Membuka pintu, bukan membangun tembok. Prinsip itu diterapkan penduduk muslim di Inggris untuk menghindari Islamofobia dan fanatisme berlebihan. Lebih dari 150 masjid membuka pintu bagi siapa saja yang penasaran dengan Islam. Proyek bernama Visit My Mosque tersebut dimulai Minggu siang (5/2) waktu setempat.
Penyelenggara acaranya adalah Muslim Council of Britain (MCB). Mereka tidak membatasi undangan, baik yang beragama maupun yang tidak memiliki keyakinan terhadap Tuhan alias ateis, LGBT, laki-laki dan perempuan, serta semua yang penasaran dengan Islam.
Jumlah masjid yang berpartisipasi dalam acara itu meningkat hampir dua kali lipat bila dibandingkan dengan sebelumnya. Tahun lalu hanya ada 82 masjid yang ikut. Salah seorang anggota MCB, Adrees Sharif, mengungkapkan bahwa acara tersebut diadakan untuk meningkatkan ikatan antara umat muslim di Inggris dan komunitas sekitarnya.
’’Kami ingin menciptakan dialog, bukannya debat. Ketika kalian berdebat, tujuan kalian adalah memenangkan argumen. Tapi, ketika berdialog, kalian berbagi tentang hal-hal yang kalian yakini,’’ tutur Sharif.
Kegiatan itu disambut baik oleh penduduk Inggris. Puluhan hingga ratusan orang datang ke masjid-masjid yang berpartisipasi dalam acara tersebut. Panitia sengaja membuat acara dengan rileks. Mereka menyajikan teh dan camilan-camilan kecil bagi peserta. Dalam acara itu, tamu boleh bertanya apa pun terkait dengan Islam.
Di Masjid Paigham-E-Islam, Birmingham, misalnya. Kebanyakan fokus pertanyaan adalah hukum-hukum Islam, pandangan umat muslim tentang Yesus, dan peranan masjid untuk melawan militan Islamic State (IS) alias ISIS. Peserta juga diajak berkeliling masjid dan dijelaskan tentang cara umat Islam beribadah.
’’Pesan halus kepada Trump: Minum teh bersama jauh lebih baik jika dibandingkan dengan membangun tembok untuk memisahkan kita,’’ cuit legislator sekaligus pemimpin Partai Buruh Inggris Jeremy Corbyn. Dia juga ikut berpartisipasi dengan datang ke masjid di dekat tempat tinggalnya, Finsbury Park.
Jumlah umat Islam di Inggris hanya 5 persen dari keseluruhan populasi atau sekitar 3 juta jiwa. Separonya lahir dan besar di Inggris. Mayoritas berdomisili di kota-kota besar seperti London, Birmingham, Manchester, dan Bradford. (Al Jazeera/Independent/sha/c14/any/tia/JPG)