WALANTAKA – RT 06 RW 03, Lingkungan Kadeos, Kelurahan Tegalsari, Kecamatan Walantaka, tak sehijau dulu. Banyak tanaman yang mati akibat kekeringan dan tak terawat. Hal ini diketahui saat Tim 3 Juri Lomba Resik Lan Aman (LRLA) Kota Serang 2020 mengunjungi dan menilai RT 06, Kamis (10/9).
Juri pun menyayangkan penurunan kualitas penataan lingkungan kampung ini. Soalnya, pada penilaian tahap pertama, awal Mei 2020 lalu, RT ini tampil maksimal. Padahal, menurut juri perwakilan Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Kota Serang Ade Jumaiah, pihaknya sudah mengimbau warga RT 06 agar merawat dan mempertahankan penghijauan yang sudah mereka lakukan dan telah dinilai bagus.
”Tapi pas penilaian tahap dua (kemarin-red) malah menurun. Banyak tanaman yang mati,” tegas Ade kepada Radar Banten.
Penurunan kualitas ini, ungkap Ade, dapat mempengaruhi poin penilaian. Soalnya, LRLA merupakan lomba yang tak hanya melihat hasil akhir penataan, tapi juga proses perubahan kampung menjadi lebih resik dan aman. Proses warga menjaga dan merawat keindahan kampungnya.
”Kan sengaja jarak waktu antara tahap pertama dan kedua tuh agak lama. Jadi kita bisa tahu, siapa yang mampu bertahan, siapa yang bakal menurun kualitasnya,” ungkap istri dari Walikota Serang itu.
Namun, Ade masih mengapresiasi partisipasi warga RT 06 saat menyambut tim juri. Ibu-ibu berkumpul mengiringi proses penilaian.
Juri juga cukup terkesan dengan ruang terbuka hijau (RTH) dan spot selfi yang masih dipertahankan warga RT 06. “Cuma, ini juga kan sudah ada waktu tahap pertama. Jadi peningkatannya cuma di partisipasi warga dan dokumentasi kegiatan,” jelas Ade.
Juri perwakilan dari Polres Serang Kota Iptu Bingonilah menambahkan, dari aspek keamanan secara keseluruhan sudah bagus. Tidak pernah terjadi kasus kriminal di RT 06.
Kendati demikian, warga perlu melengkapi alat keamanan di pos ronda. “Belum ada alat pemadam api ringan, borgol, dan buku mutasi tamu,” ungkapnya.
Lurah Tegalsari Sutihat mengaku bangga dengan semangat dan kekompakan warga RT 06. Meski penghijauannya menurun karena faktor kemarau, pemudanya tetap kompak gotong royong pada malam hari. “Kita tetap optimis juara,” tegasnya. (mg06/don)