SERANG – Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama KH Ma’ruf Amin mengimbau warga Nahdlatul Ulama atau Nahdliyin untuk tidak ikut aksi pada 11 Februari 2017 (Aksi 112).
Hal tersebut disampaikan Ma’ruf Amin saat silaturahim ulama Nahdlatul Ulama dan Dialog Kebangsaan di Pondok Pesantren An Nawawi, Kecamatan Tanara, Kabupaten Serang, Rabu (8/2). Acara itu dihadiri Kapolri Jenderal Tito Karnavia dan sejumlah Pengurus Wilayah NU Banten.
“Kemudian terkait rencana aksi. Itu tergantung KPU. Kata Kapolri melarang. Oleh karena itu saya mengintruksikan warga NU tidak boleh ke Jakarta. Cukup di sini dan ikuti Pilgub Banten. Siapa yang dipilih terserah mana yang terbaik dan membawa kebaikan kepada masyrakat,” ujar pria yang juga Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Dalam kesempatan tersebut, Ma’ruf mengatakan, semua umat mempunyai kewajiban untuk menjaga tatanan negara, yaitu Pancasila, Undang-Undang 1945 , NKRI, dan Bhineka Tunggal Ika.
“Dalam upaya kita melakukan perlindungan melindungi umat, kita tetap melakukan cara santun, tidak keras tidak galak. Dengan sukarela mengajak orang, tidak memaksa, dan tanpa itimidasi, ancaman, dan toleran, tidak ego, dan fanatik. Inilah model Islam nusantara. Dan Islam nusantara adalah Islam ahlussunnah wal jamaah cara NU. Islam NU inilah dalam contoh Islam moderat itu. Islam nusantara menjadi perhatian dunia. Ini tidak hanya di Indonesia, tapi di dunia,” paparnya.
Kemudian, lanjut Ma’ruf Amin, NU mengedepankan saling menyayangi dan mengasihi. Tidak menimbulkan saling benci dan bermusuhan. (Bayu)