CILEGON – Kehadiran Transmart Cilegon mendapatkan respons positif dari masyarakat. Sejak dibuka pada Jumat (11/12) lalu pengunjung mal yang terletak tepat di belakang kantor Pemkot Cilegon itu semakin banyak dikunjungi.
Pengunjung berjubel di dalam bangunan yang terletak di lahan bekas lapangan sepak bola Sumampir. Padatnya pengunjung di dalam ruangan mal dianggap melanggar protokol kesehatan tentang pembatasan jumlah orang yang masuk. Hal itu langung menjadi sorotan Walikota Cilegon Edi Ariadi.
Edi mengaku sudah mengerahkan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) untuk memantau kondisi mal. Bahkan Edi mengancam tak segan menutup operasional mal jika pelanggaran protokol kesehatan masih terjadi.
“Saya sudah ngomong, kalau masih begitu, tanggung jawab siapa, kalau perlu ditutup saja, kalau memang gak beraturan,” ujar Edi kepada wartawan, Selasa (15/12).
Edi mengaku sudah berkoordinasi dengan Polres Cilegon serta TNI untuk membantu menertibkan banyaknya pengunjung.
Padatnya kerumunan masyarakat di dalam area Transmart terekam baik dalam foto maupun video dan tersebar di media sosial. Postingan foto dan video itu disisipi dengan caption yang mengkritisi sikap pemerintah dan aparat terhadap kegiatan yang dianggap melanggar protokol kesehatan.
Akun facebook Warunge Kite misalnya. Akun tersebut memposting video di group Kabar Cilegon yang menggambarkan padatnya kerumuman di dalam mal.
“Hari ini Transmart Cilegon udah buka dan antusias warga Cilegon berbondong-bondong untuk mendatangi Transmart. Tapi Sayang banget tidak menerapkan protokol Covid-19,” ujarnya.
Ia menanyakan sikap Gugus Tugas Covid-19 atas peristiwa yang berpotensi menyebarkan Covid-19.
“Mana nih petugas gugus tugas Covid-19 Cilegon. Tempat jualan yang skala kecil seperti CFD, Bunderan Perumnas di suruh bubar kalau ada kerumunan yang dapat menyebabkan penularan Covid dan sampai CFD Cilegon pun harus tutup sampai hari ini,” tulisnya.
Sementara itu, Vice President Corporate Communication Transmart, Satria Hamid menjelaskan, manajemen telah melakukan evaluasi atas tingginya animo masyarakat terhadap keberadaan Transmart di Kota Cilegon.
Berdasarkan evaluasi, guna mengantisipasi kerumunan masyarakat di dalam area mal, manajemen membuat jalur alur arah mengular di depan toko dengan titik-titik yang sudah ditandai.
“Kita juga mengimbau masyarakat yang mau datang ke tempat kita menerapkan disiplin dan mau diarahkan oleh petugas di lapangan, karena terkendala yang kita lihat penuh tantangan untuk mengatur mereka (pengunjung-red),” ujar Satria.
Selain itu, manajemen menerapkan protokol kesehatan lain seperti jaga jarak, pengecekan suhu tubuh, jika di atas 37 maka tidak bisa masuk ke area pusat perbelanjaan.
Kemudian, di internal akan melihat kerumunan di dalam toko, sudah dihitung, dengan jarak satu orang satu meter, maksimum di setiap lantai 250 orang. “Ketika sudah melebih batas maksimum maka pintu akan ditutup terlebih dahulu,” ujarnya.
Terkait ancaman Walikota Cilegon yang akan menutup sementara mall, menurut Satria pihaknya berharap opsi tersebut tidak sampai terjadi karena yang akan terkena dampak tak hanya investasi tapi juga masyarakat.
“Tapi mari sama-sama kita terapkan disiplin di lapangan, baik karyawan saya, kita minta bantuan pemerintah, kepolisian, intinya kita jaga bersama-sama, karena ini jatuhnya aset Cilegon,” paparnya. (bam/alt)