SERANG – Penerimaan peserta didik baru (PPDB) online untuk SMA/SMK di Banten tidak berjalan mulus. Di hari pertama pendaftaran kemarin, server PPDB online langsung lumpuh. Situs pendaftaran error lebih dari empat jam tersebut langsung menuai keluhan dari orangtua siswa. Beberapa warga bahkan menyampaikan keluhan di media sosial.
Salah satu orangtua siswa, Andrian, yang ingin mendaftarkan anaknya ke SMKN 1 Kota Serang mengatakan, kalau Pemprov belum siap jangan paksakan PPDB online. “Setiap tahun kendalanya begitu-gitu saja bagaimana bidang pendidikan di Provinsi Banten ini mau maju,” tandasnya.
Ia mengaku kesal dengan sistem PPDB online. “PPDB online bikin tambah kerjaan baru, mana kesibukan masih banyak,” ujarnya.
Hal senada dirasakan Ani. Ia yang ingin mendaftarkan anaknya di SMAN 1 Kota Serang juga mengalami kesulitan. Ia mengaku sudah membuka laman PPDB online dan mengisi data berupa nomor ujian nasional dan lain-lain. “Namun saat tinggal daftar diklik yang keluar putih semua,” ujar Ani.
Dinas Komunikasi Informasi Statistika dan Persandian (Kominfotiksandi) Pemprov Banten mengakui terjadi gangguan jaringan pada laman PPDB online. Pada hari pertama, lebih dari 19 ribu masyarakat yang mengunjungi laman http://ppdb.bantenprov.go.id.
Kabid Aptika dan Komunikasi Publik pada Dinas Kominfotiksandi Banten Amal Heriawan beralasan, jumlah permintaan masyarakat secara bersamaan di luar perkiraan panitia. Ia menyebut jika lambatnya atau kesalahan jaringan diakibatkan dua faktor, yakni faktor kunjungan dan adanya kesalahan hypertext transfer protocol (http) pada laman ppdb online. “Dari data yang kita dapat, lebih dari 13 ribu masyarakat yang daftar pada Kamis pagi,” kata Amal kepada wartawan di Sekretariat Panitia PPDB Online 2018 di Kantor Diskominfotiksandi Banten, KP3B, Kota Serang, Kamis (21/7).
Dijelaskan Amal, sebelum proses PPDB dimulai, pihaknya juga sudah melakukan simulasi. “Dari sekitar 196 ribu lulusan SMP/MTs kita simulasikan dengan dikali lima dari jumlah lulusan. Jadi sekitar satu atau dua juta yang akan masuk (laman PPDB), tapi ini di luar dugaan dan perkiraan kita sampai 13 juta,” ujarnya.
Faktor kedua menurut Amal, dikarenakan adanya kesalahan http di laman web. Ia mengungkapkan, yang membuat error adalah munculnya https. “Seharusnya http saja,” kilahnya.
Meski begitu, ia mengaku semua masalah itu sudah teratasi. Hal itu dibuktikan dengan normalnya server yang telah diakses sebanyak 40 ribu pendaftar atau 20 persen dari total lulusan sebanyak 196 ribu siswa SMP/MTs. “Bagi masyarakat yang tidak mengerti IT, bisa minta bantuan sekolah yang dituju. Di sana ada admin yang akan membantu,” ujarnya.
Kepala Balai Tekonologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan (BTIKP) pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Banten, Teddy Rukman mengungkapkan, kesalahan sistem yang terjadi akibat adanya migrasi server pusat ke server produksi. Ia menilai, banyaknya pengunjung membuat sistem menjadi over kapasitas sehingga mengakibatkan down server. “Soal teknisnya teman-teman Kominfo yang lebih tahu. Tugas kami menyiapkan perangkatnya, aplikasinya, datanya, infrastrukturnya dan servernya juga kita tingkatkan,” katanya.
Mengenai banyaknya masyarakat yang mendaftar, Teddy mengaku hal itu di luar dugaan. Berdasarkan data simulasi, kapasitas maksimal dari total 196 ribu lulusan, jika dikali lima mencapai satu sampai dua juta. “Itu sangat cukup, tapi ini kan di luar dugaan, jadi seharusnya (error jaringan) enggak ada,” katanya.
Teddy menambahkan jika proses PPDB 2018 diawasi oleh Inspektorat. “Ada tim pendamping dari Inspektorat, jadi jika ada error lagi bisa langsung teratasi,” ujarnya.
Teddy melanjutkan, pihaknya telah menempatkan beberapa orang yang akan ditempatkan sebagai help desk PPDB dan admin. Untuk help desk ditempatkan di Kantor Cabang Dinas (KCD) sedangkan admin akan ditempatkan di setiap sekolah. “Khusus untuk admin di setiap sekolah, tugasnya itu melakukan verifikasi data pendaftar. Misalkan calon siswa punya prestasi betul apa ngga, lalu punya surat keterangan tidak mampu (SKTM), terus soal zonasi apakah rumahnya dekat atau nggak, kalau dekat dapat poin tapi kalau jauh enggak,” katanya.
Teddy berharap, orangtua siswa tidak perlu panik sebab PPDB berakhir hingga 27 Juni. “Insya Allah tidak ada gangguan lagi,” harapnya.
Terpisah, Kepala Diskominfotiksandi Banten Komari membenarkan jika pada hari pertama PPDB terjadi kendala. Meski begitu, hal itu sudah teratasi. “Sudah jalan. Tadi pagi (kemarin-red) error karena ada migrasi. Tapi sekarang sudah normal. Insya Allah sampai tanggal 27 Juni (batas akhir PPDB 2018) bisa berjalan baik,” kata Komari melalui sambungan telepon.
Sebelumnya, Gubernur Wahidin Halim kecewa saat melakukan pemantauan terkait PPDB online di ruangan command center, Pemprov Banten. “Kalau satu sekolah bisa dimaklumi, tapi ini kan hampir semua sekolah di Banten belum masuk, Pandeglang, Lebak, Tangerang, dan yang lainnya,” ujarnya.
Selang beberapa lama, WH meninggalkan ruang command center dan meminta Diskominfotiksandi untuk segera menyelesaikan permasalahan tersebut. “Kalau enggak selesai juga, awas Komari (Kepala Diskominfotiksandi),” tegasnya.
Berdasarkan data Dindikbud Banten, ada 8-12 server yang disediakan untuk PPDB Online di Banten dengan kekuatan 400 MBPS. Server dikelola dan disediakan oleh Dinas Komunikasi Informatika Statistik dan Persandian Banten. (Deni S-Rostinah/RBG)