RADARBANTEN.CO.ID – Sang Ho Han yang berprofesi sebagai vlogger atau youtuber sudah banyak mengunggah video di akun Youtube pribadinya. Konten yang ia angkat adalah seputar Indonesia dan berbicara menggunakan bahasa Indonesia.
Ia telah menikah dengan perempuan asli Indonesia, Rizka Natakusumah. Istrinya merupakan anak sulung Bupati Pandeglang Irna Narulita.
Sepertinya Sang Ho Han sangat tertarik dengan Indonesia, sampai-sampai ia menikahi orang Indonesia. Dalam konten yang diunggahnya ini, ia menyatakan jika mempunyai anak, tidak ingin anaknya hidup di Korea, karena di sana sangat kompetitif.
Sang Ho Han telah mengunggah konten dalam channel Youtube-nya yang bertajuk “Alasan Orang Korea Ga Mau Menikah? Cerita Suka Duka Orang Korea Setelah Menikah Gimana Ya?.”
Dalam video yang diunggahnya ia berkolaborasi dengan temannya yang juga berprofesi sebagai youtuber Korea Selatan dengan nama channel Korea Dodol alias Seungbo Han.
Di dalamnya Sang Ho seolah berkonsultasi dengan temannya yang sudah lebih dulu berpengalaman menikah dan memiliki anak yang lahir dan besar di Korea Selatan.
Mereka berdua setuju bahwa ini adalah sebuah pembahasan yang menarik untuk memberikan wawasan tambahan kepada penonton Youtube-nya. Jadinya para subscriber akan tahu bagaimana kehidupan setelah pernikahan yang lumrah dialami oleh orang Korea.
Dari konten yang diunggahnya, suka duka orang Korea Selatan setelah menikah adalah:
Keadaan Finansial
Keadaan finansial berperan penting dalam kesiapan menikah bagi orang Korea. Hal itu dikarenakan harga rumah dan makanan pokoknya tinggi.
Setelah menikah juga pasti memiliki keturunan atau anak. Dengan adanya anak, maka kondisi finansial harus disesuaikan dan pasti berfokus kepada kebutuhan anak.
Tunjangan Anak dari Pemerintah
Di Korea Selatan, ketika seorang anak lahir akan mendapat tunjangan yang diberikan oleh pemerintah kepada setiap anak. Setiap bulannya orang tua mendapatkan tunjangan anak sekitar sebesar 400.000 Won atau 4.000.000 rupiah. Pemerintah akan memberikan tunjangan rutin sampai anak berusia 7 tahun.
Bertanggung Jawab terhadap Anak
Di seluruh penjuru dunia tentu hal ini adalah hal wajar. Jika sudah menikah dan menjadi ayah, tuntutan untuk menjaga dan memastikan kebutuhan keluarga terpenuhi adalah sebuah kewajiban. Tetapi hal itu akan terasa menyenangkan jika melihat kebahagiaan yang anak rasakan, kehidupan juga menjadi lebih easy going, itulah nikmatnya menjadi orang tua.
Makanan Anak yang Mahal
Kebutuhan asupan nutrisi anak juga harus selalu dalam pantauan orang tua. Oleh karenanya mengonsumsi makanan yang sehat sangat penting bagi tumbuh kembang anak.
Salah satu duka yang dapat dirasakan oleh orang tua Korea adalah makanan anak yang cenderung lebih mahal. Harga untuk sekali makan anak bisa mencapai 5000 Won atau 65.000 Rupiah. Hal ini dikarenakan makanan anak harus yang terbuat dari bahan organik yang sehat.
Anak Sekolah Harus Ikut Les
Korea dikenal dengan sistem pendidikannya yang ketat dan durasi belajar yang lama, bisa lebih dari 12 jam sehari. Pembagian waktu belajar tersebut adalah di sekolah dan tempat les.
Bagi anak sekolah di Korea Selatan, aneh rasanya jika seorang siswa tidak mengikuti les sepulang jam sekolah. Jadi hampir semua siswa di sana mengikuti les belajar sampai malam. Biaya yang dikeluarkan untuk les juga tidak murah, apa lagi jika tempat les yang sudah terkenal di kalangan siswa.
Level Stres yang Tinggi
Jika kamu sering mengikuti keadaan di Korea Selatan tidak akan aneh lagi ketika kamu mendengar banyaknya kasus bunuh diri di kalangan siswa dan anak muda yang sedang berkarier.
Tingginya angka bunuh diri disebabkan oleh tingginya level stres. Hal tersebut disebabkan oleh tuntutan dan ekspektasi dan kompetisi tinggi bagi siswa dan anak muda di sana. Bahkan anak umur 10 tahun pun diberitakan stres dan bunuh diri karena tuntutan kompetisi belajar.
Konten yang membahas tentang pernikahan ini diunggah 2 tahun yang lalu dan telah ditonton oleh sebanyak 72.000 penonton.
Suka duka dalam unggahan Sang Ho Han juga sejalan dengan pendapat youtuber Korea Reomit (Hansol Jang) yang sama-sama asli Korea Selatan dan pernah tinggal di Indonesia.
Dalam unggahannya, Korea Reomit memaparkan alasan mengapa orang Korea Selatan itu rata-rata telat menikah dan baru memutuskan berumah tangga di umur 30 tahun ke atas.
Hansol mengungkapkan beberapa alasan kenapa orang Korea telat menikah:
Wajib Militer
Adanya kewajiban mengikuti pelatihan militer bagi setiap laki-laki di Korea Selatan menjadi salah satu penyebab mereka telat menikah. Sehabis kuliah langsung mengikuti wajib militer dan baru mendapatkan pekerjaan di umur 26 atau 27.
Karier Perempuan
Di Korea Seoatan perempuan yang sudah menikah akan lebih sulit mendapatkan pekerjaan, makanya mereka lebih memilih pekerjaan sebagai prioritasnya dibandingkan pernikahan.
Perusahaan seolah akan rugi jika menerima perempuan yang sudah menikah karena pasti mereka mengambil cuti hamil sedangkan gaji harus dibayarkan penuh setiap bulannya.