TANGERANG – Debit air Sungai Cisadane mengalami penyusutan. Bahkan penyusutannya hingga 1,2 meter kubik. Akibatnya, sejumlah wilayah di Tangerang mengalami kekeringan. Beberapa daerah di antaranya kekeringan yang terjadi cukup parah.
Dari informasi yang dihimpun, ratusan hektare sawah mengalami kekeringan. Di antaranya, Desa Kedung Dalem seluas 90 hektare. Lalu, Tegal Kunir Kidul 280 hektare. Juga, Desa Tegal Kunir Lor seluas 210 hektare.
Selanjutnya, Desa Banyuasin seluas 58 hektare. Terakhir, Desa Margamulya sekira 62 hektare. Kondisi ini membuat sejumlah petani menjerit, karena kebanyakan sawah di sana adalah sawah tadah hujan.
Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane (BBWSCC) Bambang Hidayah mengatakan, kemarau tahun ini menjadi yang terparah. Guna mengatasi fuso pada lahan pertanian di Kabupaten Tangerang, Bambang mengaku telah mengantisipasi. Pompa misalnya disiapkan untuk mengaliri air di area pertanian milik warga.
Ditambahkan Bambang, Sungai Cisadane punya peran penting dalam pengairan areal persawahan warga. Pengairan dikendalikan dari Pintu Air 10. Awalnya, pintu air ini mengaliri 40 ribu hektare lahan pertanian warga. Namun, telah terjadi penyusutan hingga 24 ribu hektare. Selain mengairi lahan pertanian, Pintu Air 10 juga sebagai pengendali banjir di wilayah Tangerang dan Jakarta.
Kepala Sub Bidang Pelayanan Jasa Balai Besar dan Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Wilayah II, Darman Mardanis mengatakan, musim kemarau terjadi sejak Juli hingga September mendatang. ”Puncaknya, diperkirakan nanti terjadi di bulan Agustus,” ucapnya, Senin (29/7).
Ia mengimbau masyarakat agar mewaspadai terjadinya kekeringan. “Kemarau ini sektor yang terasa yakni pertanian dengan sistem tadah hujan. Akan terjadi kelangkaan air bersih. Juga, peningkatan potensi terjadinya kebakaran,” singkatnya.
Pantauan Radar Banten ketersediaan air di Pintu Air 10 mulai mengalami penyusutan. Kedua tepi bendungan baik bagian barat maupun timur sudah mulai mengering. Pada bagian barat sekira 5×20 meter tepi bendungan mengering dan tanah-tanah yang sebelumnya terendam air mengering dan membentuk retakan-retakan. Hal serupa terjadi pada bagian timur bendungan, namun bagian yang mengering hanya sekira 2×10 meter saja.
Koordinator Pintu Air 10 Naman mengatakan, penyusutan debit air di Bendungan 10 sudah berlangsung sejak 1 Juli lalu. Kata Naman, jika debit air berkurang hingga 11.00 meter, bakal dilakukan pengaturan pengaliran air ke irigasi. “Nanti mungkin akan diberlakukan bagi gilir antara intake timur dan intake barat,” ungkapnya. (one-you/asp/sub)