Kehadiran kelompok pemuda penggerak lingkungan pada Lomba Kampung Bersih dan Aman (LKBA) Kabupaten Serang 2020, memiliki peran yang cukup sentral dalam kesuksesan warga menata kampung. Banyak lingkungan kampung yang dulunya kumuh berubah menjadi bersih dan indah berkat sentuhan pemuda.
HAIDAR – Serang
Berdasarkan pemantauan tim peliputan Radar Banten dan Banten TV di setiap RW-RW di Kabupaten Serang, mulai dari tahap awal penataan hingga proses menghias kampung, kelompok pemuda selalu hadir pada setiap kegiatan gotong royong. Bahkan, saat penilaian tahap pertama berlangsung, para pemuda hadir dengan pakaian seragam kebanggaan menyambut tim juri LKBA.
Seperti yang terjadi di salah satu RW di Kecamatan Gunungsari. Cuaca siang itu terasa menyengat, namun Muhamad Yasin serta belasan pemuda lainnya terlihat sedang memotong batang bambu untuk dijadikan pagar. Sambil bersenda gurau lengkap dengan kopi hitam dan rokok, mereka mengumpulkan batang-batang bambu yang diambil dari kebun.
Saat batang bambu sudah dipotong menjadi tiga meter dan terkumpul, Yasin mengangkutnya ke bagian depan kampung untuk dipaku oleh bapak-bapak. Mereka merangkai batang-batang bambu itu menjadi pagar sepanjang dua meter, pagar kemudian satu persatu mulai dipasang di kanan dan kiri jalan.
Setelah semua pagar sudah dipasang, para pemuda mulai mengecatnya dengan berbagai macam warna. Kreativitas pemuda selalu diandalkan dalam setiap penataan, bukan hanya pagar, bahkan jalan kampung yang sudah dibeton digambar dengan berbagai macam motif, ada yang gambar tiga dimensi, ada pula gambar tokoh kartun serta kalimat imbauan Pola Hidup Bersih dan Sehat.
“Biasanya, kalau habis gotong royong kita bacakan, makan bersama rame-rame,” kata Yasin ceria.
Pemuda di kampung lainnya, Wili Purnomo memiliki cerita yang berbeda. Ia bersama anggota kelompok pemuda di kampungnya membuat jadwal gotong royong setiap hari. Ada sekira 30 pemuda yang aktif dan terdaftar dalam SK kelompok pemuda di kampung ini.
Setiap hari di waktu pagi hingga siang, dari 30 ada 10 pemuda yang gotong royong mengerjakan penataan, siang hingga sore, sepuluh pemuda lainnya yang melanjutkan penataan. Sore hingga tengah malam, sisa sepuluh pemuda lagi yang bergantian menata kampung.
Kegiatan gotong royong dengan sistem terjadwal itu terus berlangsung selama dua bulan proses penataan, mulai Agustus, September dan Oktober 2020. Mulai dari tahap awal membersihkan lingkungan dari sampah, hingga tahap akhir membuat taman bunga. “Biasanya paling rame tuh pas malem, semua kompak berbenah,” ungkap Wili.
Salah satu ketua pemuda lainnya, Andri mengaku merasakan pengalaman berharga dalam menggerakkan semangat warga menata kampung. Menurutnya, LKBA mampu mengokohkan peran pemuda untuk berbakti kepada masyarakat di kampung.
Andri bercerita, awalnya ia ragu-ragu kampungnya bakal bisa ditata atau tidak pada ajang LKBA tahun ini. Soalnya, sejak adanya sosialisasi LKBA di wilayahnya di Kecamatan Carenang, warga belum juga ada yang memulai gotong royong. Bahkan, di lingkungannya yang masih banyak sampah berserakan pun, tak ada warga yang peduli untuk membersihkan.
Hingga akhirnya, ayah satu anak ini mengajak pemuda lainnya kumpul untuk membahas perihal pelaksanaan LKBA dengan mengundang ketua RW dan RT. Tak menunggu waktu lama, keesokannya para pemuda mulai gotong royong, hal itu membuat warga lainnya tergerak untuk ikut berbenah. “Tanpa nunggu instruksi dari kades, kita gerak dulu,” katanya.
Bukan cuma itu, para pemuda juga membentuk keorganisasiannya sendiri dan mengajak warga untuk swadaya. Mereka berkeliling ke rumah-rumah sambil membawa kencleng, menggalang dana secara swadaya dari para warga. “Uang yang terkumpul, kita gunakan untuk membeli kebutuhan penataan kayak cat, paku, dan bambu,” ujarnya. (*)