SERANG – Penyaluran bantuan sosial tunai (BST) Kementerian Sosial (Kemensos) kembali menuai polemik di masyarakat. Lagi-lagi, kepala desa menjadi sasaran kekesalan warga.
Ratusan warga Desa Tengkurak, Kecamatan Tirtayasa menggeruduk kantor desa, Jumat (22/5). Warga protes karena tidak mendapatkan BST. Sebelumnya, protes warga juga terjadi di berbagai desa. Di antaranya, di Desa Sangiang, Kecamatan Mancak, dan Desa Carenang, Kecamatan Kopo.
Sekretaris Desa Tengkurak Hendra Saputra mengatakan, ada lebih dari 200 warga mendatangi kantor desa. Mereka mempertanyakan soal BST dari Kemensos. “Warga mendemo desa terkait bantuan dari Kemensos,” katanya kepada Radar Banten, Jumat (22/5).
Hendra mengatakan, di desanya hanya ada 63 keluarga yang mendapatkan BST. Padahal, di desanya sangat banyak warga miskin dan juga terdampak Covid-19. “Sedangkan tetangga desa ada yang 800 lebih (dapat bantuan BST-red),” ujarnya.
Selain penyaluran yang tidak merata, kata Hendra, warga juga memprotes karena banyak penerima yang salah sasaran. Beberapa penerima, ada yang ekonominya sudah mampu dan juga ada penerima ganda. “Ada yang sudah menerima BPNT dan PKH,” terangnya.
Pihaknya menduga penyaluran bantuan itu tidak masih menggunakan data yang lama. Padahal, pihaknya sudah menyetorkan data terbaru hasil pendataan warga terdampak Covid-19 sesuai instruksi pemerintah.
“Kami akan berupaya dan memohon kepada instansi terkait dalam hal ini Dinas Sosial untuk meminta data tambahan penerima BST kepada warga yang belum menerima bantuan,” ucapnya. (Rozak)
Kemensos Alokasikan Bantuan Rp12 Miliar untuk Kota Serang
RADARBANTEN.CO.ID - Pemkot Serang mendapatkan bantuan sebesar Rp12 miliar dari Kementerian Sosial (Kemensos) yang diperuntukkan usia lanjut (Lansia) dan...
Read more