radarbanten.co.id
  • Berita Utama
  • Kota Serang
  • Kabupaten Serang
  • Pandeglang
  • Lebak
  • Tangerang
  • Cilegon
  • Hukum
  • Olahraga
  • Kesehatan
  • E-Paper
No Result
View All Result
  • Berita Utama
  • Kota Serang
  • Kabupaten Serang
  • Pandeglang
  • Lebak
  • Tangerang
  • Cilegon
  • Hukum
  • Olahraga
  • Kesehatan
  • E-Paper
No Result
View All Result
radarbanten.co.id
No Result
View All Result
Home Berita Utama

Sarapan Saya: Menu Kuda

Redaksi by Redaksi
27-04-2018 14:10:30
in Berita Utama, Dahlan Iskan
0
Sarapan Saya: Menu Kuda
Share on FacebookShare on Twitter

SAAT ini saya tinggal di desa. Desanya Amerika. Di pelosok sekali. Kalau Anda buka peta Amerika tunjuklah titik tengahnya. Di situlah saya. Di Hays. Masuk negara bagian Kansas.

Saya pernah tinggal di pedesaan pelosok Tiongkok. Waktu bangun pagi bingung: cari tempat buang air. Itu 20 tahun lalu. Kamar tidurnya enak. Berkasur bagus. Tapi tidak punya toilet. Gak disangka sekarang modernnya bukan main.

Saya juga pernah tinggal di pedesaan Jepang. Di desa luar kota Nemuro. Di pulau Hokkaido. Di ujung paling utara pulau. Menghadap ke pulau-pulau Kuril. Yang disengketakan dengan Rusia.

Baca Juga :

Bedah Data Investasi di Pandeglang, DPMPTSP : Kita Ingin Tau Jumlah Riilnya

Bedah Data Investasi di Pandeglang, DPMPTSP : Kita Ingin Tau Jumlah Riilnya

Rabu, 8 Februari 2023 20:13
Setelah Dua Tahun Pandemi, Pawai Taaruf MTQ Kota Tangsel Kembali digelar

Setelah Dua Tahun Pandemi, Pawai Taaruf MTQ Kota Tangsel Kembali digelar

Rabu, 8 Februari 2023 19:39

Desanya modern. Dari rumah ke rumah (waktu itu) dihubungkan dengan interkom. Hanya ada beberapa puluh rumah di situ. Kedatangan saya bikin heboh kecil.

Diberitahukan ke semua rumah lewat interkom. Tidur saya di tatami. Yang dihampari kasur. Serba bersih. Serba rapi. Rasanya badan sayalah yang akan membuatnya kotor.

Saya tidak diberi mimpi apa-apa. Suara ombak mendayu-dayu dari laut. Sepanjang malam yang sepi. Damai di bumi.

Kini saya di pedesaan Amerika. Rumah-rumahnya tanpa pagar. Semua punya mobil. Bahkan banyak yang dua. Salah satunya pick-up. Yang di desa ini disebut truck.

Di Tiongkok, di Jepang dan di Amerika sama. Pelosoknya sulit berkembang. Banyak desa (di sini disebut kota kecil) yang penduduknya berkurang. Terutama anak mudanya. Pindah ke kota besar.

Tentu tidak ada pembantu di rumah ini. Cuci piring sendiri. Cuci pakaian sendiri. Merapikan tempat tidur sendiri. Saya tidak mau bikin sampah: karena harus membersihkannya sendiri.

Saat menyiapkan makan sesedikit mungkin pakai peralatan dapur: agar tidak banyak mencucinya.

Saya menemukan cara ini: makan siang tanpa perlu mencuci apa pun. Makan burrito. Masakan Mexico. Bikin sendiri. Sudah biasa. Untuk urusan burrito saya sudah pada tingkat, ehm, ahli.

Saya ambil piring. Agar piring tidak kotor saya lapisi tisu jenis tebal. Saya ambil beberapa bahan dari kulkas: sayur spinach, cuilan brocoli, salari, tiga macam cheese, irisan daging atau ayam, mustard dan yang utama tortilla.

Lembaran bundar tortilla (baca: tortiya) saya hampar di atas tisu tadi. Sayur-mayur saya taburkan di atas tortilla.

Chees-nya saya potong-potong kecil dan saya taburkan di atas sayur. Kalau tidak mau cuci pisau nyuwilnya pakai tangan.

Lalu mustardnya saya cecerkan di atasnya. Selesai. Masukkan piring itu ke microwave. Satu menit. Keluarkan dan taruh lagi di meja dapur. Pekerjaan terakhir: menggulung tortilla itu. Jadilah gulungan burrito. Tisunya jangan dibuang. Pakai untuk bungkus gulungan.

Tidak perlu cuci apa pun setelah itu. Simple. Itulah makan siang saya sehari-hari. Enak sekali. Kalau lama tidak ke Amerika saya kangen makan burrito made in disway ini.

Memang saya bisa membuatnya di Jakarta atau Surabaya. Cucu-cucu saya sering minta dibuatkan burrito. Seadanya. Rasanya tidak bisa sama.

Yang sulit: saya tidak bisa menemukan tortilla yang lembarannya lebar. Di Jakarta ada dijual tortilla. Lebarnya hanya separonya. Sulit menggulungnya. Tidak cukup pula untuk makan siang.

Yang juga sulit: mencari cheese yang ada rasa pedasnya. Sudah saya kelilingi supermarket di Jakarta. Termasuk yang pelanggannya banyak orang asing: tidak ketemu.

Kalau sayur kale dan salari bisa di dapat di Jakarta maupun Surabaya. Namun mustard yang saya sukai itu tidak ada. Ada info?

Kelak, kalau pensiun dari disway, rasanya saya bisa buka kursus bikin burrito.

Makan pagi saya pun lebih simpel dari itu: oatmeal. Tiga sendok oatmeal. Masukkan ke mangkok. Beri air dari kran. Air kran di sini bisa diminum.

Masukkan microwave. Dua kali: masing-masing 1,5 menit. Pernah saya malas: langsung tiga menit. Toh sama-sama tiga menit.

Ternyata tidak. Gelembung-gelembung oatmealnya muncrat. Terlalu panas. Berhamburan mengotori dalamnya microwave. Berantakan. Menimbulkan pekerjaan bersih-bersih yang merepotkan.

Di pedesaan Amerika ini saya baru tahu apa beda oat dan wheat. Oat dan gandum. Kalau dilihat di sawah bentuk tanamannya sangat mirip. Waktu panen apalagi. Bentuk bijinya sulit dibedakan. Saya masukkan kata ‘wheat’ di Google translate.

Terjemahannya: gandum. Saya masukkan kata ‘oat’. Terjemahannya: gandum.

Pemilik rumah ini, John Mohn, juga sulit menjelaskan. Agak lama dia berpikir mencari jawaban. Agar bisa dengan mudah dimengerti.

Akhirnya dia, yang waktu muda ikut menggarap sawah dan menanam gandum, menemukan jawaban. Tepat dan sederhana. Lucu pula.
”Kalau wheat (gandum),” katanya, ”itu makanan orang”.
Lanjutnya: ”Kalau oat itu makanan kuda.”

Jadi, saya ini sarapan makanan kuda?

”Jangan khawatir,” katanya. ”Seluruh presiden Amerika sarapannya oatmeal.”

Ya, sudah. Lega. (*)

Tags: Catatan Dahlan Iskan

Related Posts

Bedah Data Investasi di Pandeglang, DPMPTSP : Kita Ingin Tau Jumlah Riilnya
Berita Utama

Bedah Data Investasi di Pandeglang, DPMPTSP : Kita Ingin Tau Jumlah Riilnya

Rabu, 8 Februari 2023 20:13
Setelah Dua Tahun Pandemi, Pawai Taaruf MTQ Kota Tangsel Kembali digelar
Berita Utama

Setelah Dua Tahun Pandemi, Pawai Taaruf MTQ Kota Tangsel Kembali digelar

Rabu, 8 Februari 2023 19:39
Berita Utama

Datangi Kantor Staf Presiden, Relawan Jokowi Adukan Al Muktabar

Rabu, 8 Februari 2023 17:46
Next Post
Setelah Jadi PNS, Mimi Tinggalkan Suaminya yang Tukang Ojek

Setelah Jadi PNS, Mimi Tinggalkan Suaminya yang Tukang Ojek

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Ikuti Kami

Facebook Instagram Twitter Youtube

Kanal

News

Redaksi

Peluang Usaha

Viral

Inspirasi

Love Story

Olahraga

News Video

Serba Serbi

E-Paper

Tekno

Pedoman Pemberitaan

Indeks

Tutorial

Pilihan Editor

Bedah Data Investasi di Pandeglang, DPMPTSP : Kita Ingin Tau Jumlah Riilnya

Bedah Data Investasi di Pandeglang, DPMPTSP : Kita Ingin Tau Jumlah Riilnya

by Purnama Irawan
Rabu, 8 Februari 2023 20:13

PANDEGLANG, RADARBANTEN.CO.ID - Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kabupaten Pandeglang bakal membedah data investasi di Kabupaten...

Setelah Dua Tahun Pandemi, Pawai Taaruf MTQ Kota Tangsel Kembali digelar

Setelah Dua Tahun Pandemi, Pawai Taaruf MTQ Kota Tangsel Kembali digelar

by Syaiful Adha
Rabu, 8 Februari 2023 19:39

TANGERANG, RADARBANTEN.CO.ID-Pawai taaruf Musabaqah Tilawatil Qur'an (MTQ) Kota Tangsel kembali digelar Pemkot Tangsel. Pada pawai taaruf  MTQ ke-14 dipusatkan di...

Copyright@2021


istanbul escort
beylikdüzü escort
avcılar escort
esenyurt escort
esenyurt escort
esenyurt escort
beylikdüzü escort
avcılar escort
esenyurt escort
beylikdüzü escort
marmaris escort
izmit escort
bodrum escort
antalya escort
antalya escort bayan

Radar Banten, All Rights Reserved

No Result
View All Result
  • Berita Utama
  • Kota Serang
  • Kabupaten Serang
  • Pandeglang
  • Lebak
  • Tangerang
  • Cilegon
  • Hukum
  • Olahraga
  • Kesehatan
  • E-Paper

© 2021 radarbanten.co.id.