SERANG – Warga kampung padat penduduk seperti RT 01 RW 01 di Lingkungan Terondol, sempat ragu dapat berkompetisi saat didaftarkan Lomba Resik Lan Aman (LRLA) Kota Serang 2020. Ya, kampung di Kelurahan Terondol, Kecamatan Serang, ini awalnya kumuh. Tapi, kini telah berubah.
Ketua RT 01 Saman mengatakan, keraguan warganya menata kampung pun bertambah saat dana stimulan dari Pemkot Serang terlambat diterima pengurus RT dan warga. Alhasil, pada penilaian tahap pertama LRLA, tim juri pun dibuat kecewa. RT 01 sama sekali belum ditata. Belum bisa berkompetisi dengan RT lain peserta LRLA.
”Soalnya, dulu tuh kita mau penataan juga bingung karena belum ada dana,” tegas Saman kepada Radar Banten, Kamis (23/7)
Saat Ramadan, dana bantuan untuk menata lingkungan tiap RT itu baru diterima pengurus RT 01. Dengan dana ini, setelah Lebaran, warga pun bergotong royong. Mereka mengawali kegiatannya dengan membersihkan lingkungan dari sampah, membuat gapura, hingga mendekorasi kampungnya dengan pengecatan.
”Kita perbanyak pengecatan di tembok rumah warga,” jelas Saman.
Ia mengakui partisipasi warganya pada LRLA sangat besar. Setiap Jumat pagi, kegiatan gotong royong diikuti oleh sekira 50 warga RT 01. Mulai pemuda, ibu-ibu, dan bapak-bapak. Warga juga memberikan iuran untuk menambah biaya penataan kampung mereka.
”Setiap rumah ikut nyumbang buat penataan. Ada yang berupa uang, cat, atau tanaman,” jelas Saman.
Jumat (24/7) hari ini, lanjut Saman, warganya akan gotong royong memperbanyak tanaman hias di pinggir jalan. Tanaman hias ini dibeli warga secara swadaya. “Penghijauannya masih kurang, perlu diperbanyak,” ungkapnya.
Lurah Terondol Mahfud mengakui jika warga di enam RT di wilayahnya telat menata lingkungannya akibat keterlambatan pencairan dana stimulan. Namun, ia optimistis, pada penilaian tahap dua, tim juri tak akan kecewa.
“Saya sudah inatruksikan agar segera diperbanyak penghijauannya,” pungkas Mahfud. (mg06/don)