LEBAK, RADARBANTEN.CO.ID – Ratu Nisya Yulianti Relawan Demokrasi di Kampung Demokrasi 2022 menuding rekrutmen Badan Ad Hoc Panitia Pemungutan Suara (PPS) di Kabupaten Lebak bermasalah dan penuh rekayasa.
Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) dan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Lebak dinilai tidak transparan dan profesional. Karena meloloskan kerabat, orang-orang dekat, dan yang punya rekomendasi untuk menjadi PPS.
“Saya menduga adanya rekayasa dalam penerimaan PPS di sejumlah wilayah di Lebak. Badan Ad Hoc yakni PPS diduga sudah diakomodir sebelumnya. Bahkan, indikator penilaian wawancara pun kita tidak tahu, karena tidak sama dengan tes CAT. Jadi, tidak obyektif,” ungkap Ratu Nisya Yulianti kepada Radar Banten, Senin 23 Januari 2023.
Perempuan yang kini menjabat Wakil Sekretaris Bidang Pembinaan Anggota HMI Cabang Lebak menganggap penilaian wawancara yang dilaksanakan oleh PPK terlalu subjektif. Karena hanya orang-orang yang memiliki rekomendasi saja yang bisa lolos menjadi PPS.
Tidak hanya itu, yang lulus menjadi anggota PPS juga banyak yang rangkap sebagai Aparatur Sipil Negara, Perangkat Desa, dan pendamping desa.