Oleh : Dr KH. Encep Safrudin Muhyi, MM. M.Sc, Pimpinan Pondok Pesantren Fathul Adzmi )
Al-Qur’an Solusi Masalah
Al-Quran bukan hanya sebuah kitab suci tetapi juga petunjuk hidup manusia dalam kehidupan ini. Di dalamnya terdapat hikmah-hikmah yang sangat luar biasa untuk solusi permasalahan kita.
Membumikan Alquran bertujuan agar lebih mudah dipahami umat Islam dan masyarakat secara umum. “Tujuan paling utama dalam pelaksanaan MTQ adalah membumikan Alquran sehingga lebih mudah dipahami dan dilaksanakan oleh masyarakat dalam kehidupan sehari-hari.
Musabaqoh Tilawatil Qur’an bukanlah sekedar lomba untuk mencari qori-qoriah dan hafid hafidzah terbaik, akan tetapi MTQ adalah suatu upaya konkrit umat Islam untuk menggali nilai-nilai luhur yang terkandung didalam Al qur’an supaya dijadikan sebagai pedoman hidup.
Salah satu upaya kita untuk mendalami arti, makna, kandungan dan keindahan Al Qur’an sekaligus meningkatkan ketaqwaan kita kepada allah swt adalah penyelenggaraan Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) sebagai salah satu media untuk menebarkan syiar islam merupakan agenda rutin lembaga pengembangan tilawatil qur’an (lptq) agar umat islam lebih tekun membaca, mempelajari dan mengamalkan ajaran al qur’an di tengah derasnya arus perubahan sosial dan budaya dewasa ini dan mendukung terwujudnya kehidupan masyarakat yang Memahami dan mengamalkannya.
MTQ diharapkan dapat menjadi pintu gerbang bagi umat islam untuk terus menggali, memahami, dan mengaplikasikan isi kandungan al qur’an dalam kehidupan sehari-hari, sehingga terlahir pribadi-pribadi yang memiliki kemampuan intelektualitas yang tinggi tetapi rendah hati.
Tujuan lain dari mtq adalah sebagai wahana silaturahim dan sebagai pendorong semangat dan minat baca masyarakat terhadap al qur’an, sehinga kedepan semua umat islam, bahkan bisa memahami isi kandungan al qur’an secara mendalam, sehingga setiap individu mampu membangun kesalehan diri dan kesalehan sosial.
Tujuan lain dari MTQ adalah untuk mendekatkan jiwa umat Islam kepada kitab suci dan meningkatkan semangat membaca, mempelajari, serta mengamalkan Al-Qur’an. Adapun konsep perlombaan yang dibawa oleh MTQ tidak bertentangan dengan nilai-nilai Islam. Rasulullah SAW merupakan seorang Qari. Ia mampu membaca Al-Qur’an dengan indah. Para sahabat pun tertarik untuk mempelajari ilmu membaca Al-Qur’an yang disebut sebagai ilmu nagham tersebut. Karena itu, banyak sahabat yang kemudian menjadi Qari dan menurunkan ilmunya.
Arti kata MTQ juga memiliki tujuan yang baik. Musabaqah memiliki makna saling mendahului, saling berpacu, adu kecepatan atau balapan. Musabaqah juga berarti perlombaan, kompetisi, kontes. MTQ merupakan bentuk lomba untuk mencapai kebaikan. Hal tersebut sejalan dengan surat al-Baqarah ayat 148 dan surat al-Maidah ayat ketika Allah berfirman: “fastabiqul-khairat” yang artinya: “Maka berlomba-lombalah kamu sekalian (dalam mengerjakan) berbagai kebaikan.
Bukan Sekadar Lomba
MTQ ini juga sebagai ajang meningkatkan pengetahuan dan sumber daya manusia khususnya di bidang seni baca Al Qur’an dan pemahaman tentang isi Al Qur’an. Minimal ada tiga manfaat yang dapat diambil dari MTQ : Yang pertama manfaat spiritual, sebagai syiar agama dan menumbuhkan cinta Al Qur’an. Yang kedua manfaat sosial, meningkatkan silaturahmi ukhuwah islamiyah, basyariyah dan wathoniyah. Ketiga, manfaat kultural, MTQ digadang-gadang mampu melestarikan budaya baca Al Qur’an sebagai amalan keseharian, memahami maknanya dan mengamalkannya. MTQ juga sebagai solusi dari permasalahan degradasi moral yang sedang dialami bangsa kita.
MTQ tampaknya akan terus berkembang. fenomena menarik kecendrungan yang agak keliru dari masyarakat dalam mengapresiasi MTQ itu sendiri. Semangat mengikuti/ menyaksikan MTQ juga kian pudar.
Maksud diadakannya MTQ pada hakikatnya adalah untuk mensyiarkan alquran disamping mencari yang terbaik untuk mewakili MTQ pada tingkat selanjutnya. Tapi intinya adalah syiar alquran itu sendiri. Dengan syiar itu pula dituntut bahwa seseorang itu tidak hanya pintar membaca dan menulis, tapi jauh lebih penting adalah memahami isi kandungan alquran itu sendiri. Sasarannya juga tidak hanya kepada peserta (yang ikut lomba) tapi juga (dan ini lebih penting) adalah kepada pendengar/ pengunjung. Kehadiran masyarakat secara beramai-ramai dalam setiap MTQ, inilah harapannya. Nyatanya masyarakat seperti tidak tertarik.
Kenyataan dewasa ini pelaksanaan MTQ sudah semakin jauh melenceng dari tujuan mulia itu. Harapan dan sasaran itu seperti semakin jauh panggang dari api. MTQ bukanlah sekedar lomba membaca Al Quran secara indah semata. Namun wahana untuk memahami serta mengimplementasikan ajaran Al Quran.
“Terkait upaya untuk membentuk masyarakat yang berakhlak mulia, keprihatinan akan merosotnya moral generasi muda, yang semakin jauh dari nilai-nilai agama. Hal ini tidak boleh dibiarkan, harus ada upaya-upaya yang nyata. Melalui momentum ini, saya mengajak qari dan qariah untuk menjadikan MTQ ini bukan semata lomba belaka, namun momentum untuk memahami kandungan Al Quran sebagai bekal sehari-hari,”.
MTQ dapat dijadikan sebagai momentum untuk lebih memantapkan persatuan dan kesatuan, serta komitmen umat Islam untuk secara konsisten mendalami kita suci Al-Quran yang merupakan sumber motivasi, penuntun, dan rahmat bagi seluruh alam.
MTQ bukan hanya sekedar lomba tetapi yang lebih penting adalah mengaplikasikan Al-Quran dalam kehidupan nyata. Bagi peserta MTQ, khususnya generasi muda, MTQ menjadi motivasi untuk lebih mencintai dan mempelajari kitab sucinya. Diharapkan, spirit Al-Quran akan melekat di hati para generasi muda dan diaplikasikan dalam kehidupan yang nyata.
MTQ merupakan salah satu sarana dalam upaya menjaga kemurnian Alqur’an melalui tradisi lisan, pembaca dan penghafal sehingga dapat terjaga eksistensi kitab suci umat Islam tersebut. Selain itu timpalnya, MTQ juga menjadi sarana dakwah guna memperkenalkan dan mendekatkan Al-qur’an kepada masyarakat. MTQ menjadi salah satu media yang sangat efektif dalam menyebarkan syi’ar Islam kepada masyarakat karena unsur seni dalam MTQ dianggap menjadi daya tarik yang mendorong minat mempelajari Qur’an.
Para peserta MTQ diharapkan menjadi sumber daya umat yang unggul, kompetitif, dan berkarakter islami. “MTQ bukan hanya sekedar ajang berlatih dan berlomba membaca Alqur’an namun juga ajang edukasi umat agar semakin mencintai dan membumikan Al-Qur’an serta meningkatkan kesadaran beragama yang rahmatan lil alamin. Selamat Bermusabaqoh Semoga Berkah.
Penulis Adalah Kepala Bidang Pendidikan Agama & Keagamaan Islam Kanwil Kementerian Agama Prov. Banten / Penulis Buku Islam Dalam Transformasi Kehidupan& Buku Kepemimpinan Pendidikan Transformasional.