik cukup ideal untuk menjadi guru produktif. Tetapi pada kenyataannya banyak lulusan politeknik yang tidak berminat jadi guru. Sebab mereka banyak yang sudah terserap di dunia industri. Dia berharap sejumlah inovasi untuk meningkatkan perkuliahan calon guru bisa berjalan mulai tahun depan.
Selama menunggu usulan, Kemen PAN-RB sedang membahas waktu pembukaan pendaftaran calon ASN 2019. Panitia Seleksi Nasional (Panselnas) sebagai pelaksana juga sedang melakukan persiapan.
Meski begitu, lanjut dia, Menteri PAN-RB Syafruddin sudah memperkirakan waktu pendaftaran sekitar Oktober. Sementara pembukaan lowongan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK) pada Agustus mendatang. (jpg/alt/ags)