SERANG, RADARBANTEN.CO.ID – Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) tahun ini akan melaksanakan pemilihan rektor masa jabatan 2023-2027. Rektor Untirta Fatah Sulaiman berharap proses demokrasi empat tahunan di perguruan tinggi negeri ini menjadi teladan, memberikan kesejukan, dan tidak mengorbankan persahabatan.
Pesan itu disampaikan Fatah saat memberikan sambutan pada peluncuran pemilihan rektor Untirta masa jabatan 2023-2027 di kampus Sindangheula, Pabuaran, Kabupaten Serang, Rabu, 1 Februari 2023.
Kata Fatah, pemilihan rektor (pilrek) merupakan proses rutin empat tahunan di perguruan tinggi negeri. “Jadi mudah-mudahan di dunia akademis ini proses demokrasinya menjadi teladan, memberikan kesejukan buat kita semua. Jadi sesuatu hal yang biasa,” ungkap Fatah.
Menurutnya, civitas akademika yang ditugaskan di Untirta hanya mendapatkan mandat sebagai petugas untuk mengelola perguruan tinggi supaya berjalan baik, melaksanakan penguatan pembangunan SDM, dan bertanggung jawab kepada masyarakat.
Karena itu, seluruh proses pemilihan rektor mulai dari launching hingga selesai harus mengusung semangat kekeluargaan dan kegembiraan. Tidak usah seperti semangat yang genting karena kondisinya tidak genting.
“Harus kekeluargaan, gembira, punya niat baik semuanya, menjalankan dengan niat yang baik agar siapapun nanti yang ditakdirkan untuk melanjutkan kepemimpinan Untirta ke depan, juga diawali dengan niat yang baik, prosesnya baik. Insya Allah hasilnya baik dan berkah. Bukan hanya untuk Untirta tapi juga buat masyarakat,” ungkap Fatah.
Atas nama keluarga besar Untirta dan amanat sebagai rektor, Fatah berpesan agar momentum pemilihan rektor adalah penguatan tali kekeluargaan, tali silaturahmi, tali persahabatan. Kemudian harus ada kesepahaman keyakinan bahwa proses pembangunan Untirta sebagai institusi akademis harus dibangun dengan semangat kolaborasi.
“Tidak mungkin dibangun oleh sendiri oleh perorangan, nggak mungkin, mustahil. Jadi semangat kolaborasi yang harus kita dengungkan dan kita sosialisasikan kepada seluruh keluarga besar Unturta. Bukan semangat bahwa paling kuat sendiri, tidak mungkin,” kata Fatah.
Fatah tidak berharap momentum pemilihan rektor, semangat kolaborasi, semangat kekeluargaan, dan semangat persahabatan jadi runtuh. “Kasihan orang-orang tua kita yang dengan doa-doa yang tulus, masyarakat Banten dengan doa-doa yang tulus ingin melihat Untirta sebagai institusi yang diandalkan untuk bersama-sama membangun SDM dari Banten untuk membangun Indonesia maju,” ungkapnya.
Semangat kolaborasi dan kekeluargaan, lanjut Fatah, harus dijaga. Tidak mungkin membangun Untirta dengan kekuatan sendiri, harus dengan kekuatan kolaborasi. “Maka momentum pemilihan rektor adalah karena mandatori yang harus dikirim tiga calon kepada Menteri (Mendikbudristek-red), diberi akses ruang kompetisi gagasan. Melalui pemilihan rektor, kompetisi gagasan, kompetisi ide, bukan kompetisi hoax atau kompetisi adu domba, kompetisi fitnah, bukan,” tegas Fatah.
Menurutnya, hal itu harus dipahami bersama sehingga suasana atmosfer kekeluargaan sampai pada proses pemilihan nanti. *
Editor: Aas Arbi