SERANG, RADARBANTEN.CO.ID – Membangun kepariwisataan di Banten Selatan memerlukan kolaborasi yang kuat antara pemerintah daerah, investor, pelaku usaha bidang pariwisata, pengelola objek wisata, organisasi pariwisata, masyarakat.
Pemprov Banten yang telah membangun infrastruktur jalan sebagai penunjang pariwisata tidak akan berhasil memajukan pariwisata di daerah jika tidak didukung oleh stakeholder lainnya, termasuk masyarakat yang sadar wisata. Karena itu masih sangat diperlukan pembinaan sumber daya manusia di sektor ini.
Begitu pula soal destinasi wisata tidak akan berkembang jika tidak melibatkan pihak swasta. Pemerintah daerah yang terbatas anggarannya harus mampu mengundang investor untuk mengembangakan potensi tersebut.
Tak kalah penting lagi yaitu promosi dan menyelenggarakan event atau paket perjalanan wisata di daerah.
Hal tersebut mengemuka pada forum group discussion (FGD) tentang Model Colaborative Governance dalam Pembangunan Sektor Kepariwisataan di Wilayah Banten Selatan Provinsi Banten, Kamis, 17 November 2022.
Acara bertempat di ruang rapat Biro Perekonomian dan Aministrasi Pembangunan Setda Provinsi Banten digelar oleh Eka Surya Lesmana, mahasiswa program doktor Universitas Pasundan.
Hadir pada acara itu perwakilan dari Biro Perekonomian dan Administrasi Pembangunan, Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda), Dinas Pariwisata, Dinas Kelautan dan Perikanan, Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (ASITA) Banten, dan jurnalis. Dr Yaya Mulyana (ko promotor) dan Prof Dr Soleh Suryadi M.Si hadir secara virtual.
Eka Surya Lesmana mengungkapkan, pemerintah tidak bisa bekerja sendiri dalam membangun sektor kepariwisataan.
“Jadi harus ada fungsi kemitraan. Nah dari situ makanya timbul lah tulisan saya tentang colaborative governance,” ungkap Eka.
Eka menyadari bahwa di Banten masih ada gap atau atau disparitas pembangunan, baik sarana maupun prasarana, yang salah satunya membawa dampak terhadap pembangunan sektor kepariwisataan yang ada di Banten Selatan.
“Dalam kajian ini, alhamdulillah berkat bimbingan promotor saya sudah menyelesaikan tulisan walaupun masih perlu diperbaiki lagi sesuai masukan-masukan dari teman-teman sekalian,” ungkap Eka.
Kata Eka, dirinya sudah terjun ke lapangan melihat potensi wisata yang ada di Provinsi Banten. Di wilayah Banten Selatan mempunyai destinasi yang luar biasa dan potensi itu harus dikembangkan.
“Di era ke pemerintahan Bapak WH dan Bapak Andika, ada pengembangan sarana dan prasarana, beberapa jalan provinsi yang arah ke selatan dibangun. Kita sudah bisa diakses bersama, cuma di sini yang jadi kendala bahwa akses jalan ke objek wisata atau destinasinya masih ada yang belum tersentuh dengan baik ,” katanya.
Saran dari ASITA, lanjut Eka, pembangunan satu tempat wisata juga membutuh kepastian hukum supaya para pemilik modal tidak khawatir saat berinvestasi.
“Dari lapangan banyak masukan-masukan dari tokoh-tokoh masyarakat di Banten Selatan. Banten Selatan ini wilayah yang unik. Mereka berpesan agar menjaga kultur atau local wisdom dipertahankan dalam pembangunan sektor ekonomi dan wisata,” ungkap Eka.
Prof Dr Soleh Suryadi mengapresiasi FGD dan saran pendapat yang berkembang selama acara berlangsung. Hal itu dapat memperkaya kajian dan tulisan Eka Surya Lesmana. “Hasil kajian ada rekomendasi-rekomendasinya untuk disampaikan kepada pemerintah daerah dan lainnya,” ungkap Soleh.
Reporter: Aas Arbi