Menko Airlangga menekankan bahwa UMKM merupakan sektor penting dalam perekonomian dengan kontribusi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 61% terhadap tenaga kerja sebesar 97%, investasi sebesar 60%, dan ekspor non migas mencapai 16%. Kolaborasi menjadi salah satu faktor kunci dalam peningkatan kinerja UMKM. Belajar dari pengalaman Jepang yang menjadikan UMKM menjadi kunci pertumbuhan industri, perlu digalakkan standarisasi, pelatihan, serta kerjasama UMKM dengan perusahaan besar dapat dilakukan melalui sistem anak angkat (offtaker).
Dengan demikian, UMKM dapat menjadi bagian dari produksi massal sehingga tercapai skala ekonomi yang dapat menekan harga menjadi lebih murah. Selain itu, perluasan pasar UMKM pada di tingkat global juga perlu dilakukan untuk menambah permintaan.
Menko Airlangga juga mengatakan bahwa fasilitas pembiayaan UMKM perlu didorong yaitu melalui peningkatan penyaluran kredit. “Pemerintah melihat porsi kredit UMKM masih flat di kisaran 18%, dan Bapak Presiden mencanangkan agar porsi kredit UMKM terhadap kredit perbankan dapat ditingkatkan menjadi 30% di tahun 2024”, tegas Menko Airlangga.
Pencapaian target 30% tersebut diharapkan agar mempercepat penciptaan usaha baru di sektor UMKM untuk mengurangi tingkat kemiskinan dan pengangguran.