SERANG–Ato (57), jatuh tersungkur di jalanan Kampung Cipacung, Desa Sidamukti, Kecamatan Baros, Kabupaten Serang, Jumat (15/1). Mantan Ketua RT itu pun tewas usai berduel dengan Misnan (45).
Informasi yang dihimpun Radar Banten, duel maut itu terjadi sekira pukul 07.30 WIB. Awalnya, korban yang berada di sawah didatangi oleh Oman, keponakannya. Saat bertemu, Oman menyampaikan bahwa rumah korban telah dilempari batu oleh Misnan.
Ato bergegas pulang ke rumah. Sebelum sampai rumah, Ato bertemu Misnan. Ato yang emosi mengambil kayu dan memukulkannya ke arah Misnan.
Namun, Misnan mampu menghindar dan menangkis serangan Ato. Misnan tidak tinggal diam. Dia berbalik menyerang Ato. Saat berduel, Misnan mencabut sajam dari balik pakaiannya. Pisau itu langsung diarahkan Misnan ke dada korban. Tubuh Ato seketika ambruk.
Tak lama, Oman dan warga lain bernama Ujang yang menemukan korban tersungkur di jalan membawanya ke Klinik Otika Baros.
Lantaran lukanya cukup parah, korban dilarikan ke RSU dr Dradjat Prawiranegara, Kabupaten Serang. Belum sempat menerima perawatan, korban menghembuskan nafas terakhir di perjalanan.
Kepala Desa (Kades) Sidamukti Juhri mengungkapkan, usai duel dengan korban, Misnan mendatangi kediamannya. Dia meminta uang kepada Hari, anak kandungnya. “Istri saya karena takut memberi uang Rp100 ribu. Saat itu (pelaku minta uang-red) saya sedang tidur,” kata Juhri ditemui Radar Banten di kediamannya.
Misnan juga sempat meminta uang dan melakukan kekerasan terhadap warga lain sebelum kabur. “Tetangga saya ada yang ngasih lagi Rp100 ribu, habis itu dia (pelaku-red) pukul. Anak saya juga sempat dipukul sama dia (saat meminta uang-red),” beber Juhri.
Juhri mengaku pisau yang digunakan pelaku untuk menusuk korban ditemukan di dalam akuarium miliknya. “Kebetulan akuarium ini berada di luar. Saat saya mau kasih makan, saya temukan pisau. Pisaunya sudah saya serahkan ke polisi,” kata Juhri.
Juhri menduga Misnan telah lama menderita gangguan jiwa. Sebab, beberapa kali pelaku sempat menantang warga lain berkelahi. “Dia sering bawa golok nantang orang berkelahi, kalau orangnya (tetangga-red) bilang enggak berani, maka dia (pelaku-red) akan senang, dan bilang ke warga lain. Kayak pengen dilihat jagoan gitu,” kata Juhri.
Namun, kata Juhri, perilaku Misnan berubah setelah bekerja sebagai sopir truk Tanjung Priuk, Jakarta. Tetapi, dia kembali berulah usai dipecat dari pekerjaannya akibat pandemi Covid-19.
“Kalau dulu masih kerja, dia orangnya sopan, ketemu saya negur dan cium tangan. Habis diberhentikan itu, baru dia kambuh lagi (stres-red). Saya aja pernah ditagih utang Rp2,5 juta, padahal saya enggak pernah ngutang sama dia. Karena terus didatangi dan istri saya takut, uangnya dikasih sama istri,” ucap Juhri.
Juhri tidak menyangka Misnan bakal meladeni korban untuk berduel. “Saya pikir dia enggak bakal ngelawan karena korban ini sudah tua, tetapi dia (pelaku-red) malah meladeni dan nusuk dada korban,” kata Juhri.
Sementara Kapolsek Baros Ajun Komisaris Polisi (AKP) Ridwan Siahaan menduga pelaku kabur ke arah hutan. “Kami sisir hutan selama empat jam tapi belum ketemu,” kata Ridwan.
Ridwan berjanji akan memburu pelaku hingga tertangkap. Sebab, pelaku sudah meresahkan warga. “Kami akan cari sampai ketemu,” tutur mantan Kapolsek Leuwidamar, Kabupaten Lebak tersebut. (mg05/nda)