SERANG – Banten memiliki potensi yang besar. Apalagi secara geografis, provinsi yang memiliki delapan kabupaten/kota ini dekat dengan Jakarta.
Anggota Komite Ekonomi dan Industri Nasional Hendri Saparini mengatakan, saat ini struktur pendapatan domestik regional bruto (PDRB) Banten masih dari bidang pertanian. “Tenaga kerjanya juga masih di bidang pertanian. Maka tidak harus dipindahkan,” kata Hendri usai seminar ekonomi nasional di kampus Untirta, Selasa (12/2).
Namun, tambah Hendri, para petani yang ada di Banten tidak bisa dijadikan subsisten. Tetapi harus diciptakan nilai tambah. Pemprov Banten maupun pemerintah kabupaten/kota harus mempunyai kebijakan atau strategi pembangunan dengan berkolaborasi bersama masyarakat.
“Maju atau tidaknya suatu daerah, tidak hanya dari peran pemerintahnya saja, tapi masyarakat juga harus aktif dan optimis,” tuturnya.
Hanya saja, sebagai pemegang kebijakan, inisiatif pemerintah daerah harus dilakukan untuk menciptakan ekonomi kerakyatan.
Untuk itu, ekonom senior ini mengingatkan pemerintah pusat dan daerah untuk tidak hanya terpaku pada program jangka pendek, juga jangka panjang yang justru menjadi pekerjaan rumah terberat. Bahkan, salah satu yang terberat adalah menciptakan pekerjaan rumah yang masif.
Kata dia, revitalisasi industri merupakan solusi karena jumlah pekerja paruh waktu dan setengah penganggur atau berpendidikan rendah sangat besar. “Sementara penganggur dengan pendidikan tinggi juga meningkat,” ujarnya.
Staf Khusus Presiden Bidang Ekonomi Ahmad Erani Yustika mengklaim arah pembangunan yang dilakukan pemerintah pusat secara nasional cukup baik. Hal itu juga dapat terlihat dari angka inflasi yang terkendali serta menurunnya angka kemiskinan dan pengangguran di Indonesia.
Ia mengatakan, secara kasat mata jumlah orang yang terlihat bekerja berkurang lantaran tidak sedikit juga yang beralih ke bisnis online. Bahkan, pedagang makanan yang biasa berkeliling, kini dapat dibeli secara online. (Rostinah)