SERANG – PDAM Tirta Albantani sedang mencarikan solusi untuk pelanggan yang terdampak penyetopan pasokan selama tiga bulan ke depan. Di antaranya, dengan memanfaatkan aliran Sungai Cibanten sebagai air baku dan menyalurkan bantuan air bersih.
Humas PDAM Tirta Albantani Kabupaten Serang Halili mengatakan, sudah mencarikan solusi untuk mengatasi persoalan tersebut, yakni memanfaatkan air baku dari Sungai Cibanten. Meski demikian, pemanfaatan air baku dari Cibanten belum bisa menjangkau seluruh pelanggan yang terdampak sebanyak 15.000 pelanggan.
“Ada empat wilayah yang akan dilayani melalui air baku dari Cibanten, yakni pelanggan Kecamatan Kramatwatu, Bojonegara, Puloampel, dan Kota Serang,” katanya kepada Radar Banten melalui pesan singkat WhatsApp, Rabu (17/7).
Jika terjadi krisis air bersih, PDAM akan mengirimkan bantuan air bersih kepada wilayah yang tidak terjangkau air baku dari Cibanten. Yakni, pelanggan di Kecamatan Cikeusal, Kragilan, dan Kecamatan Ciruas. “Kita sudah siapkan 15 tangki untuk air bersih setiap harinya,” ujarnya.
Halili mengatakan, Sungai Cibanten sudah disiapkan untuk sumber pengambilan air baku jika terjadi kekeringan di irigasi Pamarayan. Ia memastikan debit air di Sungai Cibanten akan mencukupi meskipun di musim kemarau.
“Proses pengolahannya akan dilakukan di Kenari, Kasemen,” terangnya.
PROYEK STRATEGIS
Dihubungi terpisah, Wakil Bupati Pandji Tirtayasa mengatakan, normalisasi irigasi Pamarayan merupakan proyek strategis di Kabupaten Serang. Proses buka tutup saluran irigasi itu untuk memudahkan pengerjaan proyek. “Jadwal ini memang sebelumnya sudah disepakati oleh para pengguna irigasi,” katanya.
Pandji mengatakan, proyek normalisasi saluran irigasi Pamarayan Barat akan berdampak baik pada ketersediaan air irigasi. Kemudian, bisa dimanfaatkan oleh para petani dan juga air baku PDAM akan lebih terjamin.
“Kalau proyek ini selesai bisa dimanfaatkan oleh 22 ribu hektare lahan pertanian, kemudian juga untuk para pengguna irigasi lainnya termasuk PDAM,” ujarnya.
Pandji meminta masyarakat memaklumi jika proyek normalisasi tersebut mengganggu pelayanan PDAM. Ia menyarankan masyarakat memanfaatkan air bawah tanah untuk kebutuhan sehari-hari. “Jika terjadi krisis air bersih kita juga akan mengirimkan bantuan air bersih,” ucapnya.
Kata Pandji, pihaknya akan kembali menyertakan modal untuk mendukung PDAM agar mengambil air bersih dari Sungai Ciujung langsung. Kata dia, Pemkab berkewajiban menyertakan modal kepada PDAM sebesar Rp85 miliar. Saat ini, baru diberikan Rp60 miliar hingga Rp70 miliar.
“Kita masih punya kewajiban untuk PDAM, tapi tidak untuk sekarang-sekarang ini karena kita sedang fokus pada infrastruktur,” katanya.
Diberitakan sebelumnya, PDAM Tirta Albantani Kabupaten Serang menerbitkan pengumuman terkait pemberhentian pasokan air kepada pelanggan di beberapa wilayah selama periode 17 Juli hingga 31 Oktober 2019. Yakni, meliputi wilayah Kecamatan Cikeusal, Kragilan, Ciruas, Kramatwatu, Bojonegara, Puloampel, dan Kota Serang. Kebijakan itu disesuaikan dengan jadwal buka tutup irigasi Pamarayan Barat selama tiga bulan. Atas penutupan pasokan air tersebut, sebanyak 15 ribu pelanggan bakal terdampak krisis air bersih. Selama itu juga, PDAM akan kehilangan potensi pendapatan sebesar Rp1,5 miliar setiap bulan. (Rozak/RBG)