SERANG, RADARBANTEN – Persatuan Nasional Aktivis 98 atau Pena 98 sebut Ganjar Pranowo merupakan calon pemimpin yang tidak punya rekam jejak pelanggaran HAM.
Hal tersebut diungkapkan oleh Presidium Pena 98 Muhammad Sofyan usai menggelar diskusi dalam memperingati 25 tahun reformasi di kampus UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten, Rabu, 17 Mei 2023.
Menurut Sofyan, Ganjar Pranowo merupakan salah satu calon presiden yang cocok untuk menjadi pemimpin Indonesia.
Seperti diketahui, Ganjar Pranowo merupakan calon presiden dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).
Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri resmi mengumumkan Ganjar Pranowo sebagai calon presiden pada 21 April 2023 lalu.
Menurut Pena 98, Ganjar Pranowo merupakan sosok yang disebut pantas menjadi pemimpin Indonesia lantaran memiliki rekam jejak bagus.
“Kalo yang demokratis, yang tidak punya rekam jejak pelanggaran HAM, tidak punya rekam jejak korupsi, ya Ganjar lah, bagus,” kata Sofyan.
Sofyan yang menjadi pemantik dalam diskusi bersama lintas organisasi mahasiswa itu mengajak para mahasiswa tidak boleh lupa dengan sejarah, bahwa pelaku pelanggaran HAM belum diadili.
“Reformasi belum sempurna karena pelaku pelanggaran HAM belum diadili. Ini memperingati seperempat abad reformasi, kita merawat ingatan menolak lupa,” tutur Sofyan.
Sementara pemantik lainnya dari akademisi yakni Yhannu Setiawan. Ia mengatakan bahwa agenda politik 2024 harus menjadi momentum untuk memastikan perjalanan reformasi tidak boleh berhenti.
“Yang jelas saya mau ngingetin agenda reformasi harus terus dirawat dan harus diperjuangkan. Sekarang generasi mahasiswa sekarang harus sadar, bahwa perjuangan untuk mensejahterakan seluruh warga negara Indonesia itu harus dituntaskan,” kata Yhannu.
Menurut Yhannu, kriteria presiden yang cocok untuk melanjutkan periode 2024-2029 harus berasal dari sosok yang tidak pernah menghalangi demokrasi di Indonesia.
“Pemimpin yang harus dipilih mereka yang tidak pernah menghalangi demokrasi tegak dan berdiri di Indonesia. Silakan pelajari kemudian baca sejarah orang orang yang pernah melukai menghambat dan mencederai demokrasi, tidak patut menjadi pemimpin di negeri ini,” tegas Yhannu.
Reporter: Nahrul Muhilmi
Editor: Aas Arbi