JAKARTA – Malaysia kini tidak memakai AstraZeneca dalam program vaksinasi utama secara nasional. Di sisi lain, Indonesia tetap lanjut memakai vaksin jenis ini.
Juru Bicara Satgas Penanganan Corona, Wiku Adisasmito, mengatakan tak banyak kasus efek negatif AstraZeneca di Indonesia. Oleh sebab itu, Indonesia belum berencana menyetop penggunaan AstraZeneca.
“Terkait kemunculan efek negatif AstraZeneca, mengingat kemunculan kasus serupa tidak signifikan terjadi dan mampu ditangani dengan pelayanan kesehatan lanjutan maka sampai saat ini Indonesia belum memiliki rencana untuk memberhentikan vaksinasi ini demi mencapai kekebalan komunitas sesegera mungkin,” kata Wiku dalam jumpa pers pada Kamis (29/4/2021).
Indonesia diketahui baru saja menerima 3,8 juta vaksin AstraZeneca pada Senin (24/6) lalu. Vaksin Corona ini didapat dari skema kerja sama multilateral Aliansi Global untuk Vaksin dan Imunisasi (GAVI) COVAX Facility.
Ini adalah kedua kalinya Indonesia mendapatkan vaksin dari jalur COVAX Facility secara gratis. Awalnya pemerintah Indonesia telah menerima vaksin dari COVAX Facility pada 3 Maret 2021 sebesar 1,1 juta dosis.
Sebelumnya diberitakan, vaksin AstraZeneca tidak akan digunakan Malaysia dalam program vaksinasi utama secara nasional. Otoritas Malaysia akan menggunakan vaksin AstraZeneca di pusat-pusat vaksinasi khusus, yang akan diberikan kepada mereka yang secara sukarela bersedia menerimanya.
Seperti dilansir Channel News Asia, Rabu (28/4/2021), hal tersebut disampaikan Menteri Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Inovasi Malaysia, Khairy Jamaluddin, dalam konferensi pers gabungan dengan Menteri Kesehatan Adham Baba.
Dijelaskan Khairy bahwa meskipun para pakat mendapati manfaat vaksin AstraZeneca lebih besar dari risiko pembekuan darah yang menjadi efeknya, pemerintah Malaysia juga memperhatikan kekhawatiran dan keraguan publik terhadap vaksin ini.(rbnn)