SINDANGRESMI – Angka kemiskinan di Kabupaten Pandeglang terhitung masih cukup tinggi. Buktinya seperti di Desa Pasirlancar, Kecamatan Sindangresmi.
Di daerah tersebut tahun ini masih terdapat sekitar 300 lebih tempat tinggal yang masuk kategori rumah tidak layak huni (RTLH). Dengan kondisi lantai masih tanah, dinding menggunakan geribik, dan atapnya pun masih memanfaatkan dedaunan dari pohon kiara.
Anggota Karang Taruna Kecamatan Sindangeresmi Ahmad Jaenudin mengatakan, kehidupan masyarakat di Desa Pasirlancar, Kecamatan Sindangresmi, cukup memperihatinkan lantaran profesinya mayoritas buruh tani. “Jadi, mereka sulit mengalami peningkatan perekonomian maka wajar kalau rumahnya masih menggunakan geribik,” katanya.
Aan Ansori, penghuni RTLH Desa Pasirlancar, Kecamatan Sindangresmi, menceritakan, dirinya bersama istri dan kedua anaknya kerap waswas ketika berada di dalam rumah saat musim hujan. Selain kerap kebocoran, juga selalu terdengar suara rumah akan ambruk. “Kalau cuaca terang mah, saya enggak terlalu waswas. Cuma pas musim hujan khawatir ketimpa atap rumah. Masalahnya, atap sudah keropos dan tidak akan lama lagi ambruk,” katanya.
Bapak beranak dua ini berharap, adanya bantuan perbaikan rumah yang dihuninya puluhan tahun. Ia meyakinkan jika tidak ada bantuan dari pemerintah, tidak akan mungkin memiliki rumah layak karena upah hasil dari buruh kebun yang sangat minim. “Begitu juga kalau perbaikan rumah mengandalkan dari hasil berkebun ubi, tidak mungkin. Untuk biaya makan sehari, juga tidak cukup,” katanya.
Dihubungi melalui telepon seluler, Kepala Desa (Kades) Pasirlancar, Kecamatan Sindangresmi, Eni membenarkan, masih ada ratusan rumah warga di daerahnya yang masuk dalam kategori RTLH. Eni mengaku, setiap tahun selalu mengusulkan bantuan perbaikan rumah tersebut kepada Pemkab, tetapi kurang begitu mendapat tanggapan. “Memang bantuan progran RTLH (rumah tidak layak huni) tiap tahun ada saja, cuma tak sebanding saja. Oleh karena bantuan yang diberikan, dengan jumlah rumah yang tidak layak huni sangat jauh,” katanya. (Herman/RBG)