Bagaimana Yuni (43), nama samaran, tidak kesal, kalau suaminya, sebut saja Bobi (32) sering melayani pembeli di toko aksesorinya mengandalkan rayuan gombal. Apalagi Bobi ketahuan kasih harga murah demi nomor telepon pembeli. Astaga.
Ditemui Radar Banten di Pasar Lama Kota Serang, malam itu Yuni sedang melayani pembeli. Saat iseng ditanya soal rumah tangga, Yuni malah menjawab ketus seolah sedang kesal kepada suaminya. Dari situlah cerita ini dimulai.
Yuni malam itu jualan sendirian. Padahal, kata Yuni, biasanya ditemani suami. Mereka saling bahu-membahu mulai dari membuka lapak dagangan, melayani pembeli, sampai tutup lapak pukul 23.00 WIB. “Sudah dua bulan lebih saya dagang sendiri, lagi ribut sama suami,” curhat Yuni.
Yuni tidak habis pikir kalau suaminya mata keranjang. Kalau sedang kumpul dengan pedagang lainnya, suka bahas cewek-cewek seksi yang lewat sambil sesekali menggoda. “Padahal kalau di rumah mah dia alim, rajin salat,” katanya. Mungkin khilaf, Teh.
Yuni mengenal Bobi awalnya dari teman, diajak kumpul sambil makan-makan alias bancakan. Sejak itu keduanya mulai akrab dan sering bertemu. Katanya sih Bobi duluan yang mengajak pendekatan. “Saya juga enggak tahu dia dapat dari mana nomor telepon saya,” akunya.
Maklumlah, kalau dari bodi sih Yuni lumayan seksi. Meski wajahnya biasa saja, tapi penampilannya yang seksi tak berkerudung, membuat Yuni enak dilirik. Sedangkan Bobi, kata Yuni, berbadan tinggi dan senang mengenakan topi. “Wajahnya mah enggak ganteng sih, item-item manislah,” katanya.
Singkat cerita, mereka menikah dan membina rumah tangga mengandalkan penghasilan Bobi sebagai karyawan di toko pakaian di Pasar Royal, Kota Serang. Sejak punya anak pertama, keduanya mengontrak rumah. Meski sering kekurangan, tapi Bobi dan Yuni tetap harmonis.
Lima tahun kemudian Bobi berhenti kerja dan membuka usaha jualan aksesori seperti topi, gelang, kalung, dan lainnya. Sejak itulah Bobi banyak bergaul dengan para pedagang lain dan sering menggoda cewek. “Padahal sudah sering saya tegur, tapi alasannya cuma iseng doang bercanda,” kata Yuni.
Hingga suatu hari, dari keisengannya itu, ternyata Bobi kelewat batas sampai ketahuan sering kasih harga murah demi dapat nomor telepon pembeli. Yuni mengetahuinya setelah melayani pembeli yang menukar barang karena tidak cocok. Saat melayani, si pembeli menceritakan kelakuan Bobi. “Saya bilang harga kalung-kalungan Rp15 ribu, eh si pembeli bilang kalau sama yang cowok (Bobi-red) harganya Rp5 ribu dan ngasih nomor telepon,” katanya.
Yuni langsung emosi, saking tidak bisa mengontrol amarah, saat Bobi datang angsung diamuk. Waktu itu para pedagang lain melihat keributan mereka. Yuni langsung pulang, sedangkan Bobi membereskan dagangannya sendiri. “Pas di rumah dia tetap bilang cuma iseng, memang dasarnya saja dia genit,” tukasnya.
Besoknya Yuni membuka warung sendiri. Bobi juga jarang pulang ke rumah. Sudah dua minggu ini hubungan mereka tidak harmonis. Tapi, Yuni mengaku, kalau saja suaminya mau meminta maaf dan berjanji tidak genit lagi, ia akan memaafkan. “Sekarang mah saya diamkan saja, entar juga kalau dia mikir mah pasti balik ke saya lagi,” tukasnya.
Semoga Kang Bobi cepat dapat hidayah dan bisa jadi suami yang enggak genit. Amin. (mg06/zee)