RADARBANTEN.CO.ID — Peserta Tour de Baduy (TDB) 8 tahun 2023 dengan rute Kota Serang — Perkampungan Baduy, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, diuntungkan oleh cuaca yang sejuk dan adem.
Sejak dilepas bersama oleh anggota DPR RI Tb Haerul Jaman, Kadispora Pemprov Banten Ahmad Syaukani, Dewan Redaksi Radar Banten M Widodo dan penasehat SCAM H Nuryadin dari Pendopo Pemkab Serang, Sabtu, 27 Mei 2023, pukul 07.30 WIB, cuaca sejuk karena mendung mulai terasa.
Begitu juga selama perjalanan hingga etafe pertama di Alun-alun Rangkasbitung, matahari selalu tertutup oleh mendung. Peserta pertama yang tiba di Alun-alun Rangkasbitung pukul 09.15 WIB dan disambung oleh peserta yang lain.
Diantara peserta gelombang awal yang mencapai finish etafe 1 (satu) ini adalah anggota DPR RI Tb Haerul Jaman dan tim, klub SCC (Safira Cycling Club), dan tim dari Ciruas.
Para peserta tampak masih segar bugar dan tak tampak keringat bercucuran. Apalagi kondisi jalan Kota Serang – Alun-alun Rangkasbitung ini hotmix mulus dan datar.
Setelah istirahat dan minum, peserta langsung mengaspal kembali untuk mencapai finish etape II di Mapolsek Leuwidamar.
Pada etape II ini, cuaca mulai sedikit panas. Hanya saja kembali diselingi mendung, sehingga secara umum, cuaca tetap sejuk.
Pukul 11.00 WIB, sebagian besar peserta sudah mencapai finish di etape II, Mapolsek Leuwidamar untuk istirahat dan makan siang.
Usai makan siang, peserta langsung menuju Terminal Ciboleger, Bojong Menteng, Leuwidamar sejauh lebih kurang 18 kilometer.
Pada jalur jalan ini banyak peserta yang istirahat sambil melaksanakan shalat dzuhur di masjid-masjid yang banyak berdiri di jalur ini.

Dan, inilah tantangan sesungguhnya Tour de Baduy. Kondisi jalan yang naik turun, membuat staminta peserta yang sebelumnya sudah menempuh jarak sekitar 60 kilometer dari Kota Serang terkuras.
Puluhan peserta memilih untuk me-loading sepedanya. Termasuk seorang peserta wanita asal Walantaka, Kota Serang, Gustri. Ia memilih loading dari Mapolsek Leuwidamar. “Boleh menumpang loading, Pak?” tanya Gustri kepada seorang driver mobil losbak, Roni.
Gustri bukan satu-satunya yang memilih loading. Ada banyak peserta lain yang juga loading, bahkan jauh sebelum mencapai finish di etape II, Mapolsek Leuwidamar.
Mendekati Terminal Ciboleger, peserta yang meloading sepedanya makin banyak. Di pertigaan Bojongmanik/pertigaan Baduy, dua mobil losbak sudah penuh dengan sepeda.
Kemudian di sepenjang Jalan Raya Baduy, Desa Bojong Menteng, sepanjang jalan terlihat peserta yang beristirahat.
Kondisi Jalan Raya Baduy, mulai dari pertigaan Bojongmanik/pertigaan Baduy hingga Terminal Ciboleger, sepanjang lebih kurang 6 – 7 kilometer jalannya rusak.
Di jalur ini, peserta yang biasa dapat memaju sepedanya dengan kecepatan tinggi saat jalan menurun, sekarang tidak bisa lagi. Sebab, batu bulat yang bertebaran membahayakan pesepeda dan bisa tergelincir.
Gustri, yang semulai sudah meloading sepedanya, mencoba lagi naik sepeda dari SD Bojong Menteng. Akan tetapi, baru berjalan satu kilometer kembali menyerah. Wajahnya memerah, nafasnya ngos-ngosan. “Nyerah lagi. Tanjakannya gak kira-kira,” katanya.
Sementara pesepeda asal Safira Cycling Club (SCC) Suharno dan Sarono, kembali berhasil mencapai finish di Terminal Ciboleger. “Mana ada teh manis panas?” tanya Suharno begitu finish.
Suharno dan Sarono tampak kelelahan. Dua tanjakan terakhir membuat stamina keduanya terkuras habis.