SERANG – Pemanfaatan sampah terus dilakukan oleh warga RT 01 RW 04, Lingkungan Lontarbaru, Kelurahan Lontarbaru, Kecamatan Serang. Kini, mereka tengah mengembangkan maggot BSF (Black Soldier Fly) untuk mengolah sampah organik.
“Untuk sampah organik, kami memang belum lama mengembangkannya, tapi hasilnya sudah mulai terlihat. Memang baru dimulai, ini juga otodidak. Makanya, banyak warga yang masih belum paham. Akan terus kami kembangkan karena sudah mulai terasa manfaatnya,” kata Ketua RT 01 Alamsyah, Jumat (14/8).
Pengolahan sampah organik ini dilakukan setelah warga mendirikan bank sampah untuk mengelola sampah nonorganik.
Menurut Alamsyah, pembudidayaan lele dan ikan nila juga berjalan beriringan di RT-nya. Di atas kolam lele dan nila, diisi tanaman dengan teknologi hidroponik.
“Jadi, airnya berputar dari kolam ke pipa hidroponik. Untuk pakannya, kami ambil dari maggot. Jadi semua saling mengisi. Tanaman yang dipilih adalah sayuran, yang hasilnya bisa dimanfaatkan oleh warga,” terang Alamsyah.
“Kami juga sudah memberikan surat edaran ke warga agar pemilahan sampah sudah dilakukan dari rumah masing-masing. Plastik hitam untuk sampah organik, plastik merah untuk sampah nonorganik, agar kami lebih mudah mengelolanya. Yang organik untuk pakan maggot, yang nonorganik seperti plastik bisa kami cacah,” jelas Alamsyah.
Pengelolaan sampah ini inovasi warga RT 01 dalam menghadapi Lomba Resik Lan Aman (LRLA) Kota Serang 2020. Warga RT ini, jelas Ketua KWT RT 01 Syarifah Hanum, juga melakukan penghijauan. Tanamannya jenis sayur. Ada warga yang menanamnya dengan teknologi hidroponik, ada pula yang menggunakan pot.
Penghijauan, lanjut Syarifah, menjadi kegiatan utama warga menghadapi LRLA. Sehingga, mendekorasi lingkungan dengan pengecatan tidak banyak.
“Warga, di rumah masing-masing sudah menanam sayuran. Ibu ibu di lingkungan ini cukup semangat, karena hasilnya bisa mereka manfaatkan sendiri. Kami memaknai resik di lomba kampung resik lan aman adalah lingkungan yang bersih dan bisa mandiri mengelola sampahnya. Jadi, di lingkungan kami tidak banyak pengecatan. Hanya di depan ketika masuk lingkungan saja,” tutup Syarifah. (rio/don)