Tak Kuasa Menangis Bertemu Nenek Miskin
Dibalik tubuhnya yang tegap kekar, Kabid Humas Polda Banten, Kombes Pol Edy Sumardi Priadinata ternyata sosok yang mudah tersentuh batinnya. Ia mengaku pernah meneteskan air mata hanya karena mendengar pengakuan nenek miskin yang belum dapat bantuan pandemi Covid-19.
Fahmi Sa’i – Serang
“Batin saya langsung tek (sambil memegang dada-red), saya sampai meneteskan air mata saat bertemu dengan nenek-nenek yang ngaku belum dapat bantuan (di masa pandemi Covid-19-red),” kata Edy belum lama ini.
Berlatar belakang keluarga sederhana, Edy tahu betul kesusahan dalam menjalani hidup. Ia dulunya bahkan harus hidup berhemat dan bekerja keras demi meraih cita-citanya. Kini, setelah berhasil menjadi perwira Polri, Edy merasa selalu terpanggil untuk membantu orang yang membutuhkan.
Sejak menjadi Kapolres Kampar, Provinsi Riau ia mulai bergerak nyata untuk membantu sesama. Setiap hari Jumat, Edy bersama anggotanya turun langsung ke lokasi untuk memberikan sembako dan makanan. Di sanalah kemudian lahir program sosial yang ia beri nama Jumat Barokah.
Bagi Edy, membantu sesama adalah panggilan jiwa. Ia pun kemudian membawa program Jumat Barokah ke Polda Banten sejak menjabat Kabid Humas. Sejak program Jumat Barokah itu ia mulai laksanakan, ternyata banyak mendapat respons yang baik dari berbagai kalangan. Banyak orang-orang yang kemudian datang untuk menemuinya di kantor.
Mereka mengaku tertarik untuk terlibat dalam kegiatan Jumat Barokah. Bahkan, kegiatan sosial itu juga didengar oleh warga luar Banten seperti Jakarta. Mereka, lalu memberikan uang untuk diberikan kepada orang yang membutuhkan. Sementara, untuk donatur di Provinsi Banten ada komunitas yang tidak hanya memberikan uang, tapi juga menyiapkan kebutuhan pokok seperti beras, mi instan, telur dan yang lainnya.
“Mereka (donatur-res) juga ada yang ikut sambil bawa beras, mi instan dan kebutuhan pokok lainnya. Mereka lumayan capek-capek tapi juga merasa senang,” kata Edy.
Pendistribusian bantuan sosial ke lapangan diakui Edy akan lebih tepat sasaran. Sebab, kondisi masyarakat yang membutuhkan akan dilihat dengan mata kepala sendiri. “Kami distribusi langsung agar bantuan yang diberikan benar-benar tepat sasaran. Kalau untuk bantuan yang kami sudah berikan kami tidak tahu berapa, tapi sudah ribuan bantuan. Semoga bantuan yang sudah diberikan itu menjadi ladang pahala bagi kita semua khususnya para donatur,” kata pria berdarah Minang tersebut.
Edy mengatakan, ada rasa yang amat senang di hati ketika melihat orang-orang yang dibantu tersenyum. “Orang-orang yang kami bantu itu ternyata sangat gembira walaupun kadang kami berikan nasi kotak hanya untuk makan siang. Dari situ saya lihat, bantuan sekecil apa pun dari kita ternyata sangat berarti bagi mereka,” kata Edy.
Makin dikenalnya program sosial itu membuat banyak masyarakat yang mengadu kepadanya. Salah satunya warga yang mengaku sedang membutuhkan donor darah karena kerabatnya sedang terbaring di rumah sakit. “Saya kemudian hubungi rekan saya di sini (Polda-red) untuk membantu. Alhamdulillah ada anggotanya yang cocok golongan darahnya dan bersedia untuk donor,” kata Edy.
Edy mengatakan, di saat pandemi Covid-19 banyak saudara-saudara kita yang membutuhkan uluran tangan. Bantuan sekecil apa pun dapat lebih berarti bagi mereka. “Saat ini kita harus tengok kanan kiri ada tidak tetangga kita yang kesusahan dan butuh pertolongan. Jangan sampai disaat seperti ini ada yang ke laparan. Kalau tidak bisa membantu dapat melapor kepada kami,” kata Edy.
Polda Banten, sambung Edy, telah menyiapkan bantuan paket sembako untuk masyarakat yang membutuhkan. Bantuan tersebut akan terus dibagikan kepada masyarakat. “Yang dibagikan oleh Polda Banten dan jajaran sudah ribuan paket sembako, saat ini kami masih menyiapkan bantuan di masa pandemi Covid-19 ini,” ucap Edy.
Edy berharap di masa pandemi Covid-19 ini masyarakat Banten semakin disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan (prokes). “Manfaatkan program vaksin yang ada dengan begitu persoalan Covid-19 ini segera cepat teratasi, ” tutur Edy. (*)