SERANG – Kampus sebagai institusi pendidikan ternyata tidak serta-merta aman dari beredarnya kampanye hitam. Saling mendiskreditkan pasangan calon presiden dan wakil presiden ternyata juga terjadi di lingkungan kampus, baik negeri maupun swasta. Maka dari itu, koordinasi antara pihak rektorat dengan mahasiswa dianggap langkah yang baik dalam menangkal masuknya kampanye hitam di lingkungan civitas akademika.
“Kita senantiasa koordinasi dengan anak-anak di UKM (unit kegiatan mahasiswa-red) untuk menjaga hal (kanpanye hitam-red) tersebut. Dalam situasi sekarang pasti akan muncul. Tapi kita meminta pada mahasiswa agar bersikap cerdas memilah informasi,” jelas Rektor IAIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten Prof Dr Syibli Syarjaya kepada radarbanten.com, Selasa (24/6/2014), di sela-sela ujian masuk perguruan tinggi agama islam negeri (UM PTAIN).
Sebagai masyarakat yang cenderung mengutamakan tradisi ilmiah, kata Syibli, kampus seharusnya netral dan tidak menggunakan kampanye yang cenderung menjatuhkan lawan politik. “Kita masyarakan ilmiah. Janganlah tergoda kepentingan sesaat,” tandasnya.
Mahasiswa dan seluruh elemen kampus, lanjutnya, harus menimbang kepentingan jangka panjang. Merebaknya informasi yang cenderung menggunakan cara menjatuhkan lawan sedapat mungkin dihindari. “Info yang sampai jangan ditelan mentah-mentah. Harap disaring terlebih dahulu,” imbuhnya.
Sebagai warga akademis, lanjut Syibli, sudah bukan lagi menggunakan otot dalam menyelesaikan persoalan. Tapi ciri warga akademis selalu menimbang informasi dengan menggunakan otaknya. “Gunakan akal sehat dan logika yang sehat. Warga akademis tidak mendahulukan otot, tapi mendahulukan otak,” pungkasnya. (Wahyudin)