SUMUR – Kecelakaan laut kembali terjadi di Pandeglang. Kali ini menimpa seorang mahasiswa Universitas Serang Raya (Unsera) bernama Didik Dwi Chandra (20). Lelaki asal Lingkungan Gerem, Kecamatan Grogol, Cilegon itu terseret ombak ketika sedang asyik berenang di sekitar Pulau Oar, Kecamatan Sumur, Minggu (11/12). Hingga kemarin (12/12) sore, petugas masih melakukan pencarian jasad korban.
Informasi yang berhasil dihimpun, pada Minggu (11/12) pagi, sebanyak 17 mahasiswa Unsera sedang berkemah di sekitar Pulau Oar, Kecamatan Sumur. Sebelas di antaranya, ada yang bermain futsal di sekitar pantai, sementara enam lain berenang di tepi pantai. Namun sayang, ketika sedang asyik berenang, tiba-tiba ombak besar datang dan menyebabkan tiga mahasiswa bernama Fandi, Rusli, dan Didik terseret ombak.
Mengetahui hal tersebut, rekan korban lain kemudian segera menolong dan berhasil menyelamatkan Fandi dan Rusli. Sedangkan Didik tidak terselamatkan, terbawa derasnya ombak laut hingga Senin (12/12) sore.
Petugas gabungan dari Badan Search and Rescue (Basarnas) Pos Sar Banten, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pandeglang, dan nelayan setempat terus melakukan pencarian di sekitar lokasi kejadian.
Dihubungi melalui telepon seluler, Kepala Koordinator Basarnas Pos Sar Banten Hairoe Amir Abyan mengakui adanya musibah tersebut. Pria yang akrab dipanggil Heru itu menerangkan, menerima kabar pada Minggu (11/12) sekira pukul 07.00 WIB. Kemudian, dirinya segera menerjunkan anggota untuk melakukan pencarian korban bersama tim lain. “Langsung kita tembuskan ke Jakarta laporannya. Kemudian kami (Pos Sar Banten-red) diarahkan oleh Kakansar (Kepala Kantor Sar) Jakarta Hendra Sudirman untuk segera melakukan pencarian terhadap korban tersebut,” katanya, kemarin.
Heru mengaku, selama proses pencarian, tim mengalami kesulitan lantaran kondisi ombak tinggi dan cuaca tidak bersahabat. Meski demikian, instansinya terus berupaya mencari keberadaan jasad korban di sekitar lokasi kejadian. “Tim Sar gabungan masih mencari. Sampai sore ini hasilnya masih nihil, karena cuaca kurang bersahabat, dan ombaknya cukup tinggi,” ujarnya.
Heru menjelaskan, sesuai standar operasional prosedur (SOP), pencarian terhadap korban akan dilakukan selama tujuh hari ke depan. Apabila dalam kurun waktu tersebut tidak ditemukan, proses pencarian akan dihentikan. “Pencarian korban bisa kita perluas apabila masih belum ditemukan. Tetapi untuk sementara kita mencari di sekitar lokasi kejadian dulu dengan menggunakan tiga perahu dan dibantu oleh nelayan setempat,” katanya.
Heru menceritakan, ciri-ciri korban tenggelam itu memiliki tinggi badan 167 sentimeter, kulit kuning langsat, rambut hitam lurus, menggunakan kaus hitam, dan celana pendek putih. “Kita upayakan korban bisa segera ditemukan. Kita terus kerahkan anggota untuk mencarinya,” imbuhnya.
Terpisah, Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Pandeglang Dadi Supriadi mengatakan, musibah terjadi lantaran cuaca buruk yang terjadi di sekitar perairan tersebut sehingga gelombang laut menjadi tinggi. “Kejadiannya pagi, mereka lagi berenang di pantai. Kemudian datang ombak besar, tiga orang berhasil selamat, tetapi tiga lainnya enggak. Terus yang dua berhasil diselamatkan, sementara yang satu lagi sampai sekarang (kemarin-red) masih dicari oleh tim,” katanya.
Dadi menduga, jasad korban yang tenggelam itu terseret hingga ke laut lepas, lantaran tidak ada lagi pulau di sekitar lokasi dan berbatasan dengan Samudera Hindia. Meski demikian, kata Dadi, tim akan terus melakukan pencarian sesuai prosedur yakni selama tujuh hari. (Adib F/Radar Banten)