radarbanten.co.id
  • Berita Utama
  • Kota Serang
  • Kabupaten Serang
  • Pandeglang
  • Lebak
  • Tangerang
  • Cilegon
  • Hukum
  • Olahraga
  • Kesehatan
  • Style
  • Kuliner
  • Travel
  • Khasanah
  • E-Paper
No Result
View All Result
  • Berita Utama
  • Kota Serang
  • Kabupaten Serang
  • Pandeglang
  • Lebak
  • Tangerang
  • Cilegon
  • Hukum
  • Olahraga
  • Kesehatan
  • Style
  • Kuliner
  • Travel
  • Khasanah
  • E-Paper
No Result
View All Result
radarbanten.co.id
No Result
View All Result
Home Bisnis

LPG 3 Kg Langka, Hiswana Migas: Pemerintah Kurang Pengawasan

Aas Arbi by Aas Arbi
12-10-2016 18:27:37
in Bisnis, Featured
LPG 3 Kg Langka, Hiswana Migas: Pemerintah Kurang Pengawasan
Share on FacebookShare on TwitterShare On Whatsapp

SERANG – Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas Bumi (Hiswana Migas) Provinsi Banten Rachmat Halim mengkritik Pemerintah Provinsi Banten. Pihak Hiswana Migas Banten menilai Pemprov Banten kurang melakukan pengawasan terhadap distribusi gas LPG tiga kg. Kritik yang dilakukan Hiswana Migas itu menyusul langkanya gas berukuran tiga kilogram di sejumlah penyedia gas eceran di semua daerah di Provinsi Banten, sejak beberapa pekan lalu.

Ketua Dewan Penasihat DPD Hiswana Migas Banten Rachmat Halim mengatakan, tidak ada kelangkaan gas di daerah Banten. Menurutnya, hal itu karena kuota LPG tiga kilogram di Banten lebih dari kuota yang ditentukan oleh pemerintah yakni jika penduduk Banten mencapai 12 juta jiwa dan 30 persennya adalah penduduk miskin, maka kuota LPG 3 kg-nya di bawah 6000. Namun, kata dia, pendistribusian gas tiga kg di Banten justru mencapai 9000-an, sehingga tidak mungkin terjadi kekurangan.

Baca Juga :

Semakin Terdepan, BRI dan Hiswana DPD III mudahkan Pembayaran Digital Berbasis Ekosistem bagi Pengusaha Migas

“Saya sudah mendapat informasi masalah ini, terutama di Cilegon, menurut saya ini masalah klasik, dan bukan kekurangan, tetapi ada kelemahan tata niaga di Banten setiap orang bisa beli gas LPG 3 kg yang seharusnya hanya orang miskin saja,” kata Rachmat ditemui di kantornya di Kebon Jahe Kota Serang.

Ia menuturkan, selain lemahnya tata niaga oleh pemerintah, penyebab banyak oknum dan kekurangan gas LPG itu adalah banyak orang yang mampu memposisikan diri sebagai orang yang miskin, padahal sudah sangat jelas dalam ketentuannya gas LPG 3 kilogram tersebut diperuntukan warga yang penghasilannya Rp1,5 juta ke bawah.

“Berdasarkan permintaan Bappenas jatahnya satu KK dua tabung, apakah semuanya miskin kan tidak. Kalau mereka orang kaya, mereka tidak akan dua tabung minimal itu empat, cek saja di rumahnya. Jadi informasi itu, dibandingkan dengan hasil analisa peruntukannya saja yang tidak sesuai, bukan kekurangan,” katanya.

Kemudian, dia menilai, seharusnya dilakukan pembatasan penyediaannya, sebab, gas LPJ 3 Kg tersebut bersubsidi. Artinya, kata dia, pemerintah harus menginformasikan dan mengusahakan gas tersebut tepat sasaran yaitu untuk warga yang kurang mampu. Ia meminta pada masyarakat untuk mulai menyadari masalah ini, begitupun kepada warga yang mampu untuk segera beralih membeli gas non subsidi.

“Harganya memang jauh, yang 12 Kg saja, kalau beli di pasar Rp140-an, itu yang akhirnya mereka ada alasan. Namun, kini beberapa perusahaan gas sudah menyediakan pilihan yakni tabung ukurang 5,5 Kg, sejak Agustus lalu, harganya juga murah,” tuturnya.

Rachmat juga meminta kepada pemerintah setempat untuk melakukan pengawasan dengan turun langsung ke lapangan, menurut dia, masyarakat perlu diberikan pemahaman agar mulai berani beralih ke gas non subsidi. Ia menjamin, gas non subsidi lebih aman dan menjamin juga lebih hemat dibandingkan dengan gas subsidi.

“Masyarakat sebenarnya mampu, saya berani taruhan, kalau dipikir secara logika, tidak ada ruginya beralih ke gas non subsidi karena selama ini pengeluaran masyarakat tidak terkontrol, seperti beli pulsa sebulan berapa, rokok berapa,” ucapnya.

Rachmat juga mengamati sejumlah daerah yang sudah menerapkan peraturan bagi PNS yang diwajibkan menggunakan gas non subsidi dan bukan tiga kilogram seperti Kota Bandung, Jawa Barat dan itu berhasil. Menurut dia, selain, itu ada ketentuan bagi pengusaha untuk tidak membeli gas tiga Kilogram karena gas itu dikhususkan bagi penduduk miskin.

“Jadi bukan kurang, itu karena kesalahan masyarakat dalam membeli barang, karena rasio Cilegon per KK sudah lima tabung, tidak mungkin kekurangan, dan itu karena banyak orang mampu dan pengusaha Warteg menggunakan tabung tiga Kilogram bersubsidi,” ucapnya. (Ade F)

Tags: Migas
Previous Post

Banding Demi Keadilan, Iing: Saya Tidak Akan Akui yang Tidak Saya Lakukan

Next Post

Gerakan ‘Rabu Biru’, WH-Andika Ajak Masyarakat Membangun Banten

Related Posts

Semakin Terdepan, BRI dan Hiswana DPD III mudahkan Pembayaran Digital Berbasis Ekosistem bagi Pengusaha Migas
Bisnis

Semakin Terdepan, BRI dan Hiswana DPD III mudahkan Pembayaran Digital Berbasis Ekosistem bagi Pengusaha Migas

by Redaksi
Jumat, 15 Juli 2022 05:00

Jakarta – PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk terus mendukung digitalisasi pembayaran sebagai Langkah strategis dalam efisiensi sumber daya. Kali...

Read more
Next Post
Gerakan ‘Rabu Biru’, WH-Andika Ajak Masyarakat Membangun Banten

Gerakan 'Rabu Biru', WH-Andika Ajak Masyarakat Membangun Banten

Sat Pol PP Kota Serang Keluhkan Anggaran Minim

Tahun Ini, Balita Bermasalah dengan Gizi di Kota Serang Bertambah 1.053

Tahun Ini, Balita Bermasalah dengan Gizi di Kota Serang Bertambah 1.053

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.



BERITA TERPOPULER

Cerita Angker Kampung Mati di Lebak, Begini Sejarah dan Faktanya

Cerita Angker Kampung Mati di Lebak, Begini Sejarah dan Faktanya

Kamis, 21 September 2023 20:33
Ditunjuk Pusat, Peluang Sekda jadi Pj Kepala Daerah Kecil

Ditunjuk Pusat, Peluang Sekda jadi Pj Kepala Daerah Kecil

Rabu, 20 September 2023 20:56
Pasar Lama Tangerang Terbakar, Pedagang Panik

Pasar Lama Tangerang Terbakar, Pedagang Panik

Minggu, 24 September 2023 02:30
Selain Bayam, Inilah 9 Sayuran yang Bahaya Jika Dipanaskan Ulang

Selain Bayam, Inilah 9 Sayuran yang Bahaya Jika Dipanaskan Ulang

Kamis, 4 Mei 2023 14:17
Mahasiswa UI Penerima Beasiswa dari Pemkab Serang Diwisuda

Mahasiswa UI Penerima Beasiswa dari Pemkab Serang Diwisuda

Kamis, 21 September 2023 20:40
BPOM Gerebek Produsen Jamu Berbahan Kimia Obat di Tangerang

BPOM Gerebek Produsen Jamu Berbahan Kimia Obat di Tangerang

Senin, 18 September 2023 11:50

Ikuti Kami

Facebook Instagram Twitter Youtube

Kanal

News

Redaksi

Peluang Usaha

Viral

Inspirasi

Love Story

Olahraga

News Video

Serba Serbi

E-Paper

Tekno

Pedoman Pemberitaan

Indeks

Tutorial

Pilihan Editor

Disomasi PUPR Banten, Pengelola Situ Cipondoh Cuek 

Disomasi PUPR Banten, Pengelola Situ Cipondoh Cuek 

by Yusuf Permana
Minggu, 24 September 2023 16:23

SERANG, RADARBANTEN.CO.ID - Situ Cipondoh yang berada di Jalan KH Hasyim Ashari, Kecamatan Cipondoh, Kota Tangerang menjadi salah satu aset...

Hiasan Unik Lapisi Kendaraan Pawai Maulid Nabi di Lebak

Hiasan Unik Lapisi Kendaraan Pawai Maulid Nabi di Lebak

by Nurandi
Minggu, 24 September 2023 16:14

LEBAK, RADARBANTEN.CO.ID-Hiasan unik melapisi kendaraan dan gotongan pada pawai Maulid Nabi Muhammad SAW 1444 H di Kampung Pamatangwaru, Desa Cipadang,...

Copyright@2021


istanbul escort
beylikdüzü escort
avcılar escort
esenyurt escort
esenyurt escort
esenyurt escort
beylikdüzü escort
avcılar escort
esenyurt escort
beylikdüzü escort
marmaris escort
izmit escort
bodrum escort
antalya escort
antalya escort bayan

Radar Banten, All Rights Reserved

No Result
View All Result
  • Berita Utama
  • Kota Serang
  • Kabupaten Serang
  • Pandeglang
  • Lebak
  • Tangerang
  • Cilegon
  • Hukum
  • Olahraga
  • Kesehatan
  • Style
  • Kuliner
  • Travel
  • Khasanah
  • E-Paper

© 2021 radarbanten.co.id.