SERANG – Pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) Tebuireng Jombang Jawa Timur, Dr (HC) Ir KH Salahuddin Wahid mengatakan setiap pendirian ponpes harapannya dapat mengajarkan tentang keagamaan yang ramah. Karena saat ini banyak paham radikalisme yang menyebar ke seluruh masyarakat Indonesia. “Kita ingin mengajarkan agama Islam yang wasatiyyah (ramah-Red), tidak keras,” katanya saat Peresmian Masjid Ponpes Tebu Ireng 08 di Kecamatan Petir Kabupaten Serang. (1/3)
Menurut Gus Solah sapaan akrab Salahuddin Wahid, pesantren merupakan lembaga pendidikan tertua di Indonesia. Karena sejak 300 tahunan lalu hingga saat ini, pesantren sudah mulai tumbuh hingga 29 ribuan pesantren meskipun memang yang tumbuh pesantren-pesantren kecil.
“Sejak penjajahan Belanda, pesantren sudah ada tapi memang tidak diurusi pemerintah saat itu, sudah bisa hidup saja sudah untung, tapi sekarang pesantren berkembang pesat, artinya ini tempat yang memang bagus untuk mencari ilmu,” paparnya.
Sementara, Bupati Serang Ratu Tatu Chasanah yang hadir di acara itu menyatakan pondok pesantren (ponpes) merupakan investasi bagi masyarakat dan pemerintah karena perannya begitu besar. Hal itu disampaikan Tatu saat memberikan sambutan.
Menurut Tatu, dirinya bangga dengan terpilihnya Kabupaten Serang sebagai tempat didirikannya Ponpes Tebuireng. Sebab, hal itu sesuai dengan visi dan misi Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Serang dalam menciptakan masyarakat yang maju, sejahtera, dan agamis.
Adanya pesantren juga, kata dia, memudahkan Pemkab Serang dalam mendukung program prioritasnya, yaitu salah satunya pendidikan. Sebab dalam pesantren bukan hanya ilmu pengetahuan yang dipelajari, namun juga akhlak atau tingkah laku masyarakat dalam bersosial. “Dengan adanya pesantren ini, saya lega karena bisa berbagi tugas dalam mewujudkan masyarakat yang cerdas dalam ilmu, juga dalam segi akhlak,” ujarnya.
Dalam acara ini hadir pula Dirintelkam Kombes Pol Asep mewakili Kapolda Banten, mengungkapkan bahwa pembangunan Masjid Tebuireng 08 Banten sangat baik, selain untuk masyarakat sekitar beribadah di masjid, juga untuk para santri dan dapat menjadi rumah ilmu.
“Sebab membangun masjid ini bukan hanya membangun gedungnya sebagai tempat sholat, tetapi juga mengisinya dengan melakukan kegiatan-kegiatan kajian ilmu yang rutin dilakukan di dalam masjid,” ujarnya.
Pengasuh Ponpes Tebuireng 08 Banten, KH Ahmad Qizwini berterima kasih kepada donatur yang telah berpartisipasi dalam pembangunan masjid tersebut karena tanpa adanya bantuan tersebut niscaya masjid tidak akan terbangun. “Saya ucapkan terimakasih kepada donatur-donatur, dengan ini kita semua dapat menggunakan masjid untuk ibadah dan belajar bagi masyarakat,” katanya.
Dalam peresmian itu, disampaikan juga tausiah oleh pengasuh Ponpes Tebuireng Jombang, Jawa Timur, KH Salahudin Wahid yang dilanjutkan dengan pengguntingan pita. (Naf)