SERANG – Pemprov Banten menyiapkan anggaran Rp150 miliar untuk pengembangan pembangunan RSUD Banten tahun depan. Gedung yang dibangun delapan lantai itu akan dijadikan sebagai rumah sakit rujukan regional yang merupakan amanat Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Banten 2017-2022.
Sekda Banten Al Muktabar mengatakan, agenda pembangunan RSUD Banten digulirkan sebagai upaya menjadikan RSUD Banten sebagai rumah sakit rujukan regional. “Estimasinya Rp150 miliar ke atas,” ujar Al seusai melihat presentasi pembangunan RSUD Banten delapan lantai di ruang rapat RSUD Banten, Kota Serang, Selasa (16/7).
Kemarin, ada konsultan yang melakukan pemaparan terkait pengembangan pembangunan RSUD. Dari hasil pemaparan konsultan, pihaknya mencoba untuk menyesuaikan ke kultur-kultur Banten dengan mengadopsi kearifan lokal.
Mantan pegawai Kementerian Dalam Negeri ini mengatakan, berdasarkan desain awal, sebenarnya RSUD Banten akan dibangun sepuluh lantai. Namun, membangun gedung sepuluh lantai, Pemprov harus mengantongi izin dari pemerintah pusat. Apabila terbentur izin maka Pemprov akan memutuskan hanya membangun delapan lantai. “Kami akan coba lihat apakah ada hal terhambat dari izin (untuk membangun sepuluh lantai-red). Kalau ada, kami akan menggunakan otoritas kami,” ujar Al.
Ia menerangkan, tahapan pelaksanaan pembangunan gedung delapan lantai itu sudah dilakukan tahun kemarin berupa pembebasan lahan. Sedangkan pembangunan fisik gedung ditargetkan dilakukan tahun depan. Terkait anggaran, Pemprov sedang menyiapkan karena harus dihitung ulang dengan harga terbaru. “Kalau saya mencoba hitung di atas Rp150 miliar,” ungkap Al.
Ia mengatakan, RSUD Banten akan dijadikan rumah sakit rujukan regional yang merupakan program yang dicanangkan Gubernur Wahidin Halim dan Wakil Gubernur Andika Hazrumy. Hal itu sebagai bentuk kehadiran pemerintah meng-cover agenda-agenda kesehatan masyarakat. Makanya, tujuan utama pengembangan RSUD agar pelayanan kesehatan kepada masyarakat lebih optimal.
Kata dia, melalui pembangunan tersebut maka semua fasilitas sebagai rumah sakit rujukan regional bisa seluruhnya tersedia. Apalagi, apabila berbicara mengenai RSUD, ada standar yang harus dipenuhi yang ditentukan Kementerian Kesehatan.
PEMBANGUNAN FISIK 2020
Sementara itu, Wakil Direktur Bidang Pelayanan RSUD Banten Drajat Ahmad Saputra mengatakan, pengembangan pembangunan RSUD Banten sebagai rumah sakit rujukan regional merupakan amanat RPJMD Banten 2017-2022. Apabila ingin mencapai target RPJMD pada 2022 maka pembangunan fisik selambat-lambatnya harus sudah dikerjakan pada 2020.
Sebagai tahap awal, pihaknya akan membuat perencanaan dan penyusunan detailed engineering design (DED) pada APBD Perubahan tahun ini. Ia menerangkan, sebelum menjadi rumah sakit rujukan, RSUD harus menjadi rumah sakit pendidikan dulu. “Berarti kalau 2022 rujukan regional maka untuk menjadi rumah sakit pendidikan harus dilakukan 2021,” terangnya. Apalagi, membangun gedung itu membutuhkan waktu kurang lebih paling cepat dua tahun. Dengan begitu pembangunan harus dimulai pada 2020
Dengan dibangunnya gedung delapan lantai itu, Drajat mengaku akan ada sejumlah penambahan fasilitas yang saat ini belum ada. Salah satunya kemoterapi dan rehabilitasi medik serta penanganan kasus kelainan darah yang selama ini masih dirujuk ke rumah sakit lain.
Tak hanya itu, jumlah tempat tidur pasien juga akan bertambah menjadi 400 sampai 500 unit. Di gedung baru nanti, setidaknya akan ada penambahan 200 sampai 300 tempat tidur. Bahkan, akan ada juga fasilitas pendidikan mahasiswa kedokteran bukan hanya bagi Fakultas Kedokteran (FK) Untirta saja, tetapi seluruh FK yang berminat bergabung untuk kerja sama.
Di tempat yang sama, Plt Direktur Utama RSUD Banten Susi Badrayanti mengatakan, pembangunan RSUD Banten merupakan program yang sudah digagas sejak 2016. Rencana itu kini dimatangkan agar bisa segera direalisasikan. Untuk itu, pihaknya memanggil lagi konsultan untuk disesuaikan dengan aturan yang baru. “Kalau di atas delapan lantai harus izin khusus dari kementerian. Kami sudah membicarakannya, maka kami akan mendirikan delapan lantai,” ujarnya.
Terkait lahan, Susi mengatakan belum ada kepastian. Saat ini ada dua opsi lahan untuk pendirian pembangunan RSUD yakni lahan di samping bangunan eksisting seluas dua hektare dan lahan di belakang dengan luas yang sama. “Nanti kami akan konsultasikan dengan konsultan, lebih strategis yang mana,” tutur Susi. (Rostinah/RBG)