SERANG – Ratusan pemuda berlatar belakang agama Islam, Khatolik, Hindu, Budha, Konghucu dan Protestan, dalam kegiatan Gerakan Pemuda Membaca Kitab Suci (GPMKS) demi mempersatukan Indonesia di Gelanggang Olahraga Stadion Mualana Yusuf Ciceri Kota Serang, Selasa (21/11).
Asdep Peningkatan Iptek dan Imtaq Pemuda Deputi Bidang Pemberdayaan Pemuda Kemenpora Esa Sukmawijaya mengatakan kegiatan ini dalam rangka dukungan program pada rangkaian acara Kirab Pemuda 2017 yang tengah digelorakan Kemenpora di 34 titik Kabupaten/Kota di seluruh Indonesia.
“Gerakan Pemuda Membaca Kitab Suci (GPMKS) juga siap dilaksanakan di tempat dan waktu yang sama dengan pelaksanaan Kirab Pemuda 2017,” kata dia di GOR Stadion Maulana Yusuf Ciceri, Kota Serang, Selasa (21/11).
Dikatakan, kegiatan ini bertujuan untuk memupuk kebhinekaan di kalangan pemuda tanpa memandang suku, ras, dan agama. GPMKS mengemban tanggung jawab besar menyatukan pemuda yang berasal dari enam agama di Indonesia.
“Mereka membacakan kitab sucinya masing-masing dalam satu tempat dan waktu yang sama,” tuturnya.
“Salah satu partisipasi kaum muda dalam kegiatan keagamaan masing-masing,” ujarnya lagi.
Melalui GPMKS, kata dia, sisi harmonis ditanamkan kepada para pemuda agar senantiasa menghormati dan memahami ajaran agama masing-masing.
Berdasarkan data BPS 2009-2015 tingkat partisipasi pemuda dalam kegiatan keagamaan tiap tahun semakin menurun, yakni 67,18% pada tahun 2009, turun pada angka 51,72% di tahun 2015. Data tersebut menjadi landasan utama kegiatan GPMKS dilaksanakan.
“Kami sebagai asisten deputi yang menangani peningkatan iman dan takwa pemuda, merasa sedih atas data yang dikeluarkan BPS tersebut. Seekaligus menjadi pendorong pemerintah untuk turut adil meningkatkan partisipasi pemuda dalam kegiatan keagamaan,” paparnya.
Di tempat sama, Kabid pengembangan dan Pemberdayaan pemuda Dispora Provinsi Banten Yusup Soufi mengatakan, peran pemuda dalam berbangsa dan bernegara sangat strategis. Penting sekali persatuan dan kesatuan antara semua agama terjalin baik.
“Saya harap kerukunan antar umat beragama semakin membaik. Seluruh pemuda Indonesia, khususnya di Banten dapat menjalin persatuan tanpa melihat suku, agama dan budaya,” katanya di GOR Maulana Yusuf Ciceri, Kita Serang, Selasa (21/11).
Dikatakannya, pemuda menjadi ujung tombak meraih kemerdekaan. Pada juga memiliki peran strategis dalam keberlangsungan berbangsa dan bernegara.
“Kita hidup ditengah tengah keberagaman. Mulai dari keberagaman budaya hingga agama,” tuturnya.
Pantauan Radar Banten Online, masing-masing pemuka agama bergantian memanjatkan doa kepada Tuhan untuk kedamaian dan persatuan bangsa. Diselipkan pula harapan aling bertoleransi antar umat beragama. (Anton Sutompul/antonsutompul1504@gmail.com).