Masuk Lewat Terminal Bandara Soetta
KOTA TANGERANG – Terminal Tiga Bandara Soekarno-Hatta (Soetta), sejak Selasa (29/12) pagi dipenuhi Warga Negara Asing (WNA) dari berbagai negara.
Bahkan, kepadatan di terminal tiga sempat dikhawatirkan oleh para penumpang yang hendak terbang menggunakan pesawat melalui Terminal Tiga Bandara Soetta.
Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan atau KKP Kelas I Bandara Soekarno-Hatta, dr. Darmawali Handoko mengatakan, kerumunan tersebut merupakan antrean menuju tempat Karantina. Hal itu merujuk pada aturan Addendum Surat Edaran (SE) Nomor 3 Tahun 2020 tentang Protokol Kesehatan Perjalanan Orang Selama Libur Hari Raya Natal dan Tahun Baru 2021 Dalam Masa Pandemi Covid-19.
“Dalam aturan tersebut, disebutkan bahwa WNI melakukan karantina selama lima hari terhitung sejak tanggal kedatangan di tempat akomodasi karantina khusus yang telah disediakan oleh pemerintah dan WNA melakukan karantina mandiri di hotel yang telah ditentukan oleh pemerintah dengan biaya mandiri,” ujarnya saat ditemui Tangerang Ekspres di Terminal Tiga Bandara Soetta.
Handoko menambahkan, para penumpang dari luar negeri yang datang tersebut, mengantre untuk naik ke bus yang sudah disediakan pemerintah. “Ada sekitar 200 orang, mereka akan dibawa menuju ke hotel-hotel yang sudah ditunjuk untuk dilakukan karantina,” paparnya.
Dalam hal ini, kata Handoko, banyak juga penumpang luar negeri yang tidak mengerti aturan tersebut. Terutama soal aturan karantina tersebut, sehingga banyak yang merasa bingung.
“Karena biasanya kan tidak di karantina, itu aja sih sebenarnya permasalahannya. Jadi mereka belum tersosialisasi dari negara asalnya,” ungkapnya.
Ia menjelaskan, pemerintah juga tengah memperketat kedatangan penumpang dari luar negeri. Para penumpang dari luar negeri baik WNI maupun WNA, wajib membawa hasil PCR Test Negatif yang berlaku 2×24 jam sejak keberangkatan.
“Jika sudah membawa surat PCR Test tersebut maka penumpang asal luar negeri wajib melakukan karantina selama lima hari,” tutupnya.
TOLAK WNA AWAL TAHUN
Sementara itu sebelumnya, pemerintah RI membuat kebijakan baru untuk menangkal masuknya jenis baru Covid-19 yang muncul di Inggris. Rapat terbatas Kabinet Indonesia Maju di Istana Negara, Senin (28/12) memutuskan penutupan perbatasan RI bagi warga negara asing (WNA) pada 1-14 Januari 2021.
Menurut Menteri Luar Negeri RI, Retno LP Marsudi, saat ini varian baru Covid-19 yang ditemukan Inggris menyebar lebih cepat.
“Menyikapi hal tersebut, rapat kabinet terbatas pada 28 Desember 2020 memutuskan untuk menutup sementara, saya ulangi, untuk menutup sementara dari 1-14 januari 2021 masuknya warga negara asing atau WNA dari semua negara ke Indonesia,” kata Retno dalam konferensi pers virtual, Senin (28/12).
Sementara perlakuan terhadap WNA yang tiba di Indonesia pada hari ini sampai 31 Desember 2020 tetap sesuai ketentuan dalam adendum Surat Edaran Satgas Penanganan Covid-19 Nomor 3 Tahun 2020. Ketentuan itu mewajibkan pendatang menunjukkan hasil negatif Covid-19 berdasar tes RT-PCR di negara asal yang berlaku maksimal 2×24 jam sebelum jam keberangkatan. Surat keterangan itu dilampirkan pada saat pemeriksaan kesehatan atau e-Hac Internasional Indonesia.
Pada saat kedatangan di Indonesia, pendatang harus melakukan pemeriksaan ulang RT-PCR. Apabila hasilnya negatif, WNA yang bersangkutan wajib melakukan karantina selama lima hari terhitung sejak tanggal kedatangan. Selanjutnya WNA yang telah menjalani karantina selama lima hari akan kembali melakukan pemeriksaan ulang RT-PCR. Apabila hasilnya negatif, WNA pendatang tersebut diperkenankan meneruskan perjalanan.
Retno melanjutkan, sesuai Pasal 14 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian, warga negara Indonesia (WNI) tetap diizinkan kembali ke Tanah Air. Hal itu juga diatur dalam adendum SE Satgas Covid-19 No 3 Tahun 2020.
Adapun perincian pengaturannya ialah WNI yang baru datang dari luar negeri menunjukkan hasil negatif melalui tes RT-PCR di negara asal yang berlaku maksimal 2×24 jam sebelum jam keberangkatan. Surat keterangan tersebut dilampirkan pada saat pemeriksaan kesehatan atau e-Hac Internasional Indonesia. Pada saat kedatangan di Indonesia, WNI yang bersangkutan melakukan pemeriksaan ulang RT-PCR. Apabila hasilnya negatif, WNI tersebut wajib melakukan karantina selama lima hari terhitung sejak tanggal kedatangan. Lokasi karantina bagi WNI yang baru pulang dari luar negeri disediakan oleh pemerintah. Setelah menjalani karantina lima hari, WNI yang bersangkutan melakukan pemeriksaan ulang RT-PCR dan diperkenankan meneruskan perjalanan jika hasil tes tersebut negatif Covid-19.
Lebih lanjut Retno mengatakan, penutupan sementara perjalanan WNA ke Indonesia dikecualikan bagi kunjungan resmi pejabat setingkat menteri ke atas dengan penerapan protokol kesehatan yang sangat ketat. “Kebijakan ini akan dituangkan dalam Surat Edaran baru Satgas Covid-19,” tegas Retno. (ran/jpnn/air)