LABUAN – Mendung dan hujan selama satu pekan kemarin, berdampak pada kerugian perajin ikan asin di Kecamatan Labuan. Produksi ikan asin turun drastis, sementara biaya yang harus dikeluarkan perajin tetap sama.
“Kalau cuaca buruk, jelas kami rugi. Biaya produksi tetap harus dikeluarkan, sementara tidak ada panas,” kata Sawedah, perajin ikan asin saat ditemui di penjemuran ikan di Pesisir Pantai Teluk, Sabtu (26/11).
Saat kemarau, perajin ikan asin di Kecamatan Labuan bisa memproduksi satu ton per hari. Namun, ketika musim hujan seperti saat ini, mereka hanya memproduksi ikan asin sebanyak dua sampai tiga kuintal dalam tiga hari.
Ketika tidak ada panas matahari, kualitas ikan asin yang dihasilkan pun tidak baik. Ikan asin kurang kering. “Kalau musim hujan, kan pastinya ikan asin juga kurang terjemur, memengaruhi kualitas daging ikan asin itu,” tegas Sawedah.
Dia berharap, pemerintah daerah memberikan bantuan mesin alat pengering ikan asin. Jadi, kualitas dan jumlah produksi ikan asin tetap terjaga ketika musim hujan.
“Kalau ada bantuan alat mesin pengering lebih bagus, kita tidak tergantung penjemuran alami,” katanya.
Camat Labuan Deni Subrata ketika dikonfirmasi berjanji akan menyampikan keluhan para perajin ikan asin itu kepada instansi terkait. “Nanti, kita coba bahas dulu di kantor kecamatan. Mudah mudahan apa yang diharapkan para perajin ikan asin bisa terpenuhi seperti bantuan alat pengering ikan asin,” katanya. (Herman/Radar Banten)