Apa yang dialami Jono (29) nama samaran sungguh menyedihkan. Berharap rumah tangganya dengan Dewi (29) bukan nama sebenarnya berjalan tenang dan bahagia, Jono malah tersiksa gara-gara ibu mertua selalu mencampuri urusan mereka. Astaga.
Ditemui Radar Banten di Kecamatan Kibin, pagi itu Jono sedang sarapan nasi uduk. Sambil mengobrol, Jono berkenan menceritakan kisah masa lalunya.
Menikah di usia muda yakni usia 20 tahun, Jono awalnya sangat memaklumi jika ibu mertuanya selalu memberikan perhatian terhadap rumah tangga mereka. Tapi saat perhatian itu terlalu berlebihan sampai masuk ke tahap ikut campur, Jono merasa tertekan dan emosi. “Bayangin aja, setiap minggu pasti ada aja kekurangan rumah tangga saya yang diungkit-ungkit ibu mertua,” keluh Jono.
Padahal, Jono yang waktu itu sudah bekerja sebagai karyawan pabrik, mampu menafkahi istrinya dengan baik. Meski masih mengontrak rumah dan hidup sederhana, namun ia dan istrinya menikmati setiap proses berumah tangga.
Jono dan Dewi awalnya teman satu kelas di SMA. Di akhir semester, mereka mulai dekat karena sering belajar kelompok. Setiap hari Dewi dibonceng Jono pulang pergi sekolah, kadang mereka juga jalan-jalan berdua. Sejak itulah benih-benih cinta pun muncul.
Sampai akhirnya di hari kelulusan, Jono menyatakan cinta, mereka pun jadian. Katanya sih Dewi itu perempuan cantik dan penurut. Selain itu juga terkenal pintar karena sering juara di kelas.
Berbeda dengan Jono yang sedikit nakal, penampilannya juga biasa saja. Meski begitu, Jono punya kharismatik yang lumayan, gaya bicaranya kalem dan terkesan berwibawa.
Singkat cerita, dua bulan setelah lulus Jono langsung dapat kerja Pabrik di Cikande. Merasa sudah punya penghasilan, Jono dan Dewi sepakat menuju hubungan lebih serius. Mereka menikah dengan pesta sederhana. Banyak teman sekolah yang datang mengucapkan selamat pada keduanya.
Di awal rumah tangga, mereka tinggal di rumah keluarga mempelai wanita. Sejak itulah awal penderitaan Jono dimulai. Banyak diatur-atur ibu mertua, mulai dari tidak boleh pulang lewat jam 11 malam, sampai kewajiban menyetor uang gajian untuk nambah biaya makan sehari-hari. Wadaw. “Karena masih baru, jadi saya nurut aja. Itung-itung berbakti dululah,” akunya.
Sampai setahun kemudian, mereka dikaruniai anak, tapi kelakuan ibu mertuanya dalam mencampuri rumah tangga semakin menjadi-jadi. Kesabaran Jono sudah tidak bisa ditahan, ia pun mengajak istrinya pindah ke kontrakan. “Saya alesannya pengen mandiri, padahal enggak tahan,” akunya.
Setelah tinggal di kontrakan, tetap saja Jono tidak bisa lepas dari masalah. Ibu mertuanya datang hampir setiap minggu, setiap kedatangannya pun, ada saja hal yang diributkan, mulai dari perabotan rumah yang sedikit, ukuran kontrakan yang terlalu kecil, semua dibahas. Jono pun emosi dan membentak ibu mertuanya. “Kesel banget saya, bodo amatlah mau ribut gimana juga,” katanya.
Keributan pun merembet ke mana-mana. Dewi dan seluruh keluarganya ikutan emosi karena kelancangan Jono. Waktu itu Dewi langsung dibawa pulang, mereka pisah ranjang selama tiga bulan. “Saya sudah hampir mau bilang cerai,” tukasnya.
Tapi beruntungnya, Jono dan Dewi kembali dipertemukan kembali oleh keluarga Jono. Mereka baikan dan sampai sekarang masih harmonis. “Alhamdulillah sekarang saya sudah punya rumah sendiri dan enggak digangguin mertua,” katanya.
Oalah, semoga langgeng ya Kang. Amin. (mg06/zee/ags)