SERANG-Realisasi pendapatan daerah Provinsi Banten meleset. Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Provinsi Banten memperkirakan realisasi pendapatan hingga akhir tahun nanti hanya 92 persen.
Kepala Bapenda Provinsi Banten Opar Sohari mengatakan, kondisi pandemi Covid-19 membuat pendapatan daerah sulit tercapai. “Capaian ini sudah bagus di tengah kondisi pandemi Covid-19,” ujar Opar, kemarin.
Rincian Perubahan APBD TA 2021 terdiri atas pendapatan daerah sebesar Rp12,12 triliun, yang terdiri dari pendapatan asli daerah (PAD) Rp7,67 triliun. PAD i terdiri atas pajak daerah sebesar Rp7,19 triliun, retribusi daerah sebesar Rp12,03 miliar, dan lain-lain pendapatan daerah yang sah Rp410,1 miliar. Sedangkan pendapatan transfer dari pemerintah pusat Rp4,33 triliun dan pendapatan lain-lain daerah yang sah Rp6,2 miliar.
Opar mengaku realisasi PAD sudah cukup baik. Untuk pajak kendaraan bermotor saja, capaiannya sudah lebih dari 100 persen. “Begitu juga pajak bahan bakar,” ungkapnya.
Saat ini, lanjut Opar, realisasi pajak yang rendah adalah bea balik nama kendaraan bermotor (BBN-KB). “Karena situasi pandemi saat ini, kondisi keuangan sedang susah. Masyarakat jarang yang membeli kendaraan baru,” ujarnya.