JAKARTA – Menteri ESDM, Arcandra Tahar akhirnya benar-benar dicopot dari jabatannya.
Derasnya tekanan publik soal status dwikewarganegaraan Arcandra menjadi penyebabnya. Ya, selain tercatat sebagai WNI, dia juga merupakan warga negara Amerika Serikat.
Kemarin (15/8), Presiden Joko Widodo melalui Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Pratikno, resmi memberhentikan Arcandra secara hormat.
Arcandra tercatat hanya 20 hari menduduki orang nomor satu di Kementerian ESDM, tepatnya sejak 27 Juli 2016. Lantas, siapakan sosok Arcandra ini?
Dilansir dari Wikipedia.org, pria kelahiran Padang 45 tahun silam, itu merupakan ahli kilang lepas pantai atau offshore.
Sebelum didapuk menjadi Menteri ESDM, Arcandra menjabat sebagai President Direktur Petroneering di Houston, Amerika Serikat.
Petroneering sendiri adalah perusahaan pengembangan teknologi dan enginering yang fokus dalam desain dan pengembangan kilang offshore yang lebih tahan lama, efektif dan aman.
Dikutip dari profil Candra di linkedin.com, dia memiliki pengalaman lebih dari 14 tahun di bidang hidrodinamika dan offshore.
Selain itu dia juga menjadi praktisi di industri tersebut, usai mengembangkan keahlian khususnya di sekolah.
Dia juga telah bekerja di berbagai perusahaan migas baik sebagai pengembang maupun produksi seperti Spar, TLP, Compliant Tower, Buoyant Tower dan Multi Colum Floater selama 13 tahun terakhir.
TLP dan Spar merupakan produk yang menjadi ahlinya yang mewakili gabungan dari pengembangan pengeboran minyak dan produksi sistem operasional di dunia hari ini.
Arcandra juga memiliki hak paten terkait teknik kilang lepas pantai dan penulis yang diakui terkait standar industri hidrodinamika.
Dia menerima gelar Bachelor of Science di bidang Teknik Mesin di Institut Teknologi Bandung, Indonesia.
Dia juga lulusan Ocean Engineering dari Texas A & M Universitas pada tahun 2001 dengan gelar Master of Science and Doctor of Philosophy degrees in Ocean Engineering. (mam/JPG)