SERANG – Progres Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Lesung di Kabupaten Pandeglang hingga saat ini kurang signifikan. Gubernur Banten Wahidin Halim pun memutuskan untuk mengeceknya secara langsung besok.
“Besok saya langsung datang ke sana, mau ikut,” ujar WH kepada sejumlah awak media setelah rapat paripurna di depan ruang rapat paripurna DPRD Provinsi Banten, Selasa (29/8).
WH menjelaskan, kedatangannya untuk tersebut untuk mengetahui apa saja yang membuat progres salah satu proyek strategis nasional tersebut lambat.
Sebelumnya, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Banten Hudaya Latuconsina mengungkapkan, hasil laporan, master plan KEK Tanjung Lesungberubah, dari semula fokus pada laut kini lebih pada penataan darat.
“Ada perubahan desain terhadap master plan awal. Katanya ada yang baru dari BWJ-nya (Banten West Java). Katanya sih sering laporan, enggak tau ke mana,” katanya.
Hudaya sendiri mengaku mengetahui persis ketika master plan awal KEK Tanjung Lesung. Desain awal tersebut juga yang kerap digembar-gemborkan ke luar negeri.
“Saya sendiri yang tahu persis master plan awal yang sering digadang-gadang di jual ke luar negeri. Itu yang berubah. Tadinya lebih pada penataan laut kaya di dubai. Ini lebih fokus di darat. Pertimbangannya apa wallahualam mereka juga ega bisa jawab.
Ia menjelaskan, perubahan master plan tersebut memang diperbolehkan dilakukan. Namun, harus melaporkan ke pemerintah pusat.
“Boleh saja (BWJ mengubah itu), tapi harus melaporkan ke pemerintah pusat shingga bisa dianalisa,” ujarnya.
Ia mengungkapkan, progres KEK Tanjung Lesung lambat karena alasan investor yang belum banyak merealisasikan pengembangannya.
“Itu yang mau kita gali (kenapa lambat). Alasannya karena memang investor yang akan mengembangkan itu belum banyak merealisasi. Mestinya kan ketika mereka merancang seperti apa kan tanggungjawab mereka,” katanya.
BWJ juga berasalan akses jalan yang sempit sehingga tidak banyak wisatawan yang datang ke Tanjung Lesung.
“Ya sah-sah saja (menuntut). Tapi kita liat itu PSN keseriusannya harus muncul. Kalau ini kan kurang. Mereka mengklaim baru 60 ribuan setahun wisatawan yang ke situ, tapi hanya week end. Dari jumlah itu, wismannya hanya 5 persen. Sepi pengunjung, akhirnya disalahkan akses menuju ke sana kecil. Bangun sendiri dong. Bikin bandara apa itu, ada kan kapal air itu,” ujar Hudaya
Tingkat kunjungan sendiri mengalami penurunan, bedasarkan data, pada Februari 2016 tingkat kunjungan sebanyak 98.838 kunjungan, sedangkan tahun ini hanya 77.906 kunjungan.
“Kita belum tahu secara pasti apa penyebabnya karena setiap ada pertemuan yang hadir bukan pemegang keputusan hanya sekelas manajer,” ujarnya. (Bayu Mulyana/coffeandchococake@gmail.com)