radarbanten.co.id
  • Berita Utama
  • Kota Serang
  • Kabupaten Serang
  • Pandeglang
  • Lebak
  • Tangerang
  • Cilegon
  • Hukum
  • Olahraga
  • Kesehatan
  • Style
  • Kuliner
  • Travel
  • Khasanah
  • E-Paper
No Result
View All Result
  • Berita Utama
  • Kota Serang
  • Kabupaten Serang
  • Pandeglang
  • Lebak
  • Tangerang
  • Cilegon
  • Hukum
  • Olahraga
  • Kesehatan
  • Style
  • Kuliner
  • Travel
  • Khasanah
  • E-Paper
No Result
View All Result
radarbanten.co.id
No Result
View All Result
Home Travel Pariwisata

Ramah Pantai, Karakter Homestay Desa Wisata di Labuan Bajo

Redaksi by Redaksi
14-11-2016 08:02:07
in Pariwisata, Travel
Ramah Pantai, Karakter Homestay Desa Wisata di Labuan Bajo
Share on FacebookShare on TwitterShare On Whatsapp

LABUAN BAJO – Membangun rumah di tepian pantai tidak sama dengan membuat rumah di persawahan atau perbukitan. Jika Anda salah satu orang yang terobsesi membangun homestay desa wisata di pantai, ada baiknya simak inspirasi dari cerita sang jawara Sayembara Desain Arsitektur Nusantara 2016 ini. Khususnya, destinasi Labuan Bajo, NTT, Rizki Bhaskara yang mendesain dengan asumsi rumah di tepian pantai.

Di sayembara itu oleh Menpar Arief Yahya dinaikkan hadiah totalnya menjadi Rp 1 M untuk 10 Bali Baru, dan terbagi dalam Juara I, II, III. Karakter pantai itu, berangin, berair yang mengandung garam, bahkan anginnya pun sudah mengandung garam. Trik apa yang bisa dilakukan agar orang yang tinggal di dalam homestay bisa menikmati suasana laut yang menawan dan merasakan angin yang menyehatkan?

Baca Juga :

Ikan Mas Sinyonya, Ikan Peninggalan Purbakala yang Hampir Punah di Pandeglang

Punya Pantai Terpanjang di Banten, Investor Bonafit Belum Lirik Sektor Pariwisata di Pandeglang

Diskusi Pariwisata Sambil Berlayar di Selat Sunda

Berbeda Jauh, Jumlah Penginapan Lebih Sedikit Dari Jumlah Kunjungan Wisatawan

Rizki punya jawabannya. Itulah yang dia tuangkan dalam karya desain yang akhirnya memenangkan Sayembara Desain Arsitektur Nusantara 2016 yang digelar Kemenpar, belum lama ini. ”Desain homestay desa wisatanya harus bertipe rumah panggung. Rumah yang tidak menempel di tanah atau di air laut, tetapi tetap ramah pantai,” kata Rizki, Minggu (13/11).

Selain bisa menikmati pemandangan laut yang damai, juga bisa merasakan desiran angin yang sepoi-sepoi yang menjadi tembang nina bobo. Tipe rumah panggung itu, menurut Rizki, juga akan melindungi si penghuni dari air laut pasang. Karena pasang-surut itu adalah handicap tersendiri bagi para nelayan yang tinggal di pesisir.

Settingan teras atau dek kayu juga bisa membuat wisatawan bisa berkumpul bersama sekaligus merasakan sensasi tepi pantai. Penempatan ruang menginap wisatawan diset di lantai dua. Dari paparan Rizki, ini bisa memberi kesan wisatawan seperti menginap di loteng. Dan lantai atasnya tetap diberikan jendela untuk memaksimalkan pencahayaan dan penghawaan alami yang masuk ke dalam ruang menginap.

ramah_pantai_3_14nov16Lantai dua dengan konsep semi loteng ini juga dimaksudkan agar bangunan tidak terlalu tinggi. Di bawah difungsikan sebagian ruang-ruang yang sifatnya lebih publik sebagai ruang istirahat sementara bagi wisatawan yang hendak melanjutkan perjalanan. “Jangan lupa tetap pertahankan prinsip dan ruh arsitektur lokal. Itu bisa disematkan di atap atau ornament di tampak muka. Untuk Labuan Bajo yang namanya sudah mendunia, ini sangat dibutuhkan agar destinasi wisatanya punya warna yang berbeda,” ujar Rizki.

ramah_pantai_2_14nov16Lokasi ideal versi Rizki? Pulau Papagaran, Labuan Bajo. Mengapa di pulau itu? Dari observasi yang sudah dilakukannya, kebanyakan wisatawan yang ke Labuan Bajo selalu mengagendakan untuk melihat Komodo. Hal yang sangat wajar mengingat Komodo hanya ada di Indonesia. Semua ingin menyaksikan kehidupan kadal raksasa yang bisa berenang di air tawar dan air laut itu. “Pesona inilah yang akan menjadi destinasi itu beda dan tidak ada duanya di dunia. Artis Hollywood sekelas Gwyneth Paltrow saja ikut mengunggah cerita dan bermacam foto, mulai dari panorama hingga komodo selama liburannya di Pulau Komodo. Jadi sensasi melihat komodo tetap menjadi andalan,” kata Rizki.

Namanya juga ideal, jadi kalau ingin mendapatkan keunikan paling kuat, ya di sana. Tetapi, mau dibuat di semua tempat di Labuan Bajo, oke-oke saja. Kebetulan, lokasi Pulau Papagaran tidak jauh dari Taman Nasional Komodo. Jadi bila homestaynya dibangun di sana, wisatawan bisa dengan mudah menyaksikan keunikan langka itu. Tetapi, kalau semua di sana, juga tidak membuat kawasan Labuan Bajo hidup dan berkembang bersama.

Material yang digunakan? Diambil dari material lokal. “Material utamanya kayu dan bambu. Itu saya pilih karena sudah familiar bagi masyarakat sekitar serta sesuai dengan kondisi alam Labuan Bajo. Ini juga akan meminimalisir jejak karbon,” kata Rizki.

Untuk urusan dinding, Rizki memilih anyaman bambu. Selain banyak tumbuh di sekitar Labuan Bajo, bambu dipilih karena ringan. Daya tahannya pun bisa puluhan tahun. “Jadi bisa mempermudah transportasinya jika disuplai dari luar Pulau Papagaran. Ini juga bisa memaksimalkan penghawaan alami yang masuk ke dalam bangunan,” ujar Rizki.

Partisi ruangannya? Diset tidak membosankan. Ruang rumah utamanya sendiri untuk lantai pertama dibagi menjadi ruang publik dan kamar pemilik yang dipisahkan tangga. Dan jangan takut kehilangan privasi. Ada pintu sendiri yang membatasi ruang publik dan pemilik homestay. “Konsepnya rumah tumbuh dimana nantinya jumlah kamarnya dapat bertambah. Dengan dana terbatas, warga sekitar juga bisa ikut membangun,” kata dia.

Untuk kamar mandi, Rizki memilih untuk menempatkan di luar bangunan. Ini juga dimaksudkan agar dapat mengoptimalkan fungsi-fungsi utama di dalam rumah utama. “Rumah wisata nusantara ini nantinya juga dapat menjadi alternatif mata pencaharian penduduk sekitar selain menjadi nelayan. Ini juga bisa menjadi penginapan alternatif selain di kabin kapal-kapal yang selama ini umum menjadi pilihan wisatawan yang datang,” ujar Rizki. (ADVERTORIAL/Kemenpar RI)

Tags: Kementerian Pariwisata
Previous Post

2016 Terjadi 1.985 Bencana, Paling Banyak Banjir

Next Post

Jaga Kesehatan, Kualitas Tulang Mulai Menurun di atas Usia 30

Related Posts

Ikan Mas Sinyonya, Ikan Peninggalan Purbakala yang Hampir Punah di Pandeglang
Pandeglang

Ikan Mas Sinyonya, Ikan Peninggalan Purbakala yang Hampir Punah di Pandeglang

by Purnama Irawan
Kamis, 31 Agustus 2023 08:16

PANDEGLANG, RADARBANTEN.CO.ID - Ikan Mas Sinyonya dari Kecamatan Banjar, menjadi ikan ikonik Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten. Ikan Mas Sinyonya merupakan...

Read more

Punya Pantai Terpanjang di Banten, Investor Bonafit Belum Lirik Sektor Pariwisata di Pandeglang

Diskusi Pariwisata Sambil Berlayar di Selat Sunda

Berbeda Jauh, Jumlah Penginapan Lebih Sedikit Dari Jumlah Kunjungan Wisatawan

Presiden Jokowi Jawab Isu 10 Juta Tenaga Kerja Cina Masuk Indonesia

Sudah Lebih Dari 2 Tahun, RPP ASN Harus Segera Ditetapkan

Menpar Arief Yahya Tinjau Kebun Teh Penyangga KSPN Borobudur

Wakatobi Targetkan 40.000 Kunjungan Wisata Tahun 2017

Kota Tua Disuguhi Old Town Jazz Series Dua Bulan Sekali

Akses ke Danau Toba Semakin Mudah 

Next Post
Jaga Kesehatan, Kualitas Tulang Mulai Menurun di atas Usia 30

Jaga Kesehatan, Kualitas Tulang Mulai Menurun di atas Usia 30

Destinasi Honeymoon, Vote Bukit Sembalun di #WHTA2016

Destinasi Honeymoon, Vote Bukit Sembalun di #WHTA2016

Service of Excellent! Trans Luxury Hotel Bandung Wakili Indonesia di #WHTA2016

Service of Excellent! Trans Luxury Hotel Bandung Wakili Indonesia di #WHTA2016

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.



BERITA TERPOPULER

Cerita Angker Kampung Mati di Lebak, Begini Sejarah dan Faktanya

Cerita Angker Kampung Mati di Lebak, Begini Sejarah dan Faktanya

Kamis, 21 September 2023 20:33
Ditunjuk Pusat, Peluang Sekda jadi Pj Kepala Daerah Kecil

Ditunjuk Pusat, Peluang Sekda jadi Pj Kepala Daerah Kecil

Rabu, 20 September 2023 20:56
Pasar Lama Tangerang Terbakar, Pedagang Panik

Pasar Lama Tangerang Terbakar, Pedagang Panik

Minggu, 24 September 2023 02:30
Mahasiswa UI Penerima Beasiswa dari Pemkab Serang Diwisuda

Mahasiswa UI Penerima Beasiswa dari Pemkab Serang Diwisuda

Kamis, 21 September 2023 20:40
Selain Bayam, Inilah 9 Sayuran yang Bahaya Jika Dipanaskan Ulang

Selain Bayam, Inilah 9 Sayuran yang Bahaya Jika Dipanaskan Ulang

Kamis, 4 Mei 2023 14:17
BPOM Gerebek Produsen Jamu Berbahan Kimia Obat di Tangerang

BPOM Gerebek Produsen Jamu Berbahan Kimia Obat di Tangerang

Senin, 18 September 2023 11:50

Ikuti Kami

Facebook Instagram Twitter Youtube

Kanal

News

Redaksi

Peluang Usaha

Viral

Inspirasi

Love Story

Olahraga

News Video

Serba Serbi

E-Paper

Tekno

Pedoman Pemberitaan

Indeks

Tutorial

Pilihan Editor

Kerja Sama Pengelolaan Sampah Pemkab Serang dan Pemkot Serang Tahap Negosiasi

Kerja Sama Pengelolaan Sampah Pemkab Serang dan Pemkot Serang Tahap Negosiasi

by Nahrul Muhilmi
Minggu, 24 September 2023 15:13

SERANG,RADARBANTEN.CO.ID - Rencana kerja sama antara Pemkot Serang dengan Pemkab Serang terkait pengelolaan sampah masih tahap negosiasi.  Pasalnya, apabila Pemkab...

Keliling Naik Motor, Pj Bupati Tangerang Pantau Pilkades Serentak 

Keliling Naik Motor, Pj Bupati Tangerang Pantau Pilkades Serentak 

by Mulyadi
Minggu, 24 September 2023 15:06

TANGERANG, RADARBANTEN.CO.ID - Bersama Wakapolda Banten Brigjen Pol Sabilul Alif, Pj Bupati Tangerang Andi Ony Prihartono berkeliling menggunakan sepeda motor...

Copyright@2021


istanbul escort
beylikdüzü escort
avcılar escort
esenyurt escort
esenyurt escort
esenyurt escort
beylikdüzü escort
avcılar escort
esenyurt escort
beylikdüzü escort
marmaris escort
izmit escort
bodrum escort
antalya escort
antalya escort bayan

Radar Banten, All Rights Reserved

No Result
View All Result
  • Berita Utama
  • Kota Serang
  • Kabupaten Serang
  • Pandeglang
  • Lebak
  • Tangerang
  • Cilegon
  • Hukum
  • Olahraga
  • Kesehatan
  • Style
  • Kuliner
  • Travel
  • Khasanah
  • E-Paper

© 2021 radarbanten.co.id.