SERANG – Calon gubernur petahana Rano Karno mengajak semua komponen masyarakat untuk mengembangkan persaudaraan di tengah perhelatan Pilgub Banten. Ajakan tersebut dilakukan Rano menyusul beredarnya rencana ancaman pemboikotan rencana kunjungannya ke Kawasan Kronjo, Kabupaten Tangerang.
Seperti diketahui, rencana ancaman boikot tersebut telah beredar dan menjadi viral kalangan netizen Banten sejak Rabu (28/12) malam dari sebuah WhatsApp Grup (WAG) Banten Bersatu. Pada WAG terlihat adanya percakapan yang merencanakan penolakan terhadap kunjungan Rano di kawasan Kronjo, Kabupaten Tangerang.
Bocoran yang menyebar dalam bentuk screenshots itu terpampang tulisan seseorang berinisial AAs dengan nomor 081283096XXX yang menulis, “Rano mau kunjungan ke Kronjo, jadi SIAP KAN MOTTO Usir dan Larang Rano Karno ke Kronjo,”. Bahkan dalam bocoran informasi screenshots juga terpampang dua nama seorang lurah.
Rencana untuk melakukan sabotase dan penolakan itu kontan memicu reaksi negatif dari kalangan aktivis pro demokrasi dan akademisi. Rencana tersebut juga dinilai sebagai contoh buruk dalam agenda pembangunan demokrasi di Banten. “Demokrasi itu memberi jaminan kepada semua pihak yang berkontestasi untuk menyuarakan pandangan, sikap, dan pemikirannya,” kata aktivis pro Demokrasi Ray Rangkuti, Jumat (29/12).
Dengan demikian, kata Ray, tak ada alasan baik politis maupun hukum yang bisa membenarkan tindakan pengadangan seperti itu. Perilaku buruk masa lalu untuk memusnahkan kemajemukan tidak boleh diteruskan. “Adu program itu mulia, sementara adu otot itu adalah perilaku nista,” katanya.
Sementara itu, akademisi FISIP UI Aditya Perdana menyayangkan itikad tak patut ini. Ia menyebutnya sebagai pembusukan terhadap demokrasi. “Perilaku seperti itu tak ubahnya manusia yang hidup di zaman batu. Demokrasi itu mensyaratkan sikap dan perilaku yang waras dalam berdemokrasi,” katanya.
Aditya juga menyayangkan bila sejumlah politisi yang namanya tercantum dalam WAG itu tak berupaya menegur atau menghentikannya. Apalagi, dalam bocoran yang tersebar di kalangan netizen itu, tercantum sejumlah nomor diduga milik nama politisi senior. Sementara, AAs orang yang mengeluarkan ajakan penolakan terhadap Rano tercantum sebagai admin dalam WAG tersebut.
Setelah rencana sabotase itu beredar, Rano tetap melanjutkan rencananya mengunjungi kawasan Kronjo. Warga yang hadir menyambut Rano terlihat begitu antusias. Tokoh masyarakat setempat ikut menunjukkan dukungannya pada Rano yang memang sudah ditunggu kehadirannya oleh warga Kronjo.
Dalam kesempatan itu Rano mengajak masyarakat untuk mengedepankan persaudaraan di antara sesama. Rano meminta kepada segenap masyarakat untuk menjaga keamanan dan ketertiban. “Jangan biarkan kita dipecah belah oleh pihak-pihak yang tak ingin kita hidup dalam damai. Mari jaga pertalian persaudaraan di antara kita,” serunya.
“Bukan zamannya lagi kita mengedepankan cara-cara yang tak patut. Inilah saatnya kita membuktikan warga Banten adalah warga yang beradab, santun, dan mampu menjaga tradisi yang diwariskan para sultan sebagai wilayah yang mampu menegakkan iman dan taqwa,” sambung Rano.
Dikonfirmasi terpisah, Tim Pemenangan WH-Andika Media Warman mengatakan, tidak ada rencana pemboikotan tersebut. “Siapa yang mau boikot. Enggak ada, masa ada? Enggak ada lagi zamannya boikot-boikotan. Lapor itu kalau ada boikot,” katanya.
Terkait ada sejumlah nama pimpinan parpol dan tim di WAG yang tersebar itu, Media Warman mengaku tidak membaca keseluruhan isi percakapannya. Ia mengaku, diundang oleh para pendukung dalam satu forum WAG. “Saya enggak baca seluruhnya, segitu banyak orang saya tidak baca seluruhnya. Itu grup yang ciptakan anak-anak di bawah pendukung. Karena ini kita diundang,” katanya.
Media Warman mengatakan, sempat mencari percakapan tersebut setelah ramai diperbincangkan. Menurutnya, yang dimaksud boikot adalah para pendukung WH-Andika tidak akan menghadiri kunjungan politik Rano Karno, bukan melakukan pelarangan atau penghalangan. “Saya coba cari tanggal berapa, di sana mengatakan, kalau ini ke sini ayo boikot saja yuk. Boikot itu kan bukan masyarakat, kalau pendukung WH tidak datang kan itu boikot. Benar enggak? Misalnya Rano mau datang ke tempat saya, kan saya pasti boikot diri enggak mau datang. Jadi, pendukung-pendukung WH tidak akan datang ke kunjungan Rano. Siapa yang akan boikot masyarakat, kan enggak bisa,” katanya.
Menurutnya, jika memang ada pelarangan atau penggalangan massa untuk menghalangi kandidat untuk berkampanye maka bisa diproses secara hukum. “Kalau memang ada yang menghalangi proses saja, di Undang-Undang Pilkada itu pidana. Proses saja itu, dan saya sudah sampaikan ke rekan-rekan jangan sampai ada penghalangan itu,” katanya.
Juru bicara Wahidin Halim (WH) Jazuli Abdillah menyangkal jika WAG Banten Bersatu adalah akun resmi milik tim pemenangan WH-Andika. Meski dia mengakui bahwa anggota grup tersebut memang ada dirinya dan petinggi pendukung calon gubernur nomor urut satu tersebut. “Kami jelas menyangkal pernyataan tersebut datang dari kami (tim pemenangan). Itu bukan akun tim kami. Pasalnya, akun tersebut dibuat tanpa sepengetahuan tim maupun Bapak (WH) sendiri,” jelasnya.
Jazuli mengakui diundang untuk bergabung dalam grup tersebut. Namun ia tak mengetahui siapa admin tersebut. Dijelaskannya, pernyataan oknum yang mengaku sebagai lurah di daerah Kronjo merupakan upaya memecah kondisi pilgub lebih panas. “Adanya pernyataan seperti itu yang bisa menghapus atau mengeluarkan oknum tersebut dari grup kan admin. Ada ribuan akun yang kita tidak ketahui orangnya, lalu tidak tiba-tiba menghujat atau mengintimidasi, bisa saja dan siapa yang bisa melarang mereka berbicara,” terangnya.
Jazuli mengingatkan kembali adanya upaya penggembosan lewat akun-akun media sosial yang mengaku-ngaku sebagai tokoh atau orang yang berkepentingan terhadap hajat pilgub ini. “Bisa saja kan orang lain pake foto Joko Widodo lantas mengaku-ngaku ini itu di Facebook misalnya. Kemudian memecahbelahkan rakyat atau pendukungnya. wallahualam,” jelasnya.
Jazuli kembali menegaskan bahwa hal ini jangan ditanggapi terlalu reaktif. Menurutnya, masih banyak hal yang perlu dilakukan kubu sebelah untuk tetap menciptakan suasana demokrasi yang kondusif. “Penolakan di Kronjo itu kan enggak terjadi dan tidak ada pengerahan massa. Jadi yang sebelah jangan reaktif banget lah. Kok parno sekali,” ujarnya. (Supriyono-Togar H/Radar Banten)