SERANG – Calon gubernur Banten Rano Karno meminta restu dan dukungan kepada warga Nahdlatul Ulama atau Nahdliyin. Kemarin (14/12), permintaan tersebut diutarakan calon petahana secara langsung dengan mengunjungi gedung Pengurus Wilayah (PW) NU di Jalan Raya Jakarta-Serang, Kemang, Kota Serang.
Didampingi rombongan tim sukses, Rano yang mengenakan kemeja putih dan peci hitam datang sekira pukul 12.00 WIB. Kehadirannya diterima langsung oleh jajaran pimpinan PW NU Banten. Keduanya langsung masuk ke ruang tengah gedung dan melakukan pertemuan secara tertutup.
Usai pertemuan yang dilakukan selama 60 menit, Rano mengaku bahwa kunjungannya untuk melakukan silaturahmi sekaligus meminta restu para kiai Nahdliyin. “Saya kan masih gubernur walaupun cuti, artinya saya masih memantau dan ini menjadi ajang silaturahmi. Ke depan program-program apa yang bisa kita lanjutkan sebagai provinsi yang kekuatan tagline-nya iman dan takwa. Jadi, sebetulnya saya minta nasihatlah,” katanya.
Rano tak mengelak bahwa kehadirannya secara khusus untuk meminta dukungan kaum Nahdliyin pada Pilgub Banten yang puncaknya akan berlangsung pada Rabu 15 Februari 2017. “Saya yakin bukan hanya saya, tentu saya minta dukungan yang lain juga. Tapi apakah mendukung, itu relatif. Artinya, saya minta dukungan,” katanya.
Selain itu, pemeran utama sinetron Si Doel Anak Sekolahan ini juga meminta doa dari para kiai Nahdliyin untuk mendoakan ketenteraman di Provinsi Banten. “Yang pasti saya minta doa. Jauh lebih utama bagi saya adalah ketenteraman Provinsi Banten,” ujarnya.
Menurutnya, dukungan dari warga Nahdliyin sangat signifikan dalam pesta demokrasi lima tahunan di Banten. Apalagi, keberdaan ulama dapat memberikan pengaruh yang kuat kepada masyarakat. “Tentu (berpengaruh besar-red). Insya Allah, pak kiai dukung,” ujar Rano tertawa.
Ia menilai bahwa NU memiliki kontribusi yang besar bagi pembangunan di Provinsi Banten. Terlebih, Provinsi Banten memiliki karakter religiositas yang sangat kuat. “Banten tidak jauh dari religiositas dan kekuatan pesantren yang ada. Itu kan bagian dari pembangunan karakter,” katanya.
“NU besar, Muhammadiyah besar, MA juga besar, artinya punya peran masing-masing. Ketenteraman Banten ini kan karena ulama-ulama. Tidak bisa dimungkiri itu kekuatan yang luar biasa,” sambung Rano.
Oleh karenanya, Rano menyebut, ke depan ponpes yang ada perlu menjadi salah satu fokus pengembangan sumber daya manusia dengan mengolaborasikan pendidikan agama dan pendidikan umum berbasis teknologi. “Saya tadi bilang, kita boleh buka kitab kuning dan hadis, tapi mari kita majukan lagi anak-anak kita dengan ilmu teknologi. Karena bagian itu juga harus kita tanamkan mulai sekarang. Kita tidak boleh ketinggalan dan itu harus masuk dalam kurikulum pesantren,” katanya.
Ketua III PWNU Banten Toha Sobirin membenarkan bahwa Rano meminta dukungan warga Nahdliyin. “Intinya silaturahmi, memang akan ada tindak klanjut, tanda kutip kampanye di warga NU supaya tidak terlalu banyak minta dikoordinasi kapan yang tepat,” katanya.
Menurutnya, Rano menjelaskan beberapa program pembangunan yang sudah dikerjakan dan akan dilanjutkan kembali jika diberi amanah masyarakat Banten. “Belum ke arah situ (dukungan-red), tapi cuma yang diungkapkan beberapa program pembangunan yang perlu dilanjutkan. Cuma kalau dijelaskan ke pengurus saja agak eman, lebih baik kepada warga NU secara keseluruhan, biar sekaligus,” ujarnya.
Meski demikian, PWNU Banten secara politik belum menyatakan sikap politik. Kata Toha, dukungan politik diserahkan kepada masing-masing warganya. “PW secara politik tidak mewajibkan. Tapi, pada prinsipnya yang penting jujur, urusan pemilihan itu urusan mereka (warga NU-red) sesuai yang ditangkap dari informasi dan program calon,” katanya.
Kehadiran Rano ke gedung PWNU Banten bukan kali pertama di masa masa kampanye Pilgub Banten 2017. Kehadiran pertamanya dilakukan pada Minggu (4/12) lalu bersama pendampingnya, Embay Mulya Syarief. Saat itu, Rano-Embay melakukan penadatangan pakta integritas antikorupsi yang dilakukan Lakpesdam Nahdlatul Ulama bekerja sama dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
MODERNISASI PASAR TRADISIONAL
Sebelumnya, Rano melakukan agenda politiknya dengan mengunjungi Pasar Ciruas, Kabupaten Serang. Tiba sekira pukul 10.00 WIB, kehadirannya membuat heboh penghuni pasar. Tidak jarang, warga yang berada di pasar memanfaatkan momen tersebut untuk bersalaman atau sekedar foto bersama Rano.
Kunjungannya ke Pasar Ciruas untuk melihat kondisi harga menjelang pergantian tahun. Termasuk melihat hasil evaluasi terhadap pengendalian inflasi. “Selain silahturahmi, saya ingin lihat evaluasi harga harga inflasi terkendali apa tidak, bawang stabil, ada cabai yang memang tinggi apa enggak,” ujarnya.
Usai melihat Pasar Ciruas, Rano mengaku berkeinginan membangun pasar tradisional bernuansa modern. Apalagi, jika masyarakat Banten memberikan amanah kembali melanjutkan pembangunan lima tahun ke depan. “Sebetulnya melihat ini kan ada di jalan utama. Jadi, lebih bagus di-upgrade lagi supaya sebagai wilayah kota pasarnya sudah modern,” ujarnya.
Hampir satu jam di Pasar Ciruas, Rano bersama rombongan relawannya melanjutkan perjalanan untuk bertatap muka dengan warga di di Kecamatan Walantaka, Kota Serang. Mengenakan kemeja putih dan peci hitam, Rano mengunjungi Kampung Citereup, Kecamatan Walantaka, Kota Serang. Selanjutnya, Rano dan rombongan melakukan makan siang dan dialog santai di Kompleks Puri Citra, Pipitan, Kecamatan Walantaka. (Supriyono/Radar Banten)