SERANG – Meskipun belum ditemukan masyarakat Banten yang diduga terjangkit virus corona, tetapi RSUD Banten telah menyiapkan enam tempat tidur isolasi untuk penanganan lebih lanjut terhadap mereka. Hal itu sesuai dengan surat edaran (SE) Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Banten.
Direktur Utama RSUD Banten dr Danang Hamsah Nugroho mengatakan, telah mengambil sejumlah langkah-langkah antisipasi antara lain mengoptimalkan fasilitas kesehatan yang dimiliknya berupa ruang isolasi. “Kita memang selalu ada ruang isolasi, siap sedia. Tapi belum ada yang terpakai,” ujar Danang saat dihubungi Radar Banten, Senin (27/1).
Danang mengatakan, apabila instansi terkait menemukan atau ada laporan terkait kasus virus corona maka pihaknya akan langsung membawa pasien yang diduga terjangkit ke ruang isolasi sebagai bentuk pencegahan. “Di situ saja dulu untuk persiapan,” tutur mantan direktur RSUD Malingping ini.
Kata dia, apabila ditemukan adanya masyarakat yang diduga terjangkit maka pihaknya akan membuat laporan ke Dinkes kemudian diisolasi. “Nanti mungkin selanjutnya bagaimana Dinkes menanggapi,” ujar Danang.
Tak hanya itu, sesuai dengan SE Kepala Dinkes Provinsi Banten, pihaknya juga melakukan sejumlah langkah-langkah pencegahan penyebaran virus corona kepada kasus-kasus pneumonia berat. Selain itu, warga negara asing atau yang baru saja berkunjung dari luar negeri akan dilakukan pemeriksaan.
Terpisah, Sekda Banten Al Muktabar mengatakan, pihaknya telah berkonsolidasi dengan pemerintah pusat untuk langkah pencegahan virus corona. Apalagi, Banten memiliki Bandara Internasional Soekarno-Hatta (Soetta). Meski demikian, ia memastikan hingga saat ini Banten masih bersih dari kasus virus corona.
Kata dia, konsolidasi itu dilakukan sebagai langkah tanggap sesuai kewenangan provinsi. “Satu di antaranya karena Bandara Soetta itu adalah wilayah Provinsi Banten, kita juga lakukan pengecekan, kesiapan, dan seterusnya,” tutur mantan Widyaiswara ini.
Selain antisipasi di Banten, Al juga mengaku sedang mencari informasi mengenai pelajar atau mahasiswa asal Banten yang berada di Tiongkok sebagai negara terindikasi asal virus corona. “Saya dapat informasi ada yang bersekolah di sana, tapi dicek alamatnya Jakarta,” ujarnya. Untuk itu, ia sedang menunggu data terkait alamat pasti para pelajar dan mahasiswa tersebut. Hal yang sama juga dengan data tenaga kerja Indonesia (TKI) maupun tenaga kerja wanita (TKW).
Walaupun tak berharap terjadi namun pihaknya telah siap untuk menghadapi virus tersebut. Sejumlah fasilitas kesehatan telah dioptimalkan untuk penanganan serta dukungan pendanaannya. “Kita (Pemprov-red) kan ada bantuan sosial tidak terencana kalau memang diperlukan. Kita akan mempersiapkan segala sesuatunya secara maksimal,” tegasnya.
Sementara Wakil Direktur Bidang Pelayanan RSUD dr Dradjat Prawiranegara Serang Rachmat Fitriadi mengatakan juga sudah melakukan persiapan. Mulai dari ruangan isolasi, sumber daya manusia (SDM), hingga komunikasi dengan berbagai instansi. “Sudah kita persiapkan semuanya, kita juga sudah berpengalaman menangani pasien yang harus diisolasi,” katanya.
Rachmat mengatakan, di RSDP ada empat tempat tidur isolasi dan lima dokter sepesialis paru dilengkapi dengan perawatnya. Termasuk juga alat pelindung diri untuk tenaga medis yang menangani pasien isolasi. “Di kita sudah lengkap semua fasilitas,” ujarnya.
Sejak ramainya kasus virus corona yang menyerang Tiongkok dan negara lain, pihaknya terus melakukan komunikasi dengan lintas sektor. Di internal RSDP juga rutin melakukan monitoring dan evaluasi bersama dokter-dokter spesialis. “Sampai sekarang belum ada masyarakat kita yang terindikasi virus corona, semoga saja tidak akan ada,” terangnya.
Berbeda dengan Pemprov dan Kabupaten Serang, RSUD Kota Serang belum memiliki ruang isolasi. Saat ini, yang dilakukan RSUD Kota adalah meningkatkan koordinasi dengan RSUD lain terkait antisipasi virus corona.
Direktur RSUD Kota Serang Teja Ratri mengaku, telah mendapatkan surat edaran dari Dinkes Banten terkait kesiapsiagaan mengantisipasi corona. (nna-jek-fdr/ags)