TANGERANG – Politik uang masih menjadi momok dalam pesta demokrasi. Hal tersebut terungkap dalam diskusi publik dengan tema Menakar Pemilihan Walikota (Pilwalkot) Tangsel 2020 mendatang di Resto Taman Anggrek, di kawasan Serpong, Kecamatan Serpong, Kota Tangsel, Sabtu, (28/9).
Salah seorang narasumber yakni komedian Narji menilai, pemilih masih mempertimbangkan calon yang bagi-bagi duit. Realita itu, sangat terasa. “Saya minta Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) menyikapinya. Supaya politik uang tidak terjadi terutama dalam Pilwalkot nanti,” terangnya.
Ketua Bawaslu Tangsel Muhamad Acep menyatakan berupaya untuk meminimalkan politik uang. “Untuk memberantasnya, perlu dukungan semua elemen. Kami perlu peranan media, tokoh masyarakat untuk menyuarakan dampak buruk politik uang kepada masyarakat. Dampaknya nanti pada proses pembangunan,” jelasnya.
Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Tangsel Bambang Dwitoro menjelaskan Pilwalkot dibagi dua tahapan yakni persiapan dan penyelenggaraan. “Untuk persiapan, jadwal terdekat kita akan menandatangani Naskah Perjanjian Hibah Daerah (NPHD), Selasa (1/10) mendatang,” singkatnya.
Kegiatan diskusi ini diselenggarakan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kota Tangsel dan Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) dengan mengundang sejumlah narasumber. Di antaranya, Tokoh Tangsel KH. Zarkasih Nur, tokoh pers Hendri CH Bangun, komedian sekaligus tokoh muda Narji, pengamat politik UIN Syarif Hidayatullah Zaki Mubarok, Ketua Bawaslu Tangsel Acep, dan Ketua KPU Tangsel Bambang. Sejumlah Bakal Calon (Bacalon) Walikota Tangsel juga hadir. Di antaranya, Suhendar, Benyamin Davnie, Kemal Pasya dan Fahd Pahdepie serta Siti Chodijah. (you/asp)